Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Novel

Novel adalah salah satu genre karya sastra yang berbentuk prosa. Kisah di dalam novel merupakan hasil karya imajinasi yang membahas tentang permasalahan kehidupan seseorang atau berbagai tokoh. Cerita di dalam novel dimulai dengan munculnya persoalan yang dialami oleh tokoh dan diakhiri dengan penyelesaian masalahnya. Novel memiliki cerita yang lebih rumit dibandingkan dengan cerita pendek. Tokoh dan tempat yang diceritakan di dalam novel sangat beragam dan membahas waktu yang lama dalam penceritaan.[1] Penokohan di dalam novel menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku dalam kisah yang diceritakan. Novel terdiri dari bab dan sub-bab tertentu sesuai dengan kisah ceritanya.

Penulis novel disebut novelis atau ceritawan.

Genre novel digambarkan memiliki "sejarah yang berkelanjutan dan komprehensif selama sekitar dua ribu tahun".[2] Pandangan ini melihat novel berawal dari Yunani dan Romawi Klasik, abad pertengahan, awal roman modern, dan tradisi novella. Novella adalah suatu istilah dalam bahasa Italia untuk menggambarkan cerita singkat, yang dijadikan istilah dalam bahasa Inggris saat ini sejak abad ke-18. Ian Watt, sejarawan sastra Inggris, menuliskan dalam bukunya The Rise of The Novel (1957) bahwa novel pertama muncul pada awal abad ke-18.

Miguel de Cervantes, penulis Don Quixote, sering disebut sebagai novelis Eropa terkemuka pertama di era modern. Bagian pertama dari Don Quixote diterbitkan tahun 1605.[3]

Roman adalah narasi prosa panjang yang terkait erat dengan novel. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, roman adalah karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Walter Scott mendefinisikannya sebagai "narasi fiktif dalam bentuk prosa atau sajak. Tujuannya adalah menjadikan peristiwa di dalamnya sebagai peristiwa yang luar biasa dan jarang terjadi", sementara dalam novel "peristiwa-peristiwanya adalah rentetan peristiwa nyata yang biasa terjadi dalam kehidupan manusia dan keadaan masyarakat saat itu".[4] Tetapi, banyak roman, termasuk roman-roman historis karya Scott,[5] Wuthering Heights karya Emily Brontë,[6] dan Moby-Dick karya Herman Melville,[7] sering juga disebut novel. Roman yang disebutkan di sini berbeda dengan roman percintaan fiksi populer atau novel roman. Bahasa-bahasa Eropa lainnya tidak membedakan antara roman dan novel: "a novel is le roman, der Roman, il romanzo."[8]

Unsur Intrinsik[9]

  • Tokoh, pelaku dalam cerita.[10]
  • Alur atau plot, rangkaian peristiwa atau jalinan cerita dari awal sampai akhir disusun berdasarkan hubungan kausalitas.
  • Latar atau setting, gambaran yang digunakan untuk menempatkan peristiwa di dalam suatu penceritaan fiksi. Menyatakan tempat, waktu, dan suasana.
  • Amanat, pesan yang ingin disampaikan penulis. Pesan merupakan sesuatu yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, bermakna dalam hidup, memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup.
  • Sudut pandang atau point of view, adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.

Penentuan Genre Novel

Madame de Pompadour menghabiskan sorenya dengan sebuah buku, 1756.

Novel adalah narasi fiksi panjang yang menceritakan pengalaman manusia secara lebih dekat. Novel di era modern biasanya menggunakan gaya prosa sastra dan pengembangan novel bentuk prosa tersebut saat ini telah didukung dengan inovasi-inovasi dalam dunia percetakan dan diperkenalkannya kertas murah pada abad ke-15.

Kata ini berasal dari bahasa Italia novella artinya "baru", "berita", atau "cerita pendek mengenai sesuatu yang baru", dan kata itu sendiri berasal dari bahasa Latin novella, bentuk jamak dari novellus, yang disingkat novus, artinya "baru".[n 1]

Narasi fiksi

Fiksionalitas adalah hal yang paling sering disebut sebagai pembeda antara novel dengan historiografi, tetapi kriteria ini dapat menjadi masalah. Pada periode modern awal, para penulis narasi historis sering menyertakan pemikiran-pemikiran yang berakar pada keyakinan tradisional untuk memperindah bagian cerita atau menambah kredibilitas pada suatu opini. Sejarawan juga membuat gaya penulisan yang serupa untuk tujuan didaktik. Di sisi lain, novel dapat menggambarkan realitas sosial, politik, dan kepribadian dari suatu tempat dan periode waktu dengan kejelasan dan detail yang tidak ditemukan dalam tulisan-tulisan sejarah.

Prosa sastra

Dalam novel modern, bentuk prosa lebih disukai daripada sajak, tetapi pendahulu novel modern Eropa menyertakan epos-epos sajak dalam rumpun bahasa Roman dari selatan Prancis, khususnya karya-karya Chrétien de Troyes (akhir abad ke-12), dan dalam bahasa Inggris pertengahan (The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer (sekitar 1343-1400)).[12] Bahkan pada abad ke-19, narasi fiktif dalam sajak, seperti Don Juan (1824) karya Lord Byron, Yevgeniy Onegin (1833) karya Alexander Pushkin, dan Aurora Leigh (1856) karya Elizabeth Barret Browning, bersaing dengan dengan novel prosa. The Golden Gate (1986) karya Vikram Seth adalah contoh novel sajak terbaru.[13]

Isi prosa: mengalami lebih dekat

Baik pada abad ke-12 di Jepang maupun abad ke-15 di Eropa, fiksi prosa menciptakan situasi membaca yang lebih dekat. Di sisi lain, epos sajak, termasuk Odyssey dan Aeneid, telah dibacakan untuk khalayak pilihan, ini lebih dekat daripada pertunjukan drama di teater.

Dunia baru dari mode individualistis, pandangan pribadi, perasaan akrab, keinginan rahasia, "tingkah laku", dan "kesopansantunan" menyebar bersama novel dan roman prosa yang terkait.

Panjang prosa

Novel saat ini adalah genre terpanjang dari fiksi prosa naratif, diikuti oleh novella, cerita pendek, dan fiksi kilat. Akan tetapi, kritikus pada abad ke-17 melihat panjang epos roman dan novel bersaing ketat. Tidak dapat ditetapkan definisi yang tepat mengenai perbedaan panjang antara kedua jenis fiksi tersebut. Syarat panjang novel secara tradisional berhubungan dengan pendapat bahwa sebuah novel harus mencakup "keseluruhan hidup."[14]

Panjang sebuah novel masih menjadi hal penting karena kebanyakan penghargaan sastra menggunakan panjang sebagai kriteria dalam sistem penilaian.[n 2]

Ciri

  • Menceritakan sebagian kehidupan yang luar biasa,
  • Terjadinya konflik hingga menimbulkan perubahan nasib,
  • Terdapat beberapa alur atau jalan cerita,
  • Terdapat beberapa insiden yang mempengaruhi jalan cerita,
  • Perwatakan atau penokohan dilukiskan secara mendalam.[16]

Struktur

Struktur novel secara umum sama dengan struktur cerpen, yaitu abstrak orientasi komplikasi evaluasi resolusi dan koda. Hanya saja karena novel merupakan genre teks makro, dalam tubuh novel terkandung beberapa genre mikro. Misalnya jika dalam tubuh suatu novel terkandung teks deskriptif maka novel tersebut juga mengandung struktur teks deskriptif, yakni pernyataan umum, urutan sebab akibat, dan resolusi.

Jenis

  • Picaresque novel. Novel yang berbentuk episodik. Berisi kisah petualangan eksentrik dan kisah kepahlawanan luar biasa. Contohnya serial novel petualangan, Terlibat di Trowulan dan Terlibat di Bromo karya Dwianto Setyawan atau serial novel kepahlawanan, seperti Gajah Mada karangan Langit Kresna Hariadi.
  • Epistolary novel. Bentuknya, seperti surat, jurnal atau buku harian. Gaya penulisannya popular. Novel jenis ini sekarang jumlahnya cukup banyak salah satunya Dealova karya Dyan Nuranindaya.
  • Historical novel. Di Indonesia sering disebut novel sejarah, yakni novel berlatar sejarah. Contohnya Anak Semua Bangsa karangan Pramodya, Roman Revolusi karya Ramadhan K.H., Rahasia Meede karya E.S Ito.
  • Regional novel. Novel yang mengambil latar di suatu daerah tertentu, contohnya adalah Cintaku di Kampus Biru Karya Ashadi Siregar yang terbit taun 1974 dan telah mengalami cetak ulang ke-10 ini merupakan contoh novel jenis regional. Karena novel tersebut mengambil seting kampus UGM Yogyakarta.
  • Bildongs roman. Secara lughawi, istilah yang berasal dari bahasa Jerman ini berarti novel perkembangan. Jenis novel ini mengambil latar perkembangan anak-anak, termasuk autobiografi fiktif. Novel Great Expectations karya Charles Dickens adalah salah satu contohnya.
  • Roman a these. Secara harfiah, istilah dari bahasa Prancis ini berarti novel argumen. Novel jenis ini di Indonesia dapat ditemui dari karya Parakitri T. Simbolon, Kusni Kasdut.
  • Roman a clef. Secara bahasa, istilah Prancis ini bermakna novel yang memiliki kunci khusus. Novel yang ditulis berdasarkan imajinasi di satu pihak dan dipadukan dengan karakter manusia secara terselubung di pihak lain. Contohnya, novel Point Counter Point karangan Aldous Huxley.
  • Roman-fieuve. Secara harfiah, istilah Prancis ini berarti novel arus. Tema dan cakupan karakter novel ini luas dan panjang, membentuk beberapa serial novel. Contohnya Balada Si Roy karya Gola Gong bisa menjadi contoh dalam novel Indonesia.
  • Non-fiktional novel. Novel yang ditulis berdasarkan kisah nyata dan benar-benar pernah terjadi, meskipun tidak sama persis. Contohnya adalah Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.[17]

Catatan

  1. ^ The term novel is a truncation of the Italian word novella (from the plural of Latin novellus, a late variant of novus, meaning "new"), so that what is now, in most languages, a diminutive denotes historically the parent form. The novella was a kind of enlarged anecdote like those to be found in the 14th-century Italian classic Boccaccio's Decameron, each of which exemplifies the etymology well enough.[11]
  2. ^ Nebula Award yang diberikan oleh organisasi The Science Fiction and Fantasy Writers of America menetapkan kategori karya penerima penghargaan sebagai berikut: Novel - 40.000 kata atau lebih, Novella - antara 17.500-39.999 kata, Novelet - antara 7.500-17.499 kata, dan Cerita Pendek - 7.499 kata atau kurang.[15]

Referensi

  1. ^ Kosasih, E. (2008). Apresiasi Sastra Indonesia (PDF). Jakarta: Nobel Edumedia. hlm. 54. ISBN 978-602-8219-57-0. 
  2. ^ Doody 1997, hlm. 1
  3. ^ Merriam Webster Inc., ed. (1995). "novel". Merriam-Webster's Encyclopedia of Literature (dalam bahasa bahasa Inggris). Springfield, Massachusetts: Merriam-Webster. hlm. 819. ISBN 9780877790426. Diakses tanggal 14-07-2016. 
  4. ^ "Essay on Romance", Prose Works volume vi, hlm. 129, dikutip dalam "Introduction" to Walter Scott's Quentin Durward, ed. Susan Maning. Oxford: Oxford University Press, 1992, hlm. xxv.
  5. ^ "Introduction" to Walter Scott's Quentin Durward, ed. Susan Maning, hlm. xxv-xxvii.
  6. ^ Moers, Ellen (1977). Literary Women: The Great Writers (dalam bahasa bahasa Inggris). Oxford University Press. ISBN 978-0195035827. 
  7. ^ McCrum, Robert (13-01-2014). "The 100 best novels: No 17 – Moby-Dick by Herman Melville (1851)". The Guardian (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 14-07-2016. 
  8. ^ Doody 1997, hlm. 15
  9. ^ Suryaman, Maman; Suherli; Istiqomah (2018). Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 118–119. ISBN 978-602-472-098-8. 
  10. ^ author., Nurgiyantoro, Burhan,. Teori pengkajian fiksi. hlm. 165. ISBN 978-979-420-820-5. OCLC 893941089. 
  11. ^ Burgess, Anthony. "Novel". Encyclopædia Britannica (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 02-08-2009. 
  12. ^ Doody 1997, hlm. 18-3, 187
  13. ^ Doody 1997, hlm. 187
  14. ^ Lukács, György (1971). The Theory of the Novel: A historico-philosophical essay on the forms of great epic literature (dalam bahasa bahasa Inggris). Diterjemahkan oleh Anna Bostock. Cambridge, Massachusetts: The MIT Press. ISBN 9780262620277. 
  15. ^ "Nebula Rules" (dalam bahasa bahasa Inggris). Science Fiction and Fantasy Writers of America, Inc. Diakses tanggal 14-07-2016. 
  16. ^ Wicaksono, Andri (2017). Pengkajian Prosa Fiksi (edisi revisi). Yogyakarta: Garudhawaca. hlm. 80. ISBN 978-602-6581-03-7. 
  17. ^ Bahry, Salman El (2019). Meraih Miliaran Rupiah dari Menulis: Siapa Pun Anda Bisa Jadi Penulis. Yogyakarta: SPASI MEDIA. hlm. 92. ISBN 978-623-7532-83-5. 

Bacaan lanjutan

Kembali kehalaman sebelumnya