Lipida dapat didefinisikan secara luas sebagai molekul kecil hidrofobik atau amfifilik; sifat amfifilik beberapa lipida memungkinkan mereka untuk membentuk struktur seperti vesikel, liposom multilamelar/unilamelar, atau membran dalam lingkungan akuatik. Lipida biologis berasal, seluruhnya atau sebagian, dari dua jenis subunit biokimia atau "blok-pembangun" yang berbeda, yaitu gugus ketoasil dan isoprena.[5] Dengan menggunakan pendekatan ini, lipida dapat dibagi menjadi delapan kategori: asam lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subunit ketoasil); dan lipid sterol serta lipid prenol (berasal dari kondensasi subunit isoprena).[5]
Meskipun istilah lipida kadang-kadang digunakan sebagai sinonim untuk lemak, lemak adalah subkelompok lipida yang disebut trigliserida. Lipida juga mencakup molekul seperti asam lemak dan turunannya (termasuk tri-, di-, monogliserida, dan fosfolipid), serta metabolit lainnya yang mengandung sterol seperti kolesterol.[7] Meskipun manusia dan mamalia lainnya menggunakan berbagai jalur biosintesis untuk memecah dan menyintesis lipida, beberapa lipida esensial tidak dapat dibuat dengan cara ini dan harus diperoleh dari makanan.
Kategori lipida
Asam lemak
Asam lemak (atau residu asam lemak ketika mereka merupakan bagian dari lipida) adalah kelompok untuk molekul-molekul yang disintesis oleh elongasi rantai sebuah asetil-KoA primer dengan gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA dalam proses yang disebut sintesis asam lemak.[8][9] Mereka terbentuk dari rantai hidrokarbon yang diakhiri oleh gugus asam karboksilat; penataan ini membuat molekul asam lemak memiliki ujung hidrofilik yang polar, dan ujung hidrofobik yang nonpolar dan tidak larut dalam air. Struktur asam lemak merupakan salah satu pengelompokan yang paling mendasar pada lipida biologis, dan banyak digunakan sebagai blok pembangun untuk sebagian besar lipida yang lebih kompleks. Rantai karbon, biasanya dengan panjang antara empat hingga 24 karbon,[10] dapat bersifat jenuh maupun tak jenuh, dan dapat berikatan dengan gugus fungsi yang mengandung oksigen, halogen, nitrogen, dan belerang. Jika asam lemak mengandung ikatan rangkap, terdapat kemungkinan ia memiliki isomer geometricis atau trans, yang berpengaruh terhadap konfigurasi molekulnya secara signifikan. Ikatan rangkap cis- menyebabkan rantai asam lemak melengkung dan berimbas pada pelipatgandaan ikatan rangkap dalam rantai karbon. Tiga ikatan rangkap dalam asam linolenat (C-18), rantai lemak asil yang paling melimpah dalam membran tilakoid, mengakibatkan membran ini sangat “cair” meskipun suhu lingkungan rendah.[11] Ini juga membuat asam linolenat menampilkan puncak-puncak tajam pada spektrum kloroplas saat dilihat dengan NMR C-13 resolusi tinggi. Hal ini pada gilirannya memainkan peran penting dalam struktur dan fungsi membran sel.[12] Sebagian besar asam lemak alami mempunyai konfigurasi cis, meskipun bentuk trans-nya ada dalam beberapa lemak dan minyak yang alami atau yang telah dihidrogenasi parsial.[13]
Contoh asam lemak yang penting secara biologis adalah kelompok eikosanoid, yang utamanya diturunkan dari asam arakidonat dan asam eikosapentaenoat, yang meliputi prostaglandin, leukotriena, dan tromboksana. Asam dokosaheksanoat juga penting dalam sistem biologis, terutama yang berhubungan dengan penglihatan.[14][15] Kelas utama lain dalam kategori asam lemak adalah ester lemak dan amida lemak. Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia yang penting seperti ester lilin, turunan-turunan asam lemak tioester koenzim A, turunan-turunan asam lemak tioester ACP, dan asam lemak karnitin. Amida lemak meliputi senyawa N-asil etanolamina, seperti penghantar saraf kanabinoidanandamida.[16]
Gliserolipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol tersubstitusi mono-, di-, dan tri-,[17] yang paling terkenal adalah triester asam lemak dari gliserol, yang disebut trigliserida. Istilah "triasilgliserol" terkadang digunakan sebagai sinonim "trigliserida". Dalam senyawa ini, tiga gugus hidroksil dari gliserol masing-masing mengalami esterifikasi, biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena berfungsi sebagai cadangan energi, lipid ini terdapat dalam sebagian besar cadangan lemak di dalam jaringan hewan. Hidrolisis ikatan ester pada trigliserida serta pelepasan gliserol dan asam lemak dari jaringan adiposa disebut "mobilisasi lemak".[18]
Subkelas gliserolipid lainnya adalah glikosilgliserol, yang ditandai dengan keberadaan satu residu gula atau lebih yang melekat pada gliserol via ikatan glikosidik. Contoh struktur di dalam kategori ini adalah digalaktosildiasilgliserol yang dijumpai di dalam membran tumbuhan[19] dan seminolipid dari sel sperma mamalia.[20]
Gliserofosfolipid
Gliserofosfolipid, biasanya dirujuk sebagai fosfolipid, terdapat cukup banyak di alam dan merupakan komponen kunci lipid dwilapis dalam sel,[21] serta terlibat dalam metabolisme dan sinyal komunikasi antarsel.[22] Jaringan saraf, termasuk otak, mengandung cukup banyak gliserofosfolipid. Perubahan komposisi zat ini dapat mengakibatkan berbagai kelainan saraf.[23] Gliserofosfolipid dapat dibagi menjadi beberapa kelas yang berbeda, berdasarkan sifat gugus kepala polar pada posisi sn-3 kerangka gliserol dalam eukariota dan bakteri, atau posisi sn-1 dalam kasus arkea.[24]
Contoh gliserofosfolipid yang ditemukan di dalam membran biologis adalah fosfatidilkolina (juga dikenal sebagai PC, GPCho, atau lesitin), fosfatidiletanolamina (PE atau GPEtn), dan fosfatidilserin (PS atau GPSer). Selain berperan sebagai komponen primer membran sel dan tempat perikatan bagi protein intraseluler dan antarseluler, beberapa gliserofosfolipid di dalam sel-sel eukariotik, seperti fosfatidilinositol dan asam fosfatidat adalah prekursor, ataupun sendirinya adalah "kurir sekunder" yang diturunkan dari membran.[25] Biasanya, satu atau kedua gugus hidroksil ini terasilasi dengan asam lemak berantai panjang, meski terdapat gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil dan 1Z-alkenil (plasmalogen). Terdapat juga varian dialkileter pada arkaebakteria.[26]
Sfingolipid
Sfingolipid adalah keluarga senyawa-senyawa kompleks[27] yang berbagi fitur struktural yang sama, yaitu kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara de novo dari asam aminoserina dan asil lemak KoA berantai panjang, yang kemudian diubah menjadi seramida, fosfosfingolipid, glisosfingolipid, dan senyawa-senyawa lainnya. Basa sfingoid utama pada mamalia umumnya merujuk pada sfingosina. Seramida (basa N-asil-sfingoid) adalah subkelas utama turunan basa sfingoid dengan suatu asam lemak berikatan amida. Asam lemaknya biasanya adalah asam lemak jenuh atau tak jenuh tunggal dengan panjang rantai antara 16 dan 26 atom karbon.[28]
Nama sfingolipid diambil dari mitologi Yunani, Sfinks, setengah wanita dan setengah singa yang membinasakan siapa saja yang tidak dapat menjawab teka-tekinya. Sfingolipid ditemukan oleh Johann Thudichum pada tahun 1874 sebagai teka-teki yang sangat rumit dari jaringan otak.
Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin (seramida fosfokolina),[30] sementara pada serangga terutama mengandung seramida fosfoetanolamina[31] dan pada fungi memiliki fitoseramida fosfoinositol dan gugus kepala yang mengandung manosa.[32]
Glikosfingolipid adalah sekelompok molekul beraneka ragam yang tersusun dari satu residu gula atau lebih yang berikatan dengan basa sfingoid melalui ikatan glikosidik. Contohnya adalah glikosfingolipid sederhana dan kompleks seperti serebrosida dan gangliosida.
Lipida sterol
Lipid sterol, seperti kolesterol dan turunannya, adalah komponen penting dalam lipid membran,[33] bersama dengan gliserofosfolipid dan sfingomielin. Steroid, semuanya diturunkan dari penyatuan struktur inti empat cincin yang sama, memiliki peran biologis yang bervariasi seperti hormon dan molekul pensinyalan. Steroid 18-karbon (C18) meliputi keluarga estrogen, sementara steroid C19 terdiri dari androgen seperti testosteron dan androsteron. Subkelas C21 meliputi progestagen, juga glukokortikoid dan mineralokortikoid.[34]Sekosteroid, terdiri dari beragam bentuk vitamin D, dikarakterisasi oleh perpecahan cincin B dari struktur inti.[35] Contoh lain dari sterol adalah asam empedu dan konjugat-konjugatnya,[36] yang pada mamalia merupakan turunan kolesterol yang teroksidasi dan disintesis di dalam hati. Pada tumbuhan, senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol, stigmasterol, dan brasikasterol; senyawa terakhir ini juga digunakan sebagai penanda biologis bagi pertumbuhan alga.[37] Sterol dominan di dalam membran sel fungi adalah ergosterol.[38]
Lipida prenol
Lipid prenol disintesis dari prekursor berkarbon 5 isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat yang sebagian besar dihasilkan melalui jalur asam mevalonat (MVA).[39] Isoprenoid sederhana (alkohol linear, difosfat, dan lain-lain) terbentuk dari adisi unit C5 secara terus menerus, dan diklasifikasi menurut banyaknya satuan terpena ini. Struktur yang mengandung lebih dari 40 karbon dikenal sebagai politerpena. Karotenoid adalah isoprenoid sederhana yang penting yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai prekursor vitamin A.[40] Contoh kelas molekul yang penting secara biologis lainnya adalah kuinon dan hidrokuinon, yang mengandung ekor isoprenoid yang melekat pada inti kuinonoid yang tidak berasal dari isoprenoid.[41]Vitamin E dan vitamin K, juga ubikuinon, adalah contoh kelas ini. Prokariota mensintesis poliprenol (disebut baktoprenol) yang satuan isoprenoid terminalnya, yang melekat pada oksigen, tetap tak jenuh, sedangkan pada poliprenol hewan (dolikol) isoprenoid terminalnya telah direduksi.[42]
Sakarolipida
Sakarolipid atau glukolipid adalah asam lemak yang terikat langsung dengan kerangka gula[44] dan membentuk struktur yang sesuai dengan membran dwilapis. Pada sakarolipid, monosakarida menggantikan kerangka gliserol pada gliserolipid dan gliserofosfolipid. Sakarolipid yang paling dikenal adalah prekursor glukosamina terasilasi dari komponen lipid Alipopolisakarida dalam bakteri Gram-negatif. Molekul Lipid-A yang umum adalah disakarida dari glukosamina, yang diturunkan hingga tujuh rantai asil-lemak. Lipopolisakarida minimal yang diperlukan untuk pertumbuhan E. coli adalah Kdo2-Lipid A, yakni disakarida yang terasilasi di enam lokasi pada gugus glukosamina dan diglikosilasikan dengan dua residu asam 3-deoksi-D-mano-oktulosonat (Kdo).[43]
Sel eukariotik berada dalam organel berbatas membran yang melaksanakan fungsi biologis yang berbeda. Gliserofosfolipid adalah komponen struktural utama pada membran biologis, seperti membran plasma sel dan membran intrasel organel; dalam sel hewan membran plasma secara fisik memisahkan komponen intrasel dari lingkungan ekstrasel. Gliserofosfolipid adalah molekul amfipatik (mengandung daerah hidrofobik dan hidrofilik sekaligus) yang mengandung inti gliserol yang terikat dengan "ekor" asam lemak yang diturunkan dari ikatan ester, dan satu "kepala" gugus fosfat. Sementara gliserofosfolipid adalah komponen utama dari membran biologis, komponen non-gliserida lipid lainnya seperti sfingomielin dan sterol (terutama kolesterol di dalam membran sel hewani) juga ditemukan. di membran biologis.[48] Pada tumbuhan dan alga, galaktosildiasilgliserol,[49] dan sulfokuinovosildiasilgliserol,[19] yang tidak memiliki gugus fosfat, adalah komponen penting dari membran kloroplas dan organel terkait dan merupakan lipida yang paling melimpah di jaringan fotosintesis, termasuk tumbuhan tinggi, alga dan bakteri tertentu.
Membran tanaman tilakoid memiliki komponen lipida terbesar berupa non-dwilapis yang terbentuk dari monogalaktosil digliserida (MGDG), dan fosfolipid kecil; meskipun komposisi lipida ini unik, membran tilakoid kloroplas telah terbukti mengandung matriks lipida dwilapis dinamis seperti yang terungkap dari studi resonansi magnetik dan mikroskop elektron.[50]
Membran biologis adalah suatu bentuk lipid dwilapisfase lamelar. Pembentukan lipida dwilapis adalah proses eksoterm ketika gliserofosfolipid yang dijelaskan di atas berada dalam lingkungan akuatik.[51] Ini dikenal sebagai efek hidrofobik. Dalam sebuah sistem akuatik, kepala polar lipida menyelaraskan menuju lingkungan akuatik yang polar, sedangkan ekor hidrofobik meminimalkan kontak mereka dengan air dan cenderung mengelompok bersama-sama, membentuk vesikel; tergantung pada konsentrasi lipid, interaksi biofisik ini dapat mengakibatkan pembentukan misel, liposom, dan lipid dwilapis. Agregasi lain juga diamati dan merupakan bagian dari perilaku polimorfisme amfifil (lipida). Perilaku fase adalah bidang studi dalam biofisika dan merupakan subjek penelitian akademis saat ini.[52][53] Misel dan dwilapis terbentuk di media polar dengan proses yang dikenal sebagai efek hidrofobik.[54] Ketika melarutkan zat lipofilik atau amfifilik dalam lingkungan polar, molekul polar (yaitu, air dalam larutan akuatik) menjadi lebih teratur di sekitar zat lipofilik terlarut, karena molekul polar tidak dapat membentuk ikatan hidrogen pada daerah lipofilik suatu amfifil. Jadi dalam lingkungan akuatik, molekul air membentuk suatu orde "kandang klatrat" di sekitar molekul lipofilik terlarut.[55]
Pembentukan lipida dalam membran protosel merupakan langkah kunci dalam model abiogenesis, asal usul kehidupan.[56]
Cadangan energi
Trigliserida, yang disimpan dalam jaringan adiposa, adalah bentuk utama cadangan energi baik dalam hewan maupun tumbuhan. Adiposit, atau sel lemak, dirancang untuk melakukan sintesis dan pemecahan berkesinambungan trigliserida dalam hewan, dengan pengendali utama pemecahan adalah dengan mengaktivasi enzim yang peka terhadap hormon, lipase.[57] Oksidasi lengkap asam lemak menghasilkan kalori tinggi, sekitar 9 kkal/g, dibandingkan dengan 4 kkal/g hasil pemecahan karbohidrat dan protein. Burung yang sedang bermigrasi dan harus menempuh jarak yang jauh tanpa makanan menggunakan energi yang disimpan dari trigliserida sebagai bahan bakar.[58]
Pensinyalan
Dalam beberapa tahun terakhir, telah muncul bukti yang menunjukkan bahwa pensinyalan lipid adalah bagian penting dari pensinyalan sel.[59][60] Pensinyalan lipid dapat terjadi melalui aktivasi reseptor terhubung protein G atau reseptor inti, dan anggota beberapa kategori lipid yang berbeda telah diidentifikasi sebagai molekul sinyal dan kurir sel.[61] Ini termasuk sfingosina-1-fosfat, suatu sfingolipid yang diturunkan dari seramida yang merupakan molekul kurir potensial yang terlibat dalam mengatur mobilisasi kalsium,[62] pertumbuhan sel, dan apoptosis;[63]diasilgliserol ( DAG) dan fosfat fosfatidilinositol (PIPs), yang terlibat dalam aktivasi protein kinase C yang dimediasi oleh kalsium;[64] prostaglandin, yang merupakan salah satu jenis asam lemak yang diturunkan dari eikosanoid yang terlibat dalam peradangan dan imunitas;[65] hormon steroid seperti sebagai estrogen, testosteron dan kortisol, yang memodulasi sejumlah fungsi seperti reproduksi, metabolisme dan tekanan darah; serta oksisterol seperti 25-hidroksi-kolesterol yang merupakan reseptor liver X agonis.[66] Lipid fosfatidilserina yang diketahui terlibat dalam pensinyalan untuk fagositosis sel dan/atau potongan sel apoptosis. Mereka melakukannya dengan memaparkan bagian luar membran sel setelah inaktivasi flipase yang menempatkan mereka secara eksklusif di sisi sitosol dan aktivasi skramblase, yang berebut orientasi fosfolipid. Setelah ini terjadi, sel-sel lain mengenali fosfatidilserina dan memfagositasi sel atau fragmen sel yang memapar mereka.[67]
Fungsi lainnya
Vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E and K) – yang merupakan lipid berbasis isoprena – adalah nutrisi esensial yang disimpan di dalam liver dan jaringan lemak, dengan fungsi yang beragam. Asil-karnitin terlibat dalam transportasi dan metabolisme asam lemak di dalam dan di luar mitokondria, tempat mereka mengalami oksidasi beta.[68] Poliprenol dan turunannya yang terfosforilasi juga memainkan peran transportasi penting, dalam kasus ini adalah transportasi oligosakarida melalui membran. Gula poliprenol fosfat dan gula poliprenol difosfat berfungsi dalam reaksi glikosilasi di luar sitoplasma, dalam biosintesis polisakarida ekstrasel (misalnya, polimerisasi peptidoglikan dalam bakteri), dan dalam N-glikosilasi protein eukariotik.[69][70]Kardiolipin adalah subkelas gliserofosfolipid yang mengandung empat rantai asil dan tiga gugus gliserol yang cukup melimpah dalam membran dalam mitokondria.[71][72] Mereka dipercaya dapat mengaktivasi enzim yang terlibat dalam fosforilasi oksidatif.[73] Lipid juga merupakan dasar dari pembentukan hormon steroid.[74]
Metabolisme
Sumber lipida dalam makanan utama bagi manusia dan hewan lainnya adalah trigliserida, sterol, dan membran fosfolipid hewani dan nabati. Proses metabolisme lipida mensintesis dan mendegradasi cadangan lipida dan menghasilkan karakteristik lipida struktural dan fungsional dalam jaringan individu.
Biosintesis
Pada hewan, bila ada kelebihan asupan karbohidrat, kelebihan karbohidrat diubah menjadi trigliserida. Ini melibatkan sintesis asam lemak dari asetil-KoA dan esterifikasi asam lemak dalam produksi trigliserida, suatu proses yang disebut lipogenesis.[75] Asam lemak dibuat oleh asam lemak sintase yang mempolimerisasi dan kemudian mereduksi unit asetil-KoA. Rantai asil pada asam lemak diperluas oleh siklus reaksi yang menambahkan gugus asetil, mereduksinya menjadi alkohol, mendehidrasinya menjadi gugus alkena dan kemudian mereduksi lagi menjadi gugus alkana. Enzim biosintesis asam lemak dibagi menjadi dua kelompok, pada hewan dan jamur semua reaksi asam lemak sintase ini dilakukan oleh protein multifungsi tunggal,[76] sementara pada plastida tumbuhan dan bakteri enzim terpisah melakukan setiap langkah di jalur tersebut.[77][78] Asam lemak selanjutnya dapat dikonversi menjadi trigliserida yang disimpan dalam lipoprotein dan disekresi dari hati.
Sintesis trigliserida terjadi di retikulum endoplasma melalui jalur metabolisme di mana gugus asil dalam asil-COA lemak dipindahkan ke gugus hidroksil pada gliserol-3-fosfat dan diasilgliserol.[80]
Oksidasi beta adalah proses metabolisme ketika asam lemak dipecah di dalam mitokondria dan/atau peroksisom untuk menghasilkan asetil-KoA. Untuk sebagian besar, asam lemak dioksidasi oleh suatu mekanisme yang mirip, tapi tidak identik dengan, kebalikan dari proses sintesis asam lemak. Artinya, fragmen dua karbon dikeluarkan secara berurutan dari ujung karboksil asam setelah langkah dehidrogenasi, hidrasi, dan oksidasi untuk membentuk asam beta-keto, yang dipecah melalui tiolisis. Asetil-KoA kemudian diubah menjadi ATP, CO, dan H menggunakan siklus asam sitrat dan rantai transpor elektron. Oleh karena itu siklus asam sitrat dapat mulai dari asetil-KoA ketika lemak dipecah untuk energi jika glukosa yang tersedia hanya sedikit atau tidak ada sama sekali. Energi yang dihasilkan dari oksidasi lengkap asam lemak palmitat adalah ATP 106.[85] Asam lemak tak jenuh dan berantai ganjil membutuhkan langkah-langkah enzimatik tambahan untuk degradasi.
Nutrisi dan kesehatan
Sebagian besar lemak yang ditemukan dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid. Beberapa lemak diet diperlukan untuk memudahkan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K) serta karotenoid.[86] Manusia dan mamalia mempunyai persyaratan diet untuk asam lemak esensial tertentu, seperti asam linoleat (suatu asam lemak omega-6) dan asam alfa-linolenat (asam lemak omega-3) karena mereka tidak dapat disintesis dari prekursor sederhana dalam makanan.[79] Kedua asam lemak ini adalah asam lemak tak jenuh karbon-18 dengan perbedaan pada jumlah dan posisi ikatan rangkap. Sebagian besar minyak sayur kaya akan asam linoleat (minyak kesumba, bunga matahari, dan jagung). Asam alfa-linolenat ditemukan dalam tanaman berdaun hijau, dan dalam biji-bijian tertentu, kacang, dan tanaman polong (terutama minyak biji rami, rapa, kenari, dan kedelai).[87]Minyak ikan sangat kaya akan asam lemak omega-3 berantai panjang yaitu asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA).[88] Sejumlah besar penelitian telah menunjukkan manfaat kesehatan yang positif terkait dengan konsumsi asam lemak omega-3 pada perkembangan bayi, kanker, penyakit jantung, dan berbagai penyakit mental, seperti depresi, gangguan hiperaktivitas karena kurang perhatian, dan demensia.[89][90] Sebaliknya, sekarang telah tertanam kuat bahwa konsumsi lemak trans, seperti yang terdapat dalam minyak sayur terhidrogenasi sebagian, adalah faktor risiko gangguan kardiovaskular.[91][92][93]
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa total asupan lemak makanan ada hubungannya dengan peningkatan risiko obesitas[94][95] dan diabetes.[96] Namun, sejumlah studi yang sangat besar, termasuk Women's Health Initiative Dietary Modification Trial, sebuah studi delapan tahun pada 49.000 perempuan, Nurses' Health Study dan Health Professionals Follow-up Study, mengungkapkan tidak ada hubungan tersebut.[97][98] Tak satu pun dari studi ini menyatakan hubungan antara persentase kalori dari lemak dan risiko kanker, penyakit jantung, atau penambahan berat badan. The Nutrition Source, sebuah situs yang dikelola oleh Department of Nutrition di Harvard School of Public Health, merangkum bukti saat ini pada dampak lemak makanan: "Detail penelitian—kebanyakan dilakukan di Harvard—menunjukkan bahwa jumlah total lemak dalam makanan tidak benar-benar terkait dengan berat badan atau penyakit.[99]
Lipid fenolik kelas produk alami yang terdiri dari rantai alifatik panjang dan cincin fenolik, yang terdapat pada tanaman, jamur dan bakteri
Referensi
^Maitland, Jr Jones (1998), Organic Chemistry, W W Norton & Co Inc (Np), hlm. 139, ISBN978-0-393-97378-5Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Mashaghi S, Jadidi T, Koenderink G, Mashaghi A. (2013), "Lipid nanotechnology", International Journal of Molecular Sciences, 14 (2): 4242–4282, doi:10.3390/ijms14024242, PMID23429269Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Michelle A, Hopkins J, McLaughlin CW, Johnson S, Warner MQ, LaHart D, Wright JD. (1993), Human Biology and Health, Englewood Cliffs, New Jersey, USA: Prentice Hall, ISBN978-0-13-981176-0Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Vance JE, Vance DE. (2002), Biochemistry of Lipids, Lipoproteins and Membranes, Amsterdam: Elsevier, ISBN978-0-444-51139-3Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Brown HA, ed. (2007), "Lipodomics and Bioactive Lipids: Mass Spectrometry Based Lipid Analysis", Methods in Enzymology, Boston: Academic Press, 423, ISBN978-0-12-373895-0Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penyunting (link)
^Hunt SM, Groff JL, Gropper SAS. (1995), Advanced Nutrition and Human Metabolism, Belmont, California: West Pub. Co., hlm. 98, ISBN978-0-314-04467-9Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Yashroy RC. (1987), "13C NMR studies of lipid fatty acyl chains of chloroplast membranes", Indian Journal of Biochemistry and Biophysics, 24 (6): 177–178Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Hunter JE. (2006), "Dietary trans fatty acids: review of recent human studies and food industry responses", Lipids, 41 (11): 967–992, doi:10.1007/s11745-006-5049-y, PMID17263298Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Fezza F, De Simone C, Amadio D, Maccarrone M. (2008). "Fatty acid amide hydrolase: a gate-keeper of the endocannabinoid system". Subcellular Biochemistry. 49: 101–32. doi:10.1007/978-1-4020-8831-5_4. PMID18751909.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Coleman RA, Lee DP. (2004). "Enzymes of triacylglycerol synthesis and their regulation". Progress in Lipid Research. 43: 134–176. doi:10.1016/S0163-7827(03)00051-1.
^Ivanova PT, Milne SB, Byrne MO, Xiang Y, Brown HA. (2007), "Glycerophospholipid identification and quantitation by electrospray ionization mass spectrometry", Methods in Enzymology, 432: 21–57, doi:10.1016/S0076-6879(07)32002-8, ISBN978-0-12-373895-0, PMID17954212Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Bouillon R, Verstuyf A, Mathieu C, Van Cromphaut S, Masuyama R, Dehaes P, Carmeliet G. (2006). "Vitamin D resistance". Best Practice & Research. Clinical Endocrinology & Metabolism. 20 (4): 627–45. doi:10.1016/j.beem.2006.09.008. PMID17161336. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-04. Diakses tanggal 2010-02-24.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Brunmark A, Cadenas E. (1989). "Redox and addition chemistry of quinoid compounds and its biological implications". Free Radical Biology & Medicine. 7 (4): 435–77. doi:10.1016/0891-5849(89)90126-3. PMID2691341.
^ abRaetz CR, Garrett TA, Reynolds CM, Shaw WA, Moore JD, Smith DC Jr, Ribeiro AA, Murphy RC,Ulevitch RJ, Fearns C, Reichart D, Glass CK, Benner C, Subramaniam S, Harkewicz R, Bowers-Gentry RC, Buczynski MW, Cooper JA, Deems RA, Dennis EA. (2006). "Kdo2-Lipid A of Escherichia coli, a defined endotoxin that activates macrophages via TLR-4". Journal of Lipid Research. 47: 1097–111. doi:10.1194/jlr.M600027-JLR200. PMID16479018.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^(Inggris)"Glucolipid". Farlex free dictionary. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-24. Diakses tanggal 2010-02-23.
^Walsh CT. (2004), "Polyketide and nonribosomal peptide antibiotics: modularity and versatility", Science, 303 (5665): 1805–1810, doi:10.1126/science.1094318, PMID15031493Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Caffrey P, Aparicio JF, Malpartida F, Zotchev SB. (2008), "Biosynthetic engineering of polyene macrolides towards generation of improved antifungal and antiparasitic agents", Current Topics in Medicinal Chemistry, 8 (8): 639–640, doi:10.2174/156802608784221479, PMID18473889Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Heinz E. (1996), W.W. Christie, ed., Plant glycolipids: structure, isolation and analysis, Vol. 3., in Advances in Lipid Methodology, Oily Press, Dundee, hlm. 211–332, ISBN978-0-9514171-6-4Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Yashroy RC. (1990), "Magnetic resonance studies of dynamic organisation of lipids in chloroplast membranes", Journal of Biosciences, 15 (4): 281–288, doi:10.1007/BF02702669Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Segré D, Ben-Eli D, Deamer D, Lancet D. (2001), "The Lipid World"(PDF), Origins of Life and Evolution of Biospheres, 31 (1–2): 119–145, doi:10.1023/A:1006746807104, PMID11296516, diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2008-09-11, diakses tanggal 2016-01-27Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Brasaemle DL. (2007), "Thematic review series: adipocyte biology. The perilipin family of structural lipid droplet proteins: stabilization of lipid droplets and control of lipolysis", Journal of Lipid Research, 48 (12): 2547–2559, doi:10.1194/jlr.R700014-JLR200, PMID17878492Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Wang X. (2004), "Lipid signaling", Current Opinion in Plant Biology, 7 (3): 329–236, doi:10.1016/j.pbi.2004.03.012, PMID15134755Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Eyster KM. (2007), "The membrane and lipids as integral participants in signal transduction", Advances in Physiology Education, 31 (1): 5–16, doi:10.1152/advan.00088.2006, PMID17327576Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Hinkovska-Galcheva V, VanWay SM, Shanley TP, Kunkel RG. (2008), "The role of sphingosine-1-phosphate and ceramide-1-phosphate in calcium homeostasis", Current Opinion in Investigational Drugs, 9 (11): 1191–1205, PMID18951299Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Klein C, Malviya AN. (2008), "Mechanism of nuclear calcium signaling by inositol 1,4,5-trisphosphate produced in the nucleus, nuclear located protein kinase C and cyclic AMP-dependent protein kinase", Frontiers in Bioscience, 13 (13): 1206–1226, doi:10.2741/2756, PMID17981624Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Boyce JA. (2008), "Eicosanoids in asthma, allergic inflammation, and host defense", Current Molecular Medicine, 8 (5): 335–349, doi:10.2174/156652408785160989, PMID18691060Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Bełtowski J. (2008), "Liver X receptors (LXR) as therapeutic targets in dyslipidemia", Cardiovascular Therapy, 26 (4): 297–316, doi:10.1111/j.1755-5922.2008.00062.x.Periksa nilai |doi= (bantuan), PMID19035881Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Biermann M, Maueröder C, Brauner JM,Chaurio R, Janko C, Herrmann M, Muñoz LE. (2013), "Surface code—biophysical signals for apoptotic cell clearance", Physical Biology, 10 (6): 065007, doi:10.1088/1478-3975/10/6/065007, PMID24305041Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Indiveri, C; Tonazzi, A; Palmieri, F (1991), "Characterization of the unidirectional transport of carnitine catalyzed by the reconstituted carnitine carrier from rat liver mitochondria", Biochimica et Biophysica Acta, 1069 (1): 110–6, doi:10.1016/0005-2736(91)90110-t, PMID1932043Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Parodi AJ, Leloir LF. (1979), "The role of lipid intermediates in the glycosylation of proteins in the eucaryotic cell", Biochimica et Biophysica Acta, 559 (1): 1–37, doi:10.1016/0304-4157(79)90006-6, PMID375981Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Helenius A, Aebi M. (2001), "Intracellular functions of N-linked glycans", Science, 291 (5512): 2364–2369, doi:10.1126/science.291.5512.2364, PMID11269317Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Nowicki M, Frentzen M. (2005), "Cardiolipin synthase of Arabidopsis thaliana", FEBS Letters, 579 (10): 2161–2165, doi:10.1016/j.febslet.2005.03.007, PMID15811335Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Chirala S, Wakil S. (2004), "Structure and function of animal fatty acid synthase", Lipids, 39 (11): 1045–1053, doi:10.1007/s11745-004-1329-9, PMID15726818Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^White SW, Zheng J, Zhang YM, Rock CO. (2005), "The structural biology of type II fatty acid biosynthesis", Annual Review of Biochemistry, 74: 791–831, doi:10.1146/annurev.biochem.74.082803.133524, PMID15952903Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Ohlrogge J, Jaworski J. (1997), "Regulation of fatty acid synthesis", Annual Review of Plant Physiology and Plant Molecular Biology, 48: 109–136, doi:10.1146/annurev.arplant.48.1.109, PMID15012259Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Lichtenthaler H. (1999), "The 1-dideoxy-D-xylulose-5-phosphate pathway of isoprenoid biosynthesis in plants", Annual Review of Plant Physiology and Plant Molecular Biology, 50: 47–65, doi:10.1146/annurev.arplant.50.1.47, PMID15012203Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Lees N, Skaggs B, Kirsch D, Bard M. (1995), "Cloning of the late genes in the ergosterol biosynthetic pathway of Saccharomyces cerevisiae—a review", Lipids, 30 (3): 221–226, doi:10.1007/BF02537824, PMID7791529Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Russo GL (2009), "Dietary n-6 and n-3 polyunsaturated fatty acids: from biochemistry to clinical implications in cardiovascular prevention", Biochemical Pharmacology, 77 (6): 937–946, doi:10.1016/j.bcp.2008.10.020, PMID19022225Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Riediger ND, Othman RA, Suh M, Moghadasian MH (2009), "A systemic review of the roles of n-3 fatty acids in health and disease", Journal of the American Dietic Association, 109 (4): 668–679, doi:10.1016/j.jada.2008.12.022, PMID19328262Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Galli C, Risé P. (2009), "Fish consumption, omega 3 fatty acids and cardiovascular disease. The science and the clinical trials", Nutrition and Health (Berkhamsted, Hertfordshire), 20 (1): 11–20, doi:10.1177/026010600902000102, PMID19326716Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Dalainas I, Ioannou HP (2008), "The role of trans fatty acids in atherosclerosis, cardiovascular disease and infant development", International Angiology: a Journal of the International Union of Angiology, 27 (2): 146–156, PMID18427401Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Mozaffarian D, Willett WC (2007), "Trans fatty acids and cardiovascular risk: a unique cardiometabolic imprint?", Current Atherosclerosis Reports, 9 (6): 486–93, doi:10.1007/s11883-007-0065-9, PMID18377789Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Astrup A, Dyerberg J, Selleck M, Stender S. (2008), "Nutrition transition and its relationship to the development of obesity and related chronic diseases", Obes Rev, 9 (S1): 48–52, doi:10.1111/j.1467-789X.2007.00438.x, PMID18307699Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Astrup A (2005), "The role of dietary fat in obesity", Seminars in Vascular Medicine, 5 (1): 40–47, doi:10.1055/s-2005-871740, PMID15968579Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Astrup A. (2008), "Dietary management of obesity", JPEN Journal of Parenteral and Enteral Nutrition, 32 (5): 575–577, doi:10.1177/0148607108321707, PMID18753397Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Beresford SA, Johnson KC, Ritenbaugh C, Lasser NL, Snetselaar LG, Black HR et al. (2006), "Low-fat dietary pattern and risk of colorectal cancer: the Women's Health Initiative Randomized Controlled Dietary Modification Trial", Journal of the American Medical Association, 295 (6): 643–654, doi:10.1001/jama.295.6.643, PMID16467233Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link) Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link)
^Howard BV, Manson JE, Stefanick ML, Beresford SA, Frank G, Jones B et al. (2006), "Low-fat dietary pattern and weight change over 7 years: the Women's Health Initiative Dietary Modification Trial", Journal of the American Medical Association, 295 (1): 39–49, doi:10.1001/jama.295.1.39, PMID16391215Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link) Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link)
ApolloLipidsDiarsipkan 2005-07-20 di Wayback Machine. - Menyediakan informasi pencegahan dan perawatan penyakit kardiovaskular dan dislipidemia, juga program pendidikan kedokteran yang sinambung.
National Lipid Association - Organisasi pendidikan kedokteran profesional bagi tenaga perawatan kesehatan yang mencari cara untuk mencegah ketaksehatan dan kematian akibat dislipidemia dan kelainan yang terkait-kolesterol.