Modifikasi pascatranskripsi adalah serangkaian proses biologis yang umum pada sebagian besar sel eukariotik ketika transkrip primerRNA diubah secara kimiawi setelah transkripsi dari sebuah gen untuk menghasilkan molekul RNA yang matang dan fungsional yang kemudian dapat meninggalkan inti sel dan melakukan salah satu fungsinya di dalam sel.[1]
Ada banyak jenis modifikasi pascatranskripsi yang dicapai melalui berbagai kelas mekanisme molekuler. Salah satu contohnya adalah konversi prekursor transkrip RNA duta (mRNA) menjadi RNA duta matang yang kemudian mampu diterjemahkan menjadi protein. Proses ini meliputi tiga langkah utama yang secara signifikan mengubah struktur kimia molekul RNA: penambahan topi 5', penambahan ekor poliadenilasi 3', dan penjalinan RNA. Pemrosesan ini penting untuk translasigenom eukariotik yang benar karena prekursor mRNA awal yang dihasilkan oleh transkripsi sering kali mengandung baik ekson (urutan penyandi) maupun intron (urutan nonpenyandi); penjalinan RNA menghilangkan intron dan menghubungkan ekson secara langsung, sedangkan topi dan ekor memfasilitasi pengangkutan mRNA ke ribosom dan melindunginya dari degradasi molekuler.[2] Modifikasi pascatranskripsi juga dapat terjadi selama pemrosesan transkrip lain yang akhirnya menjadi RNA transfer, RNA ribosomal, atau jenis RNA lain yang digunakan oleh sel.
^Berg, Jeremy Mark; Tymoczko, John L.; Stryer, Lubert (2007). Biochemistry (edisi ke-6). New York: W.H. Freeman. hlm. 836. ISBN0-7167-8724-5. OCLC61500079. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-17. Diakses tanggal 2020-11-25.
Hames, David; Hooper, Nigel (2006). Instant Notes Biochemistry. Annales de Biologie Clinique. 58 (edisi ke-3). Leeds: Taylor and Francis. hlm. 767. ISBN978-0-415-36778-3. PMID11098183.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)