Pinault S.A. didirikan sebagai sebuah perusahaan perdagangan kayu pada tahun 1963 oleh François Pinault. Setelah perusahaan ini melantai di Euronext Paris pada tahun 1988, perusahaan ini berubah menjadi konglomerat ritel dengan nama Pinault-Printemps-Redoute (PPR) pada tahun 1994, dan kembali berubah menjadi konglomerat barang mewah dengan nama Kering pada tahun 2013. Saham grup ini merupakan komponen CAC 40 sejak tahun 1995. François-Henri Pinault menjadi Presiden dan CEO Kering sejak tahun 2005. Pada tahun 2019, pendapatan grup ini mencapai €15,9 milyar.[1]
Sejarah
Dari perdagangan kayu ke ritel
Pada tahun 1963, dengan menggunakan dana pinjaman dari keluarga dan bank, François Pinault mendirikan Établissements Pinault di Brittany (Prancis). Perusahaan tersebut bergerak di perdagangan kayu. Perusahaan tersebut lalu diubah namanya menjadi Pinault S.A. dan mengalami pertumbuhan pesat. Pada tahun 1988, Pinault S.A. resmi melantai di Bursa Saham Paris.[2]
Pada tahun 1989, Pinault S.A. membeli 20% saham CFAO, sebuah konglomerat distribusi asal Prancis yang eksis di seantero Afrika. Pada tahun 1990, Pinault S.A. dan CFAO resmi digabung, dan François Pinault pun menjadi kepala dari grup yang terbentuk akibat penggabungan tersebut. Grup tersebut lalu mengakuisisi sejumlah peritel, antara lain Conforama (peritel furnitur asal Prancis) pada tahun 1991, Printemps (toserba di Paris) pada tahun 1992, yang juga memiliki 54% saham La Redoute, serta Fnac (peritel buku, multimedia, dan elektronik asal Prancis) pada tahun 1994. Untuk menyesuaikan dengan bisnis barunya tersebut, grup ini mengubah namanya menjadi Pinault-Printemps-Redoute pada tahun 1994.[2]
Pada tahun 1999, Pinault-Printemps-Redoute membeli 42% saham Gucci dengan harga $3 milyar dan 100% saham Yves Saint Laurent.[3][4][5] Akuisisi ini menandai pergeseran fokus perusahaan ke produksi barang mewah. Setelah Gucci, Pinault-Printemps-Redoute mengakuisisi Boucheron (2000), Bottega Veneta (2001), Balenciaga (2001), serta menjalin kemitraan strategis dengan Alexander McQueen dengan Stella McCartney.[6] Pada tahun 2004, Pinault-Printemps-Redoute berhasil menguasai 99,4% saham Gucci.[7]
Dari ritel ke barang mewah
Pada tahun 2003, François Pinault menyerahkan kepemilikan Artémis, perusahaan induk yang mengendalikan Pinault-Printemps-Redoute, ke anaknya, François-Henri. Pada tahun 2005, François-Henri Pinault resmi menjadi Presiden dan CEO Pinault-Printemps-Redoute, menggantikan Serge Weinberg.[8] Grup ini lalu mengubah namanya menjadi PPR.[9] PPR lalu mengakuisisi Sowind Group (pemilik Girard-Perregaux) dan Brioni (2011),[10]Pomellato Group (Pomellato dan Dodo, 2012),[11]Qeelin (2012),[12]Christopher Kane (2013),[13] dan Ulysse Nardin (2014).[14] Untuk menegaskan pergeseran fokus bisnisnya, PPR lalu menjual aset ritelnya, yakni Le Printemps (2006),[15] Conforama (2011),[16] CFAO (2012),[17] Fnac (2012), dan La Redoute (2013).[18] PPR juga mengembangkan portofolio Olahraga & Gaya Hidup dengan mengakuisisi Puma (2007),[8]Cobra Golf (2010),[19] dan Volcom (2011).[20]. Namun PPR kemudian menjual Cobra dan Volcom, dan saat ini Kering hanya memegang sedikit saham Puma.
Pada tanggal 22 Maret 2013, PPR resmi mengubah namanya menjadi Kering untuk memperkuat pergeseran fokusnya ke produksi barang mewah. Dilafalkan [kɛːʁiŋ], mirip seperti sebuah kata dalam Bahasa Inggris, yakni "caring", nama baru ini terinspirasi dari daerah asal Pinault, yakni Brittany, di mana kêr berarti "rumah". Logo baru juga menampilkan burung hantu sebagai emblemnya. Burung yang dapat memutar kepalanya hingga 270 derajat ini merupakan hewan favorit François Pinault.[21][22]
Pada bulan Desember 2014, Alessandro Michele ditunjuk sebagai direktur kreatif Gucci, dan segera merevitalisasi kreatifitas, relevansi mode, dan profitabilitas dari perusahaan tersebut.[23][24] Dari tahun 2014 hingga 2017, penjualan Gucci pun naik dua kali lipat dari 3.497,2 juta euro menjadi 6.211,2 juta euro.[25] Pada tahun 2015, pasca kesuksesan Hedi Slimane sebagai direktur kreatif Yves Saint Laurent selama empat tahun, Kering menunjuk Anthony Vaccarello sebagai direktur baru Yves Saint Laurent. Vaccarello diminta merevolusi merek tersebut sembari menjaga laju pertumbuhannya.[26] Pada bulan Oktober 2015, Kering menunjuk Demna Gvasalia sebagai direktur kreatif Balenciaga.[27] Pada tahun 2013, grup ini meluncurkan merek kacamata Kering Eyewear. Pada bulan Maret 2017, Richemont mengakuisisi 30% saham Kering Eyewear dan memperbolehkan Kering mengakuisisi pabrik kacamata milik Cartier di Sucy-en-Brie (Prancis).[28]
Pada bulan November 2018, grup ini mengumumkan berakhirnya kolaborasi dengan Yoox, dan akan segera membuka toko daringnya sendiri pada tahun 2020,[29] serta meluncurkan kemitraan dengan Apple guna membuat aplikasi seluler untuk sektor barang mewah.[30][31] Grup ini juga mengumumkan rencananya untuk berekspansi ke produksi perhiasan mewah pada pertengahan tahun 2019[32] dan meluncurkan Torre Kering, kantor baru Kering di Milan, Italia dengan luas 11.000 m².[33]
Pada bulan Maret 2018, Kering setuju menjual saham Stella McCartney yang dipegangnya ke pemiliknya semula.[34] Kering lalu resmi sepenuhnya menjadi produsen barang mewah setelah menjual Puma (2018)[35] dan Volcom (2019).[36] Setelah berhasil mengakuisisi sejumlah merek barang mewah, Kering lalu lebih fokus mengembangkan merek-merek tersebut, tidak lagi fokus mengakuisisi merek lain.[37] Pada tahun 2019, Kering mencatatkan pendapatan sebesar 15.383 milyar euro, naik sebesar 16,2% dari pendapatan tahun 2018.[1]
Keberlanjutan
Pada bulan April 2012, Kering mengungkapkan serangkaian rencana untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan secara signifikan. Grup ini lalu mengembangkan metode akuntansi "Laba & Rugi Lingkungan" untuk melacak progresnya.[38] Pada tahun 2017, grup ini mempresentasikan program keberlanjutan baru yang menargetkan pengurangan dampak lingkungan globalnya hingga 40% pada tahun 2025, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dari PBB.[39][40]
Pada bulan September 2013, saham Kering resmi menjadi bagian dari Indeks Keberlanjutan Dow Jones[41] dan disebut sebagai produsen barang mewah, pakaian, dan tekstil paling berkelanjutan pada indeks Global 100 yang disusun oleh Corporate Knights pada tahun 2018[42][43]