Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Kering

Kering S.A.
Sebelumnya
Pinault S.A.
Pinault-Printemps-Redoute
PPR
Société Anonyme
Kode emitenEuronextKER
Komponen CAC 40
IndustriKemewahan
Didirikan1963; 61 tahun lalu (1963)
PendiriFrançois Pinault
Kantor pusat40 rue de Sèvres, Paris 7e, Prancis
Tokoh kunci
Francois-Henri Pinault
(Chairman dan CEO)
ProdukBarang mewah
Pendapatan€15,9 milyar (2019)
€4,78 milyar (2019)
€2,3 milyar (2019)
Total aset€27,148 milyar (2019)
Total ekuitas€10,438 milyar (2019)
Karyawan
38.000 (2019)
Anak usaha
Situs webkering.com
Catatan kaki / referensi
[1] Facebook: keringgroup X: KeringGroup Instagram: kering_official LinkedIn: kering Youtube: UCMDZYZibcyrf99iEa4CQJkA Modifica els identificadors a Wikidata

Kering (bahasa Prancis: [kɛːʁiŋ]) adalah sebuah grup internasional yang berkantor pusat di Paris (Prancis) dan fokus pada produksi barang mewah. Merek yang dimiliki oleh Kering antara lain Gucci dan Yves Saint Laurent.

Pinault S.A. didirikan sebagai sebuah perusahaan perdagangan kayu pada tahun 1963 oleh François Pinault. Setelah perusahaan ini melantai di Euronext Paris pada tahun 1988, perusahaan ini berubah menjadi konglomerat ritel dengan nama Pinault-Printemps-Redoute (PPR) pada tahun 1994, dan kembali berubah menjadi konglomerat barang mewah dengan nama Kering pada tahun 2013. Saham grup ini merupakan komponen CAC 40 sejak tahun 1995. François-Henri Pinault menjadi Presiden dan CEO Kering sejak tahun 2005. Pada tahun 2019, pendapatan grup ini mencapai €15,9 milyar.[1]

Sejarah

Dari perdagangan kayu ke ritel

Pada tahun 1963, dengan menggunakan dana pinjaman dari keluarga dan bank, François Pinault mendirikan Établissements Pinault di Brittany (Prancis). Perusahaan tersebut bergerak di perdagangan kayu. Perusahaan tersebut lalu diubah namanya menjadi Pinault S.A. dan mengalami pertumbuhan pesat. Pada tahun 1988, Pinault S.A. resmi melantai di Bursa Saham Paris.[2]

Pada tahun 1989, Pinault S.A. membeli 20% saham CFAO, sebuah konglomerat distribusi asal Prancis yang eksis di seantero Afrika. Pada tahun 1990, Pinault S.A. dan CFAO resmi digabung, dan François Pinault pun menjadi kepala dari grup yang terbentuk akibat penggabungan tersebut. Grup tersebut lalu mengakuisisi sejumlah peritel, antara lain Conforama (peritel furnitur asal Prancis) pada tahun 1991, Printemps (toserba di Paris) pada tahun 1992, yang juga memiliki 54% saham La Redoute, serta Fnac (peritel buku, multimedia, dan elektronik asal Prancis) pada tahun 1994. Untuk menyesuaikan dengan bisnis barunya tersebut, grup ini mengubah namanya menjadi Pinault-Printemps-Redoute pada tahun 1994.[2]

Pada tahun 1999, Pinault-Printemps-Redoute membeli 42% saham Gucci dengan harga $3 milyar dan 100% saham Yves Saint Laurent.[3][4][5] Akuisisi ini menandai pergeseran fokus perusahaan ke produksi barang mewah. Setelah Gucci, Pinault-Printemps-Redoute mengakuisisi Boucheron (2000), Bottega Veneta (2001), Balenciaga (2001), serta menjalin kemitraan strategis dengan Alexander McQueen dengan Stella McCartney.[6] Pada tahun 2004, Pinault-Printemps-Redoute berhasil menguasai 99,4% saham Gucci.[7]

Dari ritel ke barang mewah

Pada tahun 2003, François Pinault menyerahkan kepemilikan Artémis, perusahaan induk yang mengendalikan Pinault-Printemps-Redoute, ke anaknya, François-Henri. Pada tahun 2005, François-Henri Pinault resmi menjadi Presiden dan CEO Pinault-Printemps-Redoute, menggantikan Serge Weinberg.[8] Grup ini lalu mengubah namanya menjadi PPR.[9] PPR lalu mengakuisisi Sowind Group (pemilik Girard-Perregaux) dan Brioni (2011),[10] Pomellato Group (Pomellato dan Dodo, 2012),[11] Qeelin (2012),[12] Christopher Kane (2013),[13] dan Ulysse Nardin (2014).[14] Untuk menegaskan pergeseran fokus bisnisnya, PPR lalu menjual aset ritelnya, yakni Le Printemps (2006),[15] Conforama (2011),[16] CFAO (2012),[17] Fnac (2012), dan La Redoute (2013).[18] PPR juga mengembangkan portofolio Olahraga & Gaya Hidup dengan mengakuisisi Puma (2007),[8] Cobra Golf (2010),[19] dan Volcom (2011).[20]. Namun PPR kemudian menjual Cobra dan Volcom, dan saat ini Kering hanya memegang sedikit saham Puma.

Pada tanggal 22 Maret 2013, PPR resmi mengubah namanya menjadi Kering untuk memperkuat pergeseran fokusnya ke produksi barang mewah. Dilafalkan [kɛːʁiŋ], mirip seperti sebuah kata dalam Bahasa Inggris, yakni "caring", nama baru ini terinspirasi dari daerah asal Pinault, yakni Brittany, di mana kêr berarti "rumah". Logo baru juga menampilkan burung hantu sebagai emblemnya. Burung yang dapat memutar kepalanya hingga 270 derajat ini merupakan hewan favorit François Pinault.[21][22]

Pada bulan Desember 2014, Alessandro Michele ditunjuk sebagai direktur kreatif Gucci, dan segera merevitalisasi kreatifitas, relevansi mode, dan profitabilitas dari perusahaan tersebut.[23][24] Dari tahun 2014 hingga 2017, penjualan Gucci pun naik dua kali lipat dari 3.497,2 juta euro menjadi 6.211,2 juta euro.[25] Pada tahun 2015, pasca kesuksesan Hedi Slimane sebagai direktur kreatif Yves Saint Laurent selama empat tahun, Kering menunjuk Anthony Vaccarello sebagai direktur baru Yves Saint Laurent. Vaccarello diminta merevolusi merek tersebut sembari menjaga laju pertumbuhannya.[26] Pada bulan Oktober 2015, Kering menunjuk Demna Gvasalia sebagai direktur kreatif Balenciaga.[27] Pada tahun 2013, grup ini meluncurkan merek kacamata Kering Eyewear. Pada bulan Maret 2017, Richemont mengakuisisi 30% saham Kering Eyewear dan memperbolehkan Kering mengakuisisi pabrik kacamata milik Cartier di Sucy-en-Brie (Prancis).[28]

Pada bulan November 2018, grup ini mengumumkan berakhirnya kolaborasi dengan Yoox, dan akan segera membuka toko daringnya sendiri pada tahun 2020,[29] serta meluncurkan kemitraan dengan Apple guna membuat aplikasi seluler untuk sektor barang mewah.[30][31] Grup ini juga mengumumkan rencananya untuk berekspansi ke produksi perhiasan mewah pada pertengahan tahun 2019[32] dan meluncurkan Torre Kering, kantor baru Kering di Milan, Italia dengan luas 11.000 m².[33]

Pada bulan Maret 2018, Kering setuju menjual saham Stella McCartney yang dipegangnya ke pemiliknya semula.[34] Kering lalu resmi sepenuhnya menjadi produsen barang mewah setelah menjual Puma (2018)[35] dan Volcom (2019).[36] Setelah berhasil mengakuisisi sejumlah merek barang mewah, Kering lalu lebih fokus mengembangkan merek-merek tersebut, tidak lagi fokus mengakuisisi merek lain.[37] Pada tahun 2019, Kering mencatatkan pendapatan sebesar 15.383 milyar euro, naik sebesar 16,2% dari pendapatan tahun 2018.[1]

Keberlanjutan

Pada bulan April 2012, Kering mengungkapkan serangkaian rencana untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan secara signifikan. Grup ini lalu mengembangkan metode akuntansi "Laba & Rugi Lingkungan" untuk melacak progresnya.[38] Pada tahun 2017, grup ini mempresentasikan program keberlanjutan baru yang menargetkan pengurangan dampak lingkungan globalnya hingga 40% pada tahun 2025, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dari PBB.[39][40]

Pada bulan September 2013, saham Kering resmi menjadi bagian dari Indeks Keberlanjutan Dow Jones[41] dan disebut sebagai produsen barang mewah, pakaian, dan tekstil paling berkelanjutan pada indeks Global 100 yang disusun oleh Corporate Knights pada tahun 2018[42][43]

Referensi

  1. ^ a b c Annual results 2019
  2. ^ a b Staff, Guardian (1999-04-03). "From timber merchant to corporate axeman". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2019-08-25. 
  3. ^ "Gucci Group Agrees to Sell 40% Stake to French Retailer". Latimes.com. 20 March 1999. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  4. ^ Sri Ramakrishnan (16 November 1999). "Gucci to Buy Parent Of Yves Saint Laurent". Washingtonpost.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  5. ^ "Gucci fades on court ruling". Cnn.com. 27 May 1999. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  6. ^ McNeil, Peter; Riello, Giorgio (19 May 2016). Luxury: A Rich History. Oxford University Press. hlm. 256. ISBN 9780191640278. 
  7. ^ Suzanne Kapner (23 March 2004). "PPR moves to buy last 30% of Gucci Group". Nypost.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  8. ^ a b Joshua Levine (15 February 2013). "The Man Behind the Curtain". Nytimes.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  9. ^ François Pinault just gave $109 million to help rebuild the Notre-Dame. Meet the French billionaire who owns Christie’s and founded the luxury giant behind Gucci
  10. ^ Christina Passariello (8 November 2011). "PPR Buys Menswear Brand Brioni". Wsj.com. Diakses tanggal 24 December 2013. 
  11. ^ Luisa Zargani, Miles Socha (24 April 2013). "Kering Acquires Pomellato". Wwd.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  12. ^ "PPR acquires majority stake in Chinese Qeelin". Fashiounited.com. 9 December 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-13. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  13. ^ Ella Alexander (15 January 2013). "PPR Buys Majority Stake In Christopher Kane". Vogue.co.uk. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  14. ^ Elizabeth Doerr (30 July 2014). "Kering (Previously PPR, Gucci Group) Acquires Ulysse Nardin". Forbes.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  15. ^ Sara Gay Forden, Jacqueline Simmons (20 June 2006). "As sales fall, PPR works to unload Printemps". Nytimes.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  16. ^ PPR Looks to Sell Conforama
  17. ^ Toyota Tsusho to buy PPR stake in CFAO
  18. ^ PPR says in talks to sell La Redoute by year-end
  19. ^ "Puma acquires Cobra Golf and announces becoming Cobra-Puma Golf". Worldgolf.com. 10 May 2010. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  20. ^ Chris V. Nicholson (2 May 2011). "PPR to Buy Volcom, a Sportswear Maker". Nytimes.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  21. ^ "PPR to Show Breton Roots With Rebranding as Kering" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-09. 
  22. ^ Anthony DeMarco (18 June 2013). "It's Official: PPR Becomes Kering; Reportedly In Talks To Acquire Richard Mille". Forbes.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  23. ^ Harriet Agnew (10 February 2017). "Kering reports strongest revenue growth since 2012". Ft.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  24. ^ Robert William (26 April 2017). "Gucci's Latest Revival Fueled by Sequins Rather Than Sex". Bloomberg.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  25. ^ Limei Hoang (27 October 2016). "Marco Bizzarri on Gucci's Remarkable Turnaround". Businessoffashion.com. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  26. ^ Maura Brannigan (10 February 2017). "10 months after Hedi Slimane's departure, Yves Saint Laurent is still Kering's big money-maker". Fashionista.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  27. ^ Jess Cartner-Morley (2 October 2016). "Demna Gvasalia reinvigorates Balenciaga with strategic disrespect". Theguardian.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  28. ^ Deeny, FashionNetwork com,Godfrey. "Kering inks eyewear partnership with Cartier". FashionNetwork.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-04-07. 
  29. ^ Sarah White; Pascale Denis (25 November 2018). "Kering takes e-commerce in-house in online luxury battle". Reuters.com. Diakses tanggal 8 January 2018. 
  30. ^ "Grupo francés Kering se alía con Apple". CNN (dalam bahasa Spanyol). 2018-11-27. Diakses tanggal 2019-04-07. 
  31. ^ "Luxury goods group Kering steps up digital strategy with new Apple..." Reuters (dalam bahasa Inggris). 2018-11-26. Diakses tanggal 2019-04-07. 
  32. ^ "Gucci to add sparkle with high-end jewels, Kering's Pinault says". Reuters (dalam bahasa Inggris). 2018-11-30. Diakses tanggal 2019-04-07. 
  33. ^ "Il colosso del lusso sbarca a Milano, ecco la 'Torre Kering': 9 piani per 11mila metri quadrati". MilanoToday (dalam bahasa Italia). Diakses tanggal 2019-04-07. 
  34. ^ Ben Stevens (29 March 2018). "Kering offloads entire stake in Stella McCartney". Retailgazette.co.uk. Diakses tanggal 19 June 2018. 
  35. ^ Beth Wright (16 May 2018). "Kering officially spins off Puma". Just-style.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-13. Diakses tanggal 19 June 2018. 
  36. ^ "ABG grabs Volcom from Kering". Retail Dive (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-04-07. 
  37. ^ Comment Kering est devenu un "pure player du luxe"
  38. ^ Kate Abnett (3 May 2016). "Kering Goes Public with Sustainability Report, Revealing Progress and Pain Points". Businessoffashion.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  39. ^ Elizabeth Paton (25 January 2017). "François-Henri Pinault, Kering Chief, on Why Green Is the New Black". Nytimes.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  40. ^ Libby MacCarthy (26 January 2017). "Kering to Transform Luxury Industry with Next-Gen Sustainability Strategy". Sustainablebrands.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  41. ^ Monica Karski (17 September 2015). "Kering still industry leader in Dow Jones Sustainability Indices". Fashionnetwork.com. Diakses tanggal 24 July 2017. 
  42. ^ Geoghegan, 24 January 2018By Jill. "Kering named most sustainable luxury fashion firm". Drapers (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-04-07. 
  43. ^ Lorelei Marfil (23 January 2018). "Kering Named Most Sustainable Global Corporation". Wwd.com. Diakses tanggal 20 June 2018. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya