Kabupaten Mojokerto (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦩꦙꦏꦽꦠ, Pegon: ماجاكۤرتا, translit. Måjåkěrtå; pengucapan bahasa Jawa: [mɔd͡ʒɔˈkǝrt̪ɔ]) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Secara de facto, ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Mojosari dan saat ini banyak gedung pemerintahan yang secara bertahap dipindahkan dari Kota Mojokerto ke Kecamatan Mojosari. Kabupaten yang secara resmi didirikan pada tanggal 9 Mei 1293 ini merupakan wilayah tertua ke-10 di Provinsi Jawa Timur. Setelah berakhirnya masa Majapahit yang berpusat di Trowulan, daerah ini kemudian dikenal dengan nama Kadipaten Japan.
Geografi
Secara geografis wilayah Kabupaten Mojokerto terletak antara 111°20’13” s/d 111°40’47” Bujur Timur dan antara 7°18’35” s/d 7°47” Lintang Selatan. Secara administratif wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 kecamatan, dan 304 desa. Luas wilayah secara keseluruhan adalah 969,4 km². Kota Mojokerto menjadi enklave dari Kabupaten Mojokerto.[6]
Batas Wilayah
Kabupaten Mojokerto berbatasan dengan beberapa wilayah, yaitu:
Berdasarkan struktur tanahnya, wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung cekung ditengah-tengah dan tinggi di bagian selatan dan utara. Bagian selatan merupakan wilayah pegunungan dengan kondisi tanah yang subur, yaitu meliputi Kecamatan Pacet, Trawas, Gondang, dan Jatirejo. Bagian tengah merupakan wilayah dataran sedang, sedangkan bagian utara yang terletak di sebelah utara sungai Brantas merupakan daerah perbukitan kapur yang cenderung kurang subur.
Berdasarkan relief dan bentuk lerengnya, wilayah penelitian ini dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelas lereng, yaitu:
Kemiringan lereng rendah (0-2 %), daerah dengan luas 409,8 km² dengan tingkat kelerengan rendah berada di sebelah utara dan tengah wilayah penelitian seperti Dawar Blandong, Kemlagi, Jetis, Puri, Mojosari, Kutorejo, Trowulan, Ngoro, dan sekitarnya. Kemiringan lereng berkisar antara 0-2% atau 0°-2° dengan ketinggian antara 0–23 m di atas permukaan laut. Sungai yang mengalir pada satuan ini di antaranya adalah Sungai Brantas dengan pola meander, lembah sungai tua, lembah sungai menyerupai huruf U, dengan tingkat erosi dominan ke arah lateral. Namun dalam perkembangannya, Sungai Brantas mengalami pendangkalan disebabkan oleh pasokan material sedimentasi yang melimpah dan proses sedimentasi yang dominan.
Kemiringan lereng sedang (2-15%), daerah dengan luas 454,8 km² dengan tingkat kelerengan sedang berada utara dan melampar hingga ke beberapa lokasi di sebelah selatan seperti daerah Jetis, Jatirejo, Dlanggu, Gondang, Pacet, Ngoro dan sekitarnya. Kemiringan lerengnya berkisar antara 2-15 % atau 2°-8° dengan ketinggian hingga mencapai 150 m di atas permukaan laut. Beberapa tempat merupakan wilayah dengan ancaman gerakan tanah sedang.
Kemiringan lereng tinggi (15 – ≥40 %), daerah dengan luas 2.290,6 km² mempunyai tingkat kemiringan lereng tinggi terdapat di sebelah selatan daerah penelitian seperti di Pacet, Trawas, Ngoro, dan sekitarnya. Satuan kemiringan lereng tinggi merupakan bagian dari rangkaian pegunungan yang tersebar di bagian selatan daerah penelitian seperti Gunung Welirang, Gunung Anjasmoro Dan Gunung Penanggungan. Kemiringan lerengnya berkisar antara 15 –≥40% atau 8°- >22° dengan ketinggian sekitar 150 mdpl hingga 3.156 mdpl.[6]
Iklim
Suhu udara di wilayah dataran rendah berkisar antara 20°–34 °C, sedang di wilayah dataran tinggi suhu udara bernilai kurang dari 19 °C. Wilayah Kabupaten Mojokerto beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau di wilayah Kabupaten Mojokerto berlangsung pada periode Mei–Oktober dengan bulan terkering adalah Agustus. Sementara itu, musim penghujan di wilayah ini berlangsung pada periode November–April dengan bulan terbasah adalah Januari yang curah hujan bulanannya lebih dari 300 mm per bulan. Curah hujan di wilayah Kabupaten Mojokerto berkisar pada angka 1.300–1.900 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 80–140 hari hujan per tahun.
Kabupaten Mojokerto terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pada awalnya, pusat pemerintahan berada tepat di Kota Mojokerto, tetapi kini banyak gedung dan kantor pemerintahan yang dipindahkan ke Kecamatan Mojosari sebelah timur kota Mojokerto setelah Kota Mojokerto berdiri pada tanggal 20 Juni1918. Kabupaten Jombang dahulu juga merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Mojokerto sebelum diberi kemandirian manjadi sebuah Kabupaten sendiri pada tahun 1910. Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan metropolitan Surabaya, yaitu Gerbangkertosusila.
DPRD Kabupaten Mojokerto terdiri dari 50 anggota. Berdasarkan hasil Pemilu 2014, perolehan kursi DPRD Kabupaten Mojokerto didominasi oleh PDI Perjuangan dengan 8 kursi.
Empat kecamatan terletak di utara sungai Brantas dan 14 kecamatan terletak dari selatan sungai Brantas sampai di kaki Gunung Welirang. Pusat pemerintahan Kabupaten Mojokerto dulu berada tepat di tengah Kota Mojokerto sebelum Kota Mojokerto berdiri. Sekarang pusat pemerintahan Kabupaten Mojokerto dipindah ke Kecamatan Mojosari yang terletak belasan kilometer di timur Kota Mojokerto. Kabupaten Jombang yang saat ini berdiri, dahulu juga merupakan bagian dari Kabupaten Mojokerto sebelum Jombang berpisah pada tahun 1910.
Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 kecamatan, 5 kelurahan, dan 299 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.104.099 jiwa dengan luas wilayah 717,83 km² dan sebaran penduduk 1.538 jiwa/km².[13][14]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Mojokerto, adalah sebagai berikut:
Kabupaten Mojokerto memiliki sejumlah objek wisata menarik, mulai dari Kabupaten Mojokerto bagian Utara, ada Kecamatan Kemlagi terdapat wisata yang cukup banyak dikunjungi yaitu Waduk Tanjungan yang terdapat di desa Tanjungan, Kemlagi. Kemudian di Kecamatan Jetis ada Watu Blorok yang konon dahulu pada saat pembangunan jalan, terdapat sebuah batu yang cukup besar yang menghalangi dan akan dipindahkan karena berada di tengah pembangunan jalan, tetapi pada esok harinya batu tersebut kembali ke posisi semula, tetapi wisata ini sekarang sepi pengunjungnya karena perawatan yang kurang. Ada pula wisata di bantaran sungai Brantas yang biasanya digunakan untuk event-event besar seperti Lomba Dayung, Lomba Layang-layang, dll.
Di kecamatan Trowulan, yang dahulu pernah menjadi pusat pemerintahan Kemaharajaan Majapahit ini memiliki banyak sisa-sisa peninggalan sejarah baik bangunan maupun artefak kuno yang berasal dari kerajaan tersebut dan masih dapat dijumpai hingga sekarang. Trowulan adalah daya tarik utama wisata sejarah di kabupaten ini, karena terdapat puluhan candi peninggalan Kerajaan Majapahit, makam raja-raja Majapahit, serta Pendopo Agung yang diperkirakan berada tepat di pusat istana Majapahit, candi yang terdapat di kecamatan ini antara lain Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Brahu, Candi Gentong, Candi Wringin Lawang, dan masih banyak Candi lain yang ditemukan.
Kawasan pegunungan di kecamatan Pacet dan Kecamatan Trawas di selatan juga merupakan kawasan wisata andalan Kabupaten Mojokerto karena pemandangan yang sangat bagus dan hawa sejuk pegunungan yang dirasa sangat nyaman, di antaranya ada Wisata Arung Jeram dan Lokasi Outbound Training OBECH Wilderness Experience, Pemandian Air Panas di Padusan, Air terjun yang banyak antaranya Air terjun Coban Canggu, Air terjun Grenjengan, Air terjun Watu Ulo, dll, juga vila-vila peristirahatan di Pacet dan Trawas.
Kabupaten Mojokerto dalam pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) melakukannya di bawah pengawasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Secara umum potensi IKM Kab.Mojokerto tersebar di berbagai desa (sentra) di tiap kecamatan. IKM yang paling menonjol di Kab.Mojokerto adalah IKM sepatu (anggota cluster alas kaki) terbukti dengan dibangunnya Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST) yang merupakan pasar sepatu pertama terbesar di Indonesia, melayani pembelian partai maupun eceran, serta spesifikasi produk alas kaki terlengkap termasuk sepatu dan sandal casual, sepatu olahraga, sepatu safety for industry, dan sebagainya.
Adapun potensi IKM lainnya yakni Perhiasan Perak dengan jumlah pengrajin terbanyak terdapat di desa Batankrajan kecamatan Gedeg, yang juga merupakan juara pertama desa percontohan se-kabupaten Mojokerto. Kebanyakan produk perhiasan perak ini dipasarkan ke Bali dan Surabaya bahkan ada yang hingga diekspor ke Jerman.
Kab.Mojokerto juga memiliki potensi IKM di bidang tekstil, di antaranya produksi tas dompet dengan pemasaran Sidoarjo dan Surabaya hingga luar daerah lainnya. Serta produksi kaos olahraga (penyedia terbesar seragam olahraga di wilayah Jawa Timur serta sebagian luar pulau Jawa), topi bordir (supplier terbesar dan tertua atribut topi hingga daerah Bandung) dan konveksi (melayani pemesanan seragam instansi negeri maupun swasta hingga luar pulau Jawa). Adapun potensi IKM di bidang seni antara lain kerajinan patung batu di daerah Trowulan dengan ciri khas budaya Majapahit, serta kerajinan cor kuningan dengan nuansa yang serupa serta aplikasi produk yang lebih luas baik untuk hiasan dalam dan luar ruangan serta tropi piala, dan segala bentuk sesuai pemesan, dengan pemasaran ke Bali hingga ekspor ke mancanegara termasuk beberapa negara-negara Eropa.
Di Kecamatan Sooko terkenal sebagai sentra industri sepatu dan sandal, Kecamatan Trowulan terkenal dengan kerajinan emas, perak, dan patung batu. Kecamatan Bangsalterkenal dengan kerupuk rambaknya dan juga sekolah polisi negara dan di Kecamatan Dawarblandong penghasil cabe terbesar di Jawa Timur.
Kabupaten Mojokerto yang juga masuk dalam kawasan pembangunan ekonomi GerBangKertoSuSiLa ini mempunyai kawasan industri yang cukup besar yaitu di Kecamatan Ngoro yakni Ngoro Industrial Park (Ngoro Industri Persada) merupakan daerah indutri terbesar di Mojokerto. Di Kecamatan Jetis juga terdapat banyak pabrik-pabrik yang didirikan namun tidak dalam satu komplek. Ada pula rencana membuat komplek industri baru di Kecamatan Kemlagi juga Dawarblandong di kawasan Kabupaten Mojokerto di Utara Sungai Brantas.
Olahraga
PS Mojokerto Putra atau (PSMP Mojokerto) adalah klub sepak bola yang berasal dari Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Klub ini bermarkas di Stadion Gajah Mada, Kecamatan Mojosari yang berkapasitas 10.000 penonton. Tim ini memperoleh dana dari dana APBD Kabupaten Mojokerto dalam jumlah yang sedikit, meskipun tidak didukung dengan dana yang sangat besar, tim ini mampu menjuarai Divisi 1 Liga Indonesia musim 2008/2009
Juara Divisi 1 Liga Indonesia 2008/2009 dan saat ini menjadi anggota Divisi Utama Liga Indonesia.
Di wilayah Kabupaten maupun Kota Mojokerto transportasi paling umum adalah kendaraan pribadi yaitu motor dan mobil. Dulu sebelum banyak pengguna kendaraan pribadi, Mojokerto tergantung sekali dengan kendaraan angkutan kota yang mengelilingi Kabupaten Mojokerto dari Kecamatan Dawarblandong ke Kota Mojokerto lalu ke Mojosari dan ke Ngoro. Namun kini pengguna kendaraan pribadi bertambah di Mojokerto yang mengakibatkan tidak terawatnya terminal-terminal angkutan kota di Mojokerto.
Terminal Kertajaya di Kota Mojokerto melayani Line ke Terminal Lespadangan dan Terminal Mojosari. Terminal ini adalah salah satu terminal tersibuk di Jawa Timur karena merupakan jalur antar kota di Jawa Timur.
Terminal Mojosari di Mojosari melayani rute Line di kawasan kabupaten Mojokerto bagian selatan.
Terminal Lespadangan di Kecamatan Gedeg melayani jalur ke Kemlagi, Dawarblandong, Jetis dan ke terminal Kertajaya di Kota Mojokerto.