Kabupaten Fakfak, terletak di kepala burung bagian Selatan Papua Barat, letaknya sangat strategis karena mempunyai hubungan dengan Kota Ambon yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan kota-kota lain di pulau Papua. Data tahun 2003 menunjukkan bahwa sebanyak 722,52 ha lahan di Kabupaten Fakfak digunakan untuk perumahan/pemukiman, 6274,58 ha untuk jasa/perkantoran, 9,9 ha untuk ladang/tegalan, dan sisanya digunakan untuk yang lain.[6]
Geografi
Kabupaten Fakfak mempuyai luas wilayah 14.320 Km2, Terletak di antara 131 ° 30'-138040'BT dan 2 ° 25'-4 ° 00'LS. Distrik Karas Merupakan daerah yang terluas Kabupaten Fakfak. Sedangkan Distrik Fakfak Tenggah merupakan daerah yang terkecil yaitu 705 Km2 atau 4,92% dari total luas Kabupaten Fakfak. Kabupaten Fakfak dengan ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut dan Tertinggi Merupakan kota terdingin di Papua Barat.[7] Berdasarkan hasil pencatatan Balai Meteorologi dan Geofisika Kabupaten fakfak, suhu udara rata-rata pada tahun 2008 berkisar antara 21,6 °C - 30,7 °C lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2007 yang tercatat antara 21,7 °C-28,9 °C.
Suhu terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 20,0 °C dan tertinggi terjadi bulan September yaitu 32,0 °C. Rata-rata kelembaban udara pada tahun 2008 sebesar 84,8% turun dibandingkan kondisi tahun sebelumnya. Rata-rata Kelembaban udara pada tahun 2008 turun sebesar 84,8% dibandingkan kondisi tahun sebelumnya. Sedangkan curah hujan rata-rata tercatat antara 3.000–3.400 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 180–230 hari hujan per tahun.
Saat ini, Bupati Fakfak dan Wakil Bupati Fakfak terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Fakfak tahun 2020 ialah Untung Tamsil dan Yohana Dina Hindom. Meraih kemenangan melalui jalur independen dengan perolehan suara berdasarkan hasil rekapitulasi dan penetapan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Fakfak sebanyak 20.271 suara, serta menumbangkan rivalnya calon pasangan Bupati dan Wakil Bupati yang diusung partai politik. Selain merupakan pasangan terpilih dari jalur independen, fakta menarik lainnya ialah Wakil Bupati terpilih Yohana Dina Hindom, SE, MM. merupakan Wakil Bupati Fakfak perempuan pertama dalam sejarah kepemimpinan di Kabupaten Fakfak.[11]
DPRD Fakfak beranggotakan 20 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Anggota DPRD Fakfak yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 17 September2019 oleh Ketua Pengadilan Negeri Fakfak, Thobias Binggai, S.H., di Ruang Sidang Utama Gedung DPRD Kabupaten Fakfak. Komposisi anggota DPRD Fakfak periode 2019-2024 terdiri dari 11 partai politik dimana Partai Golkar bertahan sebagai pemilik kursi terbanyak yaitu 4 kursi.[12][13]
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Fakfak dalam tiga periode terakhir.[14][15][16][17]
Kabupaten Fak-Fak terdiri dari 17 kecamatan, 7 kelurahan, dan 142 kampung. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 84.692 jiwa dengan luas wilayah 14.320,00 km² dan sebaran penduduk 6 jiwa/km².[18][19]
Distrik Karas merupakan distrik terluas, sedangkan Distrik Arguni merupakan distrik terkecil. Distrik Kokas merupakan distrik dengan kelurahan/kampung terbanyak, sedangkan Distrik Arguni adalah distrik dengan kelurahan/kampung tersedikit. Kelurahan hanya terdapat di 4 distrik, yaitu Distrik Fakfak, Fakfak Tengah, Pariwari dan Kokas. Berikut ini merupakan daftar distrik dan distribusi kelurahan serta kampung yang ada di Kabupaten Fakfak.[20]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Fakfak, adalah sebagai berikut:
Kota Fakfak berada paling jauh dengan Malakuli, ibu kota Distrik Karas, dan paling dekat dengan Raduria, ibu kota Distrik Fakfak Tengah. Berikut ini merupakan tabel jarak antara Kota Fakfak dengan ibu kota distrik yang ada di Kabupaten Fakfak.[6]
Kota
Jarak (km)
Fakfak - Raduria
12
Fakfak - Werba
20
Fakfak - Kramongmongga
32
Fakfak - Kokas
44
Fakfak - Patipi Pasir
63
Fakfak - Weri
100
Fakfak - Bomberay
154
Fakfak - Malakuli
200
Demografi
Mayoritas penduduknya beragama Islam, tingkat asimilasi dengan dunia luar sangat tinggi sejak lama (sebelum penjajahan Belanda). Di Kabupaten Fakfak terdapat masjid-masjid tua peninggalan abad ke-17, salah satunya adalah Masjid Tua Patimburak yang terletak di Distrik Kokas. Hal ini menunjukan bahwa Agama Islam telah masuk ke Papua sebelum abad ke-17, sebagain ahli memprediksikan bahwa telah masuk sejak abad ke-15.[21]
Masyarakat Kabupaten Fakfak sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan, terbukti dengan terciptanya sebuah semboyan yang sudah ada sejak turun temurun di kabupaten Fakfak yaitu Satu Tungku Tiga Batu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Fakfak tahun 2020 yang memeluk Islam yakni 57,79%, kemudian Kristen sebanyak 42,17% (Protestan 22,24% & Katolik 19,92%) dan BuddhaHindu sekitar 0,03%.[3] Salah satu gereja terbesar di Fakfak adalah Gereja Santo Yosep Fakfak. Suku bangsa yang ada di Fakfak termasuk suku Mbaham-Matta, Mor, Onin (Rumbati), Irarutu, Kimbaran, dan Arguni.[22]
Pariwisata
Di bidang pariwisata, Kabupaten Fak Fak memiliki beberapa situs budaya yang dapat menjadi daya tarik bagi peningkatan pembangunan di bidang pariwisata. Beberapa pusat wisata baik ekoturisme keindahan laut, peninggalan pra sejarah, keindahan alam hutannya belum membuat wisatawan mancanegara maupun domestik yang berkeinginan untuk mengunjungi Kabupaten Fak Fak dikarenakan rendahnya dan kurang memadai sarana dan prasarana penunjang pariwisata baik transaportasi darat maupun udara.
Tempat Wisata
Potensi wisata di Kabupaten Fak Fak saat ini belum tersentuh oleh investor baik dari dalam maupun luar negeri. Objek wisata yang menarik untuk dikunjungi sebagai tempat pariwisata antara lain,
Desa Ubadari (sumber air),
Distrik Kokas dengan pemandangan alam teluk dan pulau yang masih alami
Goa peninggalan Jepang pada waktu Perang Dunia II,
Situs Purbakala Kokas atau oleh masyarakat setempat biasa disebut Tapurarang. Yaitu lukisan peninggalan zaman megalitikum pada dinding-dinding gua.