Air Terjun Kayuni memiliki ekosistem hutan hujan tropis yang masih alami dengan tutupan hutan yang masih cukup lebat dengan pemandangan pegunungan Mbaham serta merupakan tempat singgah berbagai jenis burung dan salah satunya ialah Burung Cenderawasih raja, namun kini keberadaanya sudah sulit ditemui karna mulai adanya perambahan hutan.
Air Terjun Kayuni juga merupakan satu dari 5 Air Terjun Paling Indah dan Mempesona versi situs Pariwisataku.com yang dirilis pada tangal 27 Agustus 2019.[2] Air terjun ini memang sangat populer di kalangan masyarakat Kabupaten Fakfak karna aksesnya yang relatif dekat dari pusat Kota Fakfak yakni satu jam perjalanan darat. Adapun selama perjalanan, pengunjung wisata akan merasa sejuk dengan rindangnya pepohonan dan kicauan burung yang memukau.
Aksesibilitas
Air Terjun Kayuni yang terletak di Kampung Kayuni,Distrik Kramomongga dapat diakses dengan mudah dari pusat Kota Fakfak karna berdekatan dengan jalan utama dan hanya membutuhkan waktu satu hingga dua jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Air Terjun ini juga sangat mudah dijangkau untuk berfoto karna cukup berdiri di depan jalan utama, pemandangan air terjun ini sudah terlihat dengan panorama yang asri dan menyejukkan mata.
Peristiwa Kejadian
Tragedi Air Terjun Kayuni ialah sebuah tragedi yang menewaskan 3 orang pelajar sekolah menengah atas di Kabupaten Fakfak yang hanyut terseret air bah yang mengalir dengan sangat deras di Air Terjun Kayuni pada Hari Senin, 11 Desember 2017 silam. Dalam tragedi tersebut dari 4 orang yang terseret arus, hanya 1 orang yang berhasil menyelamatkan diri.[3] Tragedi Air Terjun Kayuni yang menghanyutkan keempat pelajar yang sedang berwisata tersebut sempat viral di platform media sosial. Pada akhir tahun 2017 Tragedi Air Terjun Kayuni ini menjadi kejadian paling heboh di Kabupaten Fakfak,Provinsi Papua Barat dan mengakibatkan objek wisata Air Terjun Kayuni ditutup untuk sementara waktu.