Ketika dunia nyata bersatu dengan dunia Shōnen Jump, umat manusia diserang oleh "Venom", pasukan penjahat yang tercuci otaknya dan dipimpin oleh Kane dan Galena. Untuk melawan "Venom", banyak pahlawan yang direkrut untuk bergabung dengan "Jump Force" dibawah kepemimpinan Director Glover dan mitra AI-nya yang bernama Navigator. Namun, ada oknum yang menggunakan Jump Force dan Venom sebagai upaya untuk mendapatkan artefak misterius dan menggabungkan semua dunia menjadi satu.[3]
Frieza menyerang New York City dengan pasukan Venom, dan dihadang oleh Goku; Namun, ledakan laser yang menyimpang dari Frieza dengan fatal melukai seorang warga sipil yang terjebak di zona perang. Trunks menghidupkan kembali warga sipil tersebut dengan perangkat cybernetic canggih yang disebut kubus umbra, memberi mereka potensi untuk menjadi pahlawan seperti mereka. Frieza mundur, dan ini memungkinkan Goku dan Trunks untuk membawa warga sipil tersebut kembali ke markas besar mereka, tempat mereka disambut oleh Direktur Glover. Glover menjelaskan bahwa dunia manga yang berasal dari "Jump" entah bagaimana mulai bergabung bersama dengan dunia nyata dan menggunakan kubus umbra mereka sendiri untuk mengubah manusia yang berhati jahat menjadi Venom. Kejadian ini memaksanya untuk menciptakan Jump Force—organisasi yang terdiri atas para pahlawan dari dunia "Jump", bersama dengan orang lain yang diselamatkan melalui kubus—demi memadamkan ancaman.
Kelompok ini dibagi menjadi tim Alpha, Beta dan Gamma; Goku memimpin tim Alpha (bersama dengan Piccolo, Zoro dan Gaara) untuk melawan Venom yang menyerang, Luffy memimpin tim Beta (bersama dengan Boa Hancock, Vinsmoke Sanji dan Boruto) untuk merebut kembali wilayah yang direbut Venom, sementara Naruto memimpin tim Gamma (bersama dengan Kakashi, Sasuke, Trunks dan Sabo) untuk melakukan pengintaian tersembunyi. Pahlawan baru, yang berperan sebagai karakter si pemain dalam permainan ini, diminta untuk bergabung dengan salah satu tim untuk membantu menghalau invasi.[4]
Selain itu, Light Yagami bergabung dengan Jump Force, karena dunia Jump yang telah bergabung dengan dunia nyata menetralisir kemampuan Death Note-nya; dia diam-diam mencari cara untuk mengembalikannya. Selama menjalankan misi mereka, para pahlawan menghadapi orang lain yang otaknya dicuci oleh kubus umbra gelap—kubus yang telah diisi dengan energi jahat. Untuk mengatasi ini, Jump Force mengambil kubus dan membebaskan pahlawan lain dari kendalinya, dan merekrut mereka ke sisi Jump Force. Duplikat dan klon para penjahat dari dunia Jump juga muncul, bersama dengan yang asli, menambah kebingungan para pahlawan.
Setelah pemain menyelamatkan seorang gadis amnesia bernama Angela, beberapa anggota Jump Force tiba-tiba dirasuki oleh aura jahat selama menjalankan misi, membuat mereka mencurigai bahwa ada seorang pengkhianat di antara mereka. Ketika Sanji pada awalnya disalahkan, pelaku sebenarnya rupanya adalah Angela, yang merupakan bentuk samaran dari Galena. Galena mencuri kubus umbra yang terkumpul dan memberikannya kepada tuannya, Kane—seorang lelaki yang berusaha melenyapkan umat manusia sebagai pembalasan atas kematian keluarganya. Pemain mengejar dan mengalahkan Kane, tetapi Glover mengungkapkan identitas aslinya sebagai dalang sejati di balik penggabungan dunia, membunuh Galena dan meninggalkan Kane sampai mati karena telah hidup lebih lama dari kegunaannya. Identitas sebenarnya adalah Prometheus, "pemain kunci" yang ditugaskan untuk menunjukkan kisah "Jump" kepada dunia nyata. Namun, Prometheus mulai bosan dengan kejahatan umat manusia dan berupaya untuk menggabungkan dunia nyata dan dunia Jump dalam rangka membimbing umat manusia ke arah yang benar.
Prometheus mencuri kubus pemain karena memiliki energi yang baik, dan berencana menggunakannya untuk menyeimbangkan energi jahat yang dikumpulkannya dari para penjahat untuk menjadi dewa. Para penjahat mengadakan gencatan senjata sementara dengan para pahlawan, sementara Kane memberikan kubusnya kepada pemain sementara Goku meningkatkan kemampuan kubus tersebut lebih jauh menggunakan energi dari semua anggota Jump Force, yang memungkinkan mereka untuk menghancurkan Prometheus. Namun, keberhasilan ini tidak mengembalikan dunia nyata kembali ke keadaan semula. Atas saran Trunks, karakter si pemain menjadi direktur Jump Force yang baru dan terus melindungi umat manusia.
Sementara itu, Light menemukan kubus umbra yang ditinggalkan oleh Prometheus dan menyatakan niatnya untuk menggunakannya demi "membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik".
Permainan
Jump Force adalah permainan pertarungan 1-vs-1 ketika pemain mengontrol sebuah tim berisi tiga karakter yang berasal dari beragam seri manga yang dimuat dalam majalah Weekly Shōnen Jump.[2] Pemain mengontrol satu karakter pada saat yang sama sedangkan yang lainnya berperan sebagai pendukung, dan pemain dapat berganti karakter setim selama pertarungan berlangsung. Fungsi bertarungnya mirip dengan permainan pertarungan Jump yang sebelumnya, J-Stars Victory VS, yaitu pemain dapat bergerak di sekitar ruang 3D dan dapat menggunakan beragam serangan beruntun dan teknik khusus untuk menyerang lawannya. Pertarungan berakhir ketika sebuah tim berhasil menghabiskan bar kesehatan milik tim lainnya.
Karakter
Permainan ini meluncurkan daftar nama yang menampilkan 40 karakter yang dapat dimainkan dari 16 seri, sedangkan sembilan karakter tambahan direncanakan untuk ditambahkan melalui konten yang dapat diunduh pada Season Pass perdana dengan total 49 karakter. Sebagai tambahan, para pemain harus membuat karakter unik mereka sendiri yang dapat dimainkan, melakukan kustomisasi kemampuan mereka, pakaian dan aksesoris yang diraih melalui permainan.[5]
Navigator (ナビゲーターcode: ja is deprecated , Nabigētā)[33]
Pengembangan dan perilisan
Jump Force dikembangkan oleh Spike Chunsoft dan dirilis oleh Bandai Namco.[37] Permainan ini menggunakan mesin Unreal Engine 4,[37] dan diciptakan dalam rangka memperingati ulang tahun ke-50 dari majalah Weekly Shōnen Jump.[37] Pencipta Dragon Ball, Akira Toriyama, mendesain karakter orisinal yang dibuat khusus untuk permainan ini.[31][38][39]Jump Force diumumkan pada ajang E3 2018 selama konferensi pers Microsoft[2] dan permainan ini dirilis pada tanggal 15 Februari 2019 untuk platform Windows, PlayStation 4 dan Xbox One.[37]
Permainan ini menerima "ulasan beragam atau rata-rata" menurut situs pengumpul ulasan Metacritic.[40][41][42]
Penjualan
Di Jepang, sekitar 76.894 keping untuk versi PS4 terjual pada minggu perilisannya, dan menjadi permainan terlaris pada minggu tersebut.[56] Hingga tanggal 17 Maret 2019, rilisan versi PS4 telah terjual sebanyak 190.214 kopi di Jepang.[57]
Di Amerika Utara, permainan ini menduduki posisi kedua pada tangga penjualan bulanan NPD untuk bulan Februari 2019, di bawah Anthem. Jump Force adalah permainan terlaris keempat tahun 2019 di Amerika Utara (setelah Kingdom Hearts III, Anthem, dan Resident Evil 2), dan memiliki penjualan perilisan tertinggi ketiga untuk permainan milik Bandai Namco di wilayah tersebut.[58]
Di Britania Raya, Jump Force menduduki posisi keempat pada tangga penjualan mingguan, dan sekitar 74% penjualan peluncurannya adalah untuk versi PS4-nya.[59]Steam Spy memperkirakan bahwa hingga tanggal 23 Maret 2019, versi PC-nya terjual sekitar 50.000 dan 100.000 kopi di seluruh dunia pada platform Steam.[60]