Kini, 3 colonne dibentuk: colonne 1 beranggotakan Hamakers, LetDa. Johannes Hendrik Hojel, perwira kesehatan De Jong, dan 50 prajurit bayonet; colonne 2 beranggotakan Otto Heinrich Julius Muller von Czernicki, Ajudan Koch dan 45 bayonet; colonne 3 beranggotakan Von Ende dan 40 bayonet. Kemudian, dibuatlah rencana serangan berikutnya: dari Kandangan, Von Ende harus menghancurkan semua jembatan penyeberangan orang, mengawasi persimpangan di Gambah, menjaga tempat di Kampung Pisang tetap bersih dan dengan sebagian pasukannya menduduki Kampung Amawang, agar dapat menangkap musuh yang bisa saja mencoba melarikan diri ke arah selatan. Bersama Smagge, yang mengambil alih benteng tua bersama 20 prajurit, Von Ende tetap berhubungan dengan Kandangan, yang diduduki 50 bayonet di bawah perwira kesehatan Tall. Hamakers dan Muller harus menyerang Briang, Hangkakai, dan Pategan. Musuh menyelam ke arah utara dan mereka menyerang dengan bayonet yang ditempatkan sepanjang Kiddeman, kemudian ia mencoba melarikan diri sepanjang Amawang namun kemudian berhadapan dengan Von Ende.
Di saat yang sama, musuh lari ke barat daya menuju Sungai Paring dan Sungai Luang, kemudian ia ditangkap oleh colonne yang dipimpin Brinkgreve yang bergerak dari Rantau. Hamakers berbaris melewati Amawang, Pisangan dan Sungai Kalang menuju Gambah. Dengan sambutan tembakan senapan, ia menangkap musuh dekat Pisangan. Di Sungai Kalang, Muller dan Koch bertemu dengannya dan meneruskan perjalanan ke Pategan dan Hangkakai. Di sini, beberapa pemberontak tersembunyi bersenapan dapat diselesaikan dan kemudian mereka menghilang. Sebuah gerombolan kecil akan menyusuri sungai Amandit di Amawang, namun dapat dicegah oleh Muller. Dengan tujuan yang sama, Von Ende yang mendengar tembakan Hamakers bergerak ke arah barat sepanjang Amandit dan mendapat 1 tembakan. Tampaknya 300 pejuang Banjar yang diburu Hamakers menyusuri sungai dekat Briang; setidaknya musuh berkumpul dekat Sungai Paring diserang dengan sengit oleh Von Ende. 3 flankeur, 1 fusilier dan 1 pembawa rantai sudah dilumpuhkan; Von Ende terkena peluru di pergelangan tangannya. Angkatannya terlalu lemah untuk bertahan dari serangan. Kemudian, ia mundur perlahan-lahan ke Amawang, tempat Hamakers berbaris bersamanya ke Briang; bersama-sama mereka tiba di Kandangan.
Kehidupan selanjutnya
Hamakers menerima cuti 2 tahun ke Belanda pada tanggal 12 April1862, dan tiba di sana pada tanggal 4 Oktober dengan menaiki Landbouw. Oleh Koninklijk Besluit no. 68 tanggal 7 Maret 1863 ia diangkat sebagai ksatria kelas IV Militaire Willems-Orde atas tindakannya di Kalimantan pada tahun 1861: untuk penghargaan yang menjadikannya istimewa selama pertempuran di Daerah Tenggara Kalimantan antara tahun 1860-1861.[1] Pada tanggal 16 Desember1864, ia menumpangi Noordbrabant dari Brouwershaven ke Batavia (kini Jakarta), yang di bawah komandonya membawa 1 detasemen pasukan pelengkap (100 prajurit, termasuk 8 bintara). Ia tiba di Hindia Belanda pada tanggal 5 Mei1865, dan pada tanggal 10 Juli ditempatkan di Batalyon V dan pada tanggal 7 September dipindahkan ke Batalyon II.
Atas permintaannya sendiri, Hamakers diberhentikan secara terhormat dari dinas militer dengan memegang hak pensiun pada tanggal 1 Desember1868. Ia kembali ke Belanda pada tanggal 10 Oktober1872 menumpangi Prins Hendrik. Pada tanggal 30 Maret1876, ia diangkat sebagai Wali kota Venhuizen. Pada tahun 1877, ia menjadi anggota komisi pengembangan masalah ekspedisi Kutub Utara di Enkhuizen dan sekitarnya serta menjadi Wali kota Hem. Hamakers meninggal secara mendadak 5 tahun kemudian.
Rujukan
^Nieuw Amsterdams Handels- en Effectenblad (11-03-1863)
Van Rees WA. 1865. De Bandjermasinsche Krijg van 1859-1863 (2 jilid). Arnhem: D.A. Thieme.
Van Schendel PHK. 1893. De Militaire Willemsorde. Edam: J.M. Roldanus Cz.