Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo atau Tokyo Metropolitan Police Department (TMPD) (警視庁code: ja is deprecated , Keishichō), adalah kepolisian prefekturMetropolitan Tokyo, Jepang. Didirikan di tahun 1874,TMPD adalah satuan kepolisian terbesar di Jepang menurut jumlah petugas, dengan lebih dari 40,000 polisi dan lebih dari 2,800 anggota sipil.
Markas TMPD berlokasi di Kasumigaseki, Chiyoda, Tokyo. Dibangun di tahun 1980, Gedung tersebut memiliki 18 lantai, dan merupakan sebuah bangunan besar berbentuk baji dengan menara silinder. Gedung Mabes terletak di seberang Gerbang Sakurada, jadi secara metonimi juga disebut "Sakurada Gate (桜田門code: ja is deprecated , Sakurada-mon)".[2]
Sejarah
TMPD dibentuk oleh politisi Jepang Kawaji Toshiyoshi di tahun 1874. Kawaji, yang membantu mendirikan pendahulu TMPD, rasotsu di tahun 1871 setelah dihapusnya sistem kepolisianzaman Edo, merupakan bagian dari Misi Iwakura ke Eropa, di mana ia mengumpulkan informasi mengenai sistem kepolisian di barat; ia sebagian besar mengambil inspirasi dari Kepolisian Prancis, terutama National Gendarmerie yang merupakan dasar pendirian rasotsu. Pada 9 Januari 1874, TMPD dibentuk sebagai bagian dari Kementerian Dalam Negeri, dengan Kawaji menjabat sebagai Inspektur Jenderal pertama.[3]
Pada dekade 1880-an, polisi telah berkembang menjadi instrumen kontrol pemerintah secara nasional, dan meningkatnya keterlibatan mereka dalam urusan politik merupakan salah satu fondasi negara otoriter di Kekaisaran Jepang selama paruh pertama abad ke-20. Pada tahun 1920-an dan 1930-an, polisi di seluruh Jepang, termasuk TMPD, bertanggung jawab tidak hanya terhadap penegakan hukum dan keamanan publik, tetapi juga terhadap pemadam kebakaran, mediasi sengketa buruh, sensor, menjaga moralitas publik, penerbitan izin, dan peraturan pemerintah tentang bisnis, konstruksi, dan kesehatan masyarakat.
Ketika Jepang menyerah di akhir Perang Dunia II, TMPD ditempatkan di bawah kendali Sekutu dalam pendudukan Jepang. Panglima Tertinggi Sekutu melihat sistem kepolisian Jepang yang ada tidak demokratis dan menginginkan sistem tersebut direformasi dengan disahkannya Undang-Undang Kepolisian Lama (旧警察法code: ja is deprecated , Kyū keisatsu-hō) di tahun 1947, kepolisian Jepang di desentralisasi dan disusun ulang menjadi Kepolisian Resor dan Kepolisian Daerah; sebagai kepolisian resor, TMPD dibatasi ke 23 distrik Tokyo, namun nama "Metropolitan" di TMPD tetap ada. Tugas Polisi sebagai pemadam kebakaran juga diserahkan kepada pemadam kebakaran independen, dengan Biro Kebakaran TMPD dikembangkan menjadi Departemen Kebakaran Tokyo di tahun 1948. Namun, permasalahan terkait sumber daya manusia dan efisiensi diantara kota-kota kecil mulai merebak, sehingga di tahun 1954 amandemen Undang-Undang Kepolisian (警察法code: ja is deprecated , Keisatsu-hō) disahkan, menyatukan kepolisian daerah ke dalam divisi prefektur di bawah Badan Kepolisian Nasional;[3] sebagai bagian dari amandemen tersebut, TMPD mendapatkan kembali yurisdiksi atas wilayah metropolitan Tokyo.
Di tahun 2017, TMPD membentuk Pusat Penanganan Serangan Siber yang terdiri dari 100 kantor dari Unit Investigasi Khusus Serangan Siber milik Biro Keamanan Publik .[4]
Untuk mempersiapkan pertemuan G20 di tahun 2019, TMPD mengumumkan dibentuknya Tim Respon Air untuk menjaga wilayah perairan di dekat lokasi pertemuan G20.[5]
Organisasi
TMPD berada di bawah komando Inspektur Jenderal dan melapor langsung ke Komisi Keamanan Publik Metropolitan Tokyo. Inspektur Jenderal dapat diangkat dan diganti kapan saja selama perdana menteri dan Komisi Keamanan Publik mendapat persetujuan mereka.[6]
Karena TMPD bersifat otonom, maka mereka tidak beroperasi di bawah kewenangan Biro Kepolisian Daerah mana pun.[7]
TMPD memiliki sembilan biro yang melapor kepada Brigadir Jenderal:[1]
Pangkat yang digunakan dalam TMPD telah sedikit direvisi pada tahun 2013, hanya mengubah terjemahan bahasa Inggris dari beberapa pangkat yang digunakan oleh kepolisian.[1] Pangkat tersebut sama sejak awal pembentukan TMPD sebelum adanya perubahan tersebut.[8]
Sepanjang sejarah dari TMPD, terdapat beberapa skandal dan insiden terkait TMPD. Beberapa skandal dan insiden tersebut diantaranya adalah:
No.
Tahun
Skandal
Cat.
1.
1978
Pada tahun 1978, TMPD diselidiki ketika seorang petugas berseragam membunuh seorang mahasiswi di dalam kediamannya. Pada tahun 1997, seorang petugas ditangkap karena mengarang informasi dalam kasus amfetamin.
Seorang Superintenden dari Departemen Keamanan Publik Divisi Keamanan Publik Kedua mencuri dari sebuah toko perangkat keras pada 27 Mei. TMPD menangguhkan superintenden tersebut selama satu buan, namun penangguhan tersebut tidak diumumkan sampai dua hari setelah kejadian. Superintenden tersebut kemudian mengundurkan diri pada tanggal 29 Mei.
3.
2007
TMPD berada di bawah pengawasan ketika seorang petugas TMPD terlibat dalam insiden di mana dia menggunakan senjata resminya untuk menembak mati seorang wanita sebelum dia bunuh diri.
Pada November 2008 Seorang superintenden dari Divisi Fasilitas Departemen Urusan Umum ditangkap di Kota Inashiki, Prefektur Ibaraki karena melanggar Peraturan Lalu Lintas (mengendara dalam keadaan mabuk). Ia kemudian dibebaskan.
5.
Seorang perwira senior dari bagian penahanan di Kantor Polisi Tamagawa melakukan pemerasan terhadap seorang pria yang di tahan di kantor polisi tersebut.
Seorang inspektur yang bertugas di Divisi Kriminal dan Kendali Kejahatan Terorganisir Kantor Polisi Hachioji (kemudian dimutasi ke Divisi Urusan Kriminal TMPD) mengumpulkan tujuh dokumen terkait pembunuhan, kekerasan seksual dan sebagainya di mana Ia bertanggung jawab atas kasus tersebut. Diketahui bahwa inspektur tersebut mengabaikan kasus-kasus tersebut, dan pada 15 Maret 2013, ia diberikan penangguhan selama tiga bulan sementara dua atasannya diberikan peringatan.
Pada bulan Mei seorang sersan polisi dari unit lalu lintas wilayah ke-10 digugat ke Kantor Kejaksaan Negeri Tokyo dengan tuduhan pemalsuan surat tilang dan menerbitkan dokumen resmi palsu.
Pada bulan Juni sebuah jendela dari helikopter Korps Udara TMPD terjatuh ketika melakukan penerbangan.
9.
2010
Pada 13 Februari di Kantor Polisi Tamagawa, seorang tersangka penyerangan mencuri senjata api dari seorang sersan polisi dari Divisi Kriminal dan Kendali Kejahatan Terorganisir. Tersangka tersebut menembakkan senjata tersebut dan mengenai sersan polisi tersebut sehingga mengalami luka ringan.
10.
Pada 15 Maret, Kepala Superintenden Divisi Satu Departemen Investigasi Kriminal, yang menangani penusukan seorang profesor Universitas Chuo dan kasus Manabu Oshio, diketahui memiliki hubungan dengan seorang petugas polisi sejak ia menjadi kepala Divisi Forensik. Ia kemudian dimutasi ke Biro Lalu Lintas di Badan Polisi Nasional dan menjadi kepala pelatih di Pusat Keselamatan Berkendara.
Pada 30 Maret, Departemen Keamanan Publik TMPD mengadakan sebuah konferensi pers terkait kadaluarsanya kasus penembakan Komisioner Badan Polisi Nasional, TMPD menyatakan "Walaupun tidak cukup bukti, insiden tersebut dilakukan oleh orang-orang yang memiliki hubungan dengan Aum Shinrikyo," pernyataan serupa juga dirilis di situs resmi TMPD. Aleph (penerus Aum Shinrikyo) mengajukan gugatan pencemaran nama baik, dan pada Januari 203, Pengadilan Distrik Tokyo memerintahkan pemberian kompensasi atas gugatan tersebut.
2 Juli - Seorang komisioner mendapatkan potongan gaji satu bulan dikarenakan menggunakan fasilitas diskon pada sebuah lapangan golf. Ia mengundurkan diri pada 8 Juli.
13.
10 Juli - Seorang superintenden Departemen Urusan Umum ditangkap oleh Polisi Prefektur Chiba karena diduga memukul seorang pria dan menyebabkan luka ringan.
14.
Oktober - Sekumpulan dokumen berisi informasi terkait investigasi terorisme internasional dibocorkan ke internet. Dokumen tersebut juga berisi informasi pribasi dari kepolisian. Polisi kesulitan mencari sumber kebocoran karena dokumen yang bocor tersebut dialirkan melalui server luar negeri. Kasus pencemaran nama baik Aleph dan kebocoran dokumen terjadi ketika Goro Aoki menjabat sebagai Direktur Keselamatan Publik.
Desember - Seorang sersan polisi dari Divisi Keamanan Publik berpura-pura menghubungi rekan investigasi dan menghabiskan uang investigasi untuk berkencan dan taksi. Ia diberikan penangguhan disipliner dan digugat dengan tuduhan penipuan dan penggelapan.
Juni - Kepala Divisi Penanganan Kriminal dan Kejahatan Terorganisir Kantor Polisi Katsushika absen ketika bertugas dan berkencan di sebuah restoran. Pada 17 Juni, ia diturunkan pangkatnya menjadi inspektur.
17.
Juli - Seorang inspektur Divisi Investigasi Satu Depatemen Investigasi Kriminal yang menangani kasus malpraktik medis di Klinik Kosmetik Shinagawa, ditangkap bersama dua mantan pegawai atas tuduhan memberikan salinan hasil investigasi kepada seorang mantan pegawai yang dipekerjakan kembali oleh klinik tersebut. Kepala Divisi Investigasi Satu, Kepala Penanganan Kejahatan Khusus, dan petugas Investigasi Divisi Satu juga diinterogasi terkait tanggung jawab mereka sebagai atasan dan diberikan potongan gaji dan peringatan di bulan September.
18.
Desember - Shin Hirata, salah satu tersangka dalam daftar pencarian dari insiden Aum Shinrikyo, menyerahkan diri di markas TMPD dengan mengaku sebagai Shin Hirata. Namun, polisi yang bertugas hanya mengira bahwa orang tersebut hanyalah bercanda dan memberi tahunya untuk menyerahkan diri ke Kantor Polisi Marunouchi. Respon dari markas TMPD menjadi bahan kritik dikarenakan tersangka dapat kabur kembali.
19.
2012
21 Maret - Seorang sersan polisi Akishima menabrak sepeda sehingga terluka. Sersan tersebut kemudian memberi nomor telepon palsu dan tidak melaporkan kejadian tersebut. TMPD menginvestigasi kasus tersebut sebagai kasus tabrak lari.
11 Oktober - Seorang superintenden Kepala Divisi Kriminal di Azabu dan Ikebukuro diselidiki atas dugaan penggelapan dana investigasi dengan menggunakan dana tersebut untuk makan bersama teman dan keluarga.
Desember 2012 sampai Maret 2013 - Inspektur polisi berusia 46 tahun dari Kantor Polisi Shibuya mengadakan "formulir investigasi" atas nama kepala polisi terkait seseorang yang tidak terkait dengan suat kasus, dan mengirimkan formulir tersebut ke kantor pemerintah dan telepon lokal. Diketahui pada November 2013 bahwa ia mengirimkan formulir tersebut untuk menyelidiki masalah pribadi. Korbannya adalah seorang wanita yang mengenal inspektur polisi tersebut dan telah menjalin hubungan selama beberapa waktu dan mulai berkencan. TMPD mengirim inspektur polisi tersebut ke jaksa dengan tuduhan membuat dokumen resmi dengan stempel palsu dan menyalahgunakan wewenang.
15 Oktober - Seorang sersan polisi pria berusia 24 tahun di Kantor Polisi Ayase meninggalkan kotak polisinya dengan pistol di tangannya, mengatakan bahwa dia akan menangani keluhan kebisingan, dan kemudian hilang. Kemudian seragam polisi ditemukan di toilet di Stasiun Tokyo. Terungkap bahwa kepala polisi telah menggunakan Tohoku Shinkansen dari Stasiun Tokyo ke Stasiun Utsunomiya. TMPD menangkapnya pada tanggal 18 bulan yang sama di sebuah hotel di Kota Utsunomiya tempat dia menginap.
TMPD menyelidiki insiden di Kantor Polisi Kamata di Bangsal Ota di mana seorang petugas polisi melakukan bunuh diri pada bulan Februari 2014 karena perundungan di tempat kerja. Kepala yang bertanggung jawab menerima hukuman disiplin.
Di bulan September, terungkap sekitar 10.000 bukti dan dokumen penyidikan dari kasus yang diinvestigasi TMPD belum dikirimkan ke Kejaksaan Distrik Tokyo yang masa kadaluarsanya telah habis. Meskipun hal ini merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Acara Pidana, Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo telah menyatakan bahwa penyelidikan telah dilakukan dengan tepat dan tidak akan mengambil tindakan apa pun terhadap mereka yang terlibat.
Pada bulan Januari 2015, TMPD mendakwa seorang inspektur pria berusia 53 tahun di Tim Investigasi Khusus Keamanan Komunitas dengan tuduhan penipuan karena diduga menipu dan menggelapkan sekitar 150.000 yen untuk biaya investigasi dengan berpura-pura melakukan penyelidikan internal. Ia dituntut atas tuduhan penggelapan dalam menjalankan bisnis, dan diberi pemecatan disipliner. Selain itu, asisten inspektur polisi yang menggunakan dana penyidikan untuk membayar biaya parkir yang tidak ada hubungannya dengan penyidikan juga diberikan pemotongan gaji dan hukuman lainnya.
^"東京五輪警備へ初の対テロ部隊 警視庁". Sankei Shimbun (dalam bahasa Jepang). 13 May 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 May 2019. Diakses tanggal 24 May 2019.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)