Bupati Cianjur adalah jabatan kepala daerah di wilayah Kabupaten Cianjur.
Mekanisme Pengangkatan
Awal Terbentuk
Ketika awal terbentuknya Cianjur, Bupati Cianjur tidak diangkat oleh siapapun (mandiri), meskipun wilayah Cianjur ketika awal terbentuknya adalah wilayah Kabupaten Sagaraherang yang masih merupakan bawahan Kesultanan Cirebon.[1] Pengangkatan bupati secara mandiri ini dilakukan oleh Bupati Pertama Cianjur dan Bupati Kedua Cianjur.
Masa VOC
Ketika Cianjur diambil alih VOC dari Kesultanan Mataram, Bupati Cianjur kemudian dianggap sebagai regent VOC. Pengangkatan regent ini mengikuti tradisi monarki konstitusional di mana jabatan bupati dijabat sampai meninggal dan penggantinya adalah anak laki-laki pertama bupati tersebut. Regent pertama VOC di Cianjur adalah R.A.A Wira Tanu II, sedangkan regent terakhir VOC adalah R.A.A. Wira Tanu Datar VI.
Masa Hindia Belanda
Masa Hindia Belanda dimulai sejak bubarnya VOC. Pada masa ini konsep monarki sudah agak berubah terutama pada masa Hindia Belanda akhir. Di mana seseorang menjadi regent harus sudah lulus sekolah priyayi (OSVIA). Meskipun pada praktiknya yang berhak sekolah di OSVIA adalah keturunan para bupati. Regent pertama Hindia Belanda di Cianjur adalah R.A.A. Prawiradireja I dan regent terakhirnya adalah R.A.A. Suria Nata Atmaja.
Masa Kemerdekaan
Pada masa kemerdekaan, bupati tidak hanya dipilih dari kalangan ningrat saja. Semua orang yang mampu, memenuhi syarat dan dipilih oleh rakyat bisa dijadikan bupati. Bupati Cianjur pertama zaman kemerdekaan adalah R. Yasin Partadireja. Pada masa kemerdekaan terdapat dua mekanisme pemilihan bupati, yaitu pemilihan bupati oleh DPRD dan pemilihan langsung oleh rakyat. Bupati Cianjur Terakhir yang dipilih oleh DPRD adalah Ir. H. Wasidi Swastmomo. Sedangkan bupati pertama hasil pemilihan langsung adalah Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, M.M.
^Suryaningrat, Bayu (1982). Sajarah Cianjur Sareng Raden Aria Wira Tanu Dalem Cikundul Cianjur. Rukun Warga Cianjur-Jakarta, Jakarta.Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan)