Bandar Udara Internasional Dortheys Hiyo Eluay
Bandar Udara Internasional Dortheys Hiyo Eluay (IATA: DJJ, ICAO: WAJJ) — juga dikenal sebagai Bandar Udara Internasional Sentani — adalah bandar udara (bandara) kelas IA yang terletak di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Indonesia. Bandara ini berjarak kurang lebih 40 km dari pusat Kota Jayapura. Bandara ini merupakan bandara terbesar di Pulau Papua yang melayani penerbangan untuk wilayah Jakesa dan juga merupakan hub utama untuk menuju wilayah pedalaman Papua dan sejak tanggal 01 Januari 2020 dikelola oleh PT Angkasa Pura I. SejarahBandara ini awalnya adalah lapangan terbang militer yang dibuat oleh Jepang pada era Perang Dunia II. Waktu itu pembuatan bandara ini dibuat dalam waktu yang singkat, dan hanya diperuntukkan pesawat-pesawat Zero, dengan berat tinggal landas hanya 2,7 ton. Ketika pecah pertempuran dengan pihak Sekutu, bandara ini diperkuat dengan 199 pesawat tempur Jepang. Dalam pertempuran tersebut pihak Sekutu, hanya kehilangan empat pesawat tempurnya saja. Pembuatan landasan bandara oleh Jepang hanya dikeringkan dengan seadanya dan menyusahkan bagi pesawat-pesawat pengebom milik Sekutu bermuatan penuh untuk bisa lepas landas dari sana tanpa mengenai perbukitan Cycloops.[1] Setelah Amerika Serikat berhasil merebut bandara ini pada 22 April 1944, dan mereka membangun ulang landasan yang ada dan diperkeras serta diperluas sehingga bisa dijadikan bandara untuk pesawat-pesawat sekelas B-29 Superfortress.[1] Perubahan NamaGubernur Papua Lukas Enembe menyatakan sejak 20 Oktober 2020, dirinya bakal meresmikan perubahan nama Bandara Internasional Sentani atau Sentani International Airport (SIA) menjadi Bandara Theys Hiyo Eluay. Gubernur tersebut menyatakan penamaan Theys Eluay tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada salah satu tokoh kharismatik Papua tersebut, yang juga sebagai tokoh masyarakat adat Sentani, Kabupaten Jayapura serta pemilik hak ulayat tanah (milik Nero Nihiwe Eluay yang dilepaskan ke pihak Belanda)[2] yang kemudian dibangun menjadi bandara.[3] Penamaan ini menurut Yanto Eluay berdasarkan perjuangan Theys Eluay selama Pepera 1969 turut melobi agar Irian Barat menjadi bagian dari NKRI.[4] Walaupun bandara ini masih dikenal dengan nama Bandara Sentani.[5] Penerbangan internasionalBandara ini sudah berstatus internasional pada sekitar tahun 1988, maskapai Air Niugini pernah membuka rute yakni Jayapura-Vanimo dan Jayapura-Wewak. Penerbangan tersebut ditutup pada bulan September 1997 karena akibat krisis ekonomi. Mulai tahun 2024. Bandara ini resmi ditetapkan sebagai bandara internasional, dan masih melayani 1 rute luar negeri yakni Jayapura-Gunung Hagen. Frekuensi radio komunikasi
Maskapai dan TujuanTerminal PenumpangTerminal KargoBudaya kebersihanDi Bandar Udara Sentani, anda bisa menemukan tanda larangan khas disamping tanda larangan merokok, yaitu "Dilarang makan buah pinang" atau tanda larangan memakan buah pinang. Ini dikarenakan seringnya orang Papua mengunyah buah pinang dan langsung membuang sari buahnya sembarangan. Sehingga sari buahnya muncrat di mana-mana. Hal ini sering disebut "meludah merah-merah".[1] Angkutan umum BandaraSelain terdapat 4 angkutan taksi Bandara resmi yakni: (KPN PELUT, KOANGDARA, EMBUN CYCLOP, DAN MUTIARA DAFON) terdapat juga bus DAMRI yang melayani hingga ke arah kota Jayapura dengan tarif 50.000 rupiah. Komandan Lanud
Validasi Organisasi Lanud Type A
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Sentani Airport.
|