Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Bandar Udara Internasional Dortheys Hiyo Eluay

Bandar Udara Internasional Dortheys Hiyo Eluay

Dortheys Hiyo Eluay International Airport
Informasi
JenisPublik
Pemilik/PengelolaInJourney
MelayaniJayapura
LokasiKabupaten Jayapura, Papua, Indonesia
Zona waktuWIT (UTC+09:00)
Ketinggian dpl88 mdpl
Koordinat2°34′37″S 140°30′58″E / 2.57694°S 140.51611°E / -2.57694; 140.51611
Situs webwww.sentani-airport.co.id/en
Peta
Nugini Barat daerah di Indonesia
Nugini Barat daerah di Indonesia
DJJ/WAJJ di Papua
DJJ/WAJJ
DJJ/WAJJ
Lokasi di Papua
DJJ/WAJJ di Papua wilayah Indonesia
DJJ/WAJJ
DJJ/WAJJ
Lokasi di Nugini Barat
DJJ/WAJJ di Indonesia
DJJ/WAJJ
DJJ/WAJJ
Lokasi di Indonesia
DJJ/WAJJ di Asia Tenggara
DJJ/WAJJ
DJJ/WAJJ
DJJ/WAJJ (Asia Tenggara)
DJJ/WAJJ di Asia
DJJ/WAJJ
DJJ/WAJJ
DJJ/WAJJ (Asia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
12/30 3,000 10 Aspal
Statistik (2017)
Penumpang2,533,445
Pangkalan Udara TNI AU Silas Papare
Lambang Lanud
NegaraIndonesia Indonesia
Cabang TNI Angkatan Udara
Tipe unitPangkalan Udara Militer
Bagian dariKomando Operasi Angkatan Udara III
Moto"Prayatna Kerta Gegana"
Situs webwww.tni-au.mil.id
Douglas C-47 Skytrain di pangkalan udara Hollandia tahun 1944

Bandar Udara Internasional Dortheys Hiyo Eluay (IATA: DJJICAO: WAJJ) — juga dikenal sebagai Bandar Udara Internasional Sentani — adalah bandar udara (bandara) kelas IA yang terletak di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Indonesia. Bandara ini berjarak kurang lebih 40 km dari pusat Kota Jayapura. Bandara ini merupakan bandara terbesar di Pulau Papua yang melayani penerbangan untuk wilayah Jakesa dan juga merupakan hub utama untuk menuju wilayah pedalaman Papua dan sejak tanggal 01 Januari 2020 dikelola oleh PT Angkasa Pura I.

Sejarah

Bandara ini awalnya adalah lapangan terbang militer yang dibuat oleh Jepang pada era Perang Dunia II. Waktu itu pembuatan bandara ini dibuat dalam waktu yang singkat, dan hanya diperuntukkan pesawat-pesawat Zero, dengan berat tinggal landas hanya 2,7 ton. Ketika pecah pertempuran dengan pihak Sekutu, bandara ini diperkuat dengan 199 pesawat tempur Jepang. Dalam pertempuran tersebut pihak Sekutu, hanya kehilangan empat pesawat tempurnya saja. Pembuatan landasan bandara oleh Jepang hanya dikeringkan dengan seadanya dan menyusahkan bagi pesawat-pesawat pengebom milik Sekutu bermuatan penuh untuk bisa lepas landas dari sana tanpa mengenai perbukitan Cycloops.[1]

Setelah Amerika Serikat berhasil merebut bandara ini pada 22 April 1944, dan mereka membangun ulang landasan yang ada dan diperkeras serta diperluas sehingga bisa dijadikan bandara untuk pesawat-pesawat sekelas B-29 Superfortress.[1]

Perubahan Nama

Gubernur Papua Lukas Enembe menyatakan sejak 20 Oktober 2020, dirinya bakal meresmikan perubahan nama Bandara Internasional Sentani atau Sentani International Airport (SIA) menjadi Bandara Theys Hiyo Eluay. Gubernur tersebut menyatakan penamaan Theys Eluay tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada salah satu tokoh kharismatik Papua tersebut, yang juga sebagai tokoh masyarakat adat Sentani, Kabupaten Jayapura serta pemilik hak ulayat tanah (milik Nero Nihiwe Eluay yang dilepaskan ke pihak Belanda)[2] yang kemudian dibangun menjadi bandara.[3] Penamaan ini menurut Yanto Eluay berdasarkan perjuangan Theys Eluay selama Pepera 1969 turut melobi agar Irian Barat menjadi bagian dari NKRI.[4] Walaupun bandara ini masih dikenal dengan nama Bandara Sentani.[5]

Penerbangan internasional

Bandara ini sudah berstatus internasional pada sekitar tahun 1988, maskapai Air Niugini pernah membuka rute yakni Jayapura-Vanimo dan Jayapura-Wewak. Penerbangan tersebut ditutup pada bulan September 1997 karena akibat krisis ekonomi.

Mulai tahun 2024. Bandara ini resmi ditetapkan sebagai bandara internasional, dan masih melayani 1 rute luar negeri yakni Jayapura-Gunung Hagen.

Frekuensi radio komunikasi

  • TWR: 118.1
  • JAYAPURA INFO: 2956 5580 6631 8834 11309
  • ATIS: 128.8
  • JAYAPURA APP: 119.1

Maskapai dan Tujuan

Terminal Penumpang

MaskapaiTujuan
Batik Air Jakarta–Soekarno–Hatta, Makassar
Citilink Jakarta–Soekarno–Hatta, Makassar
Garuda Indonesia Jakarta–Soekarno–Hatta, Merauke, Timika
Lion Air Biak, Jakarta–Soekarno–Hatta, Makassar, Manokwari, Merauke, Sorong, Timika
PNG Air Gunung Hagen
Sriwijaya Air Biak, Makassar, Manokwari, Timika
Trigana Air Service Dekai, Tanah Merah, Serui, Mulia, Oksibil, Wamena
Wings Air Dekai, Nabire, Timika, Wamena
Super Air Jet Manokwari

Terminal Kargo

MaskapaiTujuan
Rimbun Air Wamena
Cardig Air Jakarta, Wamena
Jayawijaya Dirgantara Wamena
Tri-MG Intra Asia Airlines Jakarta, Wamena
Trigana Air Service Wamena
Deraya Air Wamena
My Indo Airlines Jakarta, Wamena

Budaya kebersihan

Di Bandar Udara Sentani, anda bisa menemukan tanda larangan khas disamping tanda larangan merokok, yaitu "Dilarang makan buah pinang" atau tanda larangan memakan buah pinang. Ini dikarenakan seringnya orang Papua mengunyah buah pinang dan langsung membuang sari buahnya sembarangan. Sehingga sari buahnya muncrat di mana-mana. Hal ini sering disebut "meludah merah-merah".[1]

Angkutan umum Bandara

Selain terdapat 4 angkutan taksi Bandara resmi yakni: (KPN PELUT, KOANGDARA, EMBUN CYCLOP, DAN MUTIARA DAFON) terdapat juga bus DAMRI yang melayani hingga ke arah kota Jayapura dengan tarif 50.000 rupiah.

Komandan Lanud


Validasi Organisasi Lanud Type A


Referensi

  1. ^ a b Suroto, Hari (23 februari 2018). "Sejarah Panjang Bandara Sentani di Papua". CNN Indonesia. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  2. ^ "Yanto Eluay: Alasan Tolak Pergantian Nama Bandara Tak Mendasar". KabarPapua.co. 2020-10-19. Diakses tanggal 2021-11-05. 
  3. ^ "Theis Eluay Diabadikan Menjadi Nama Bandara". Pemerintah Provinsi Papua. 2020-09-23. Diakses tanggal 2022-08-21. 
  4. ^ "Soal Perubahan Nama Bandara, Yanto Eluay : Jangan Nilai Dari Satu Sisi Saja". Tabloid JUBI. 2020-10-29. Diakses tanggal 2021-11-05. 
  5. ^ "Data Bandar Udara". Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. 2022-06-29. Diakses tanggal 2022-08-21. 
  6. ^ "LANUD SILAS PAPARE". -. Diakses tanggal 26 November 2020. 

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya