Abdullah bin Nasser bin Khalifa al-Thani
Sheikh Abdullah bin Nasser bin Khalifa Al Thani (bahasa Arab: عبد الله بن ناصر بن خليفة آل ثاني; lahir 1959, di Doha, Qatar) adalah seorang politisi Qatar yang telah menjadi Perdana Menteri Qatar sejak 26 Juni 2013. Seorang anggota keluarga yang berkuasa, ia adalah Menteri Dalam Negeri dari 2005 hingga 2013. Kehidupan awal dan pendidikanDia adalah putra Syekh Nasser bin Khalifa Al Thani. Menurut situs web bahtera kerajaan, Sheikh Abdullah adalah cicit agnatik dari Ahmed bin Muhammed Al Thani,[1] yang adalah putra dari Mohammed bin Thani ; Abdullah adalah sepupu agnatik ketiga mantan emir Hamad bin Khalifa. Sheikh Abdullah lulus dari Kolese Militer Durham, Britania Raya, pada tahun 1984 dan menerima gelar sarjana dalam ilmu kepolisian.[2][3] Pada 1995, ia juga lulus dari Universitas Arab Beirut, menerima gelar sarjana hukum.[3][4] KarierAl Thani bergabung dengan angkatan bersenjata Qatar[3] dan diangkat sebagai petugas patroli di bagian penyelamatan polisi pada tahun 1985.[5] Pada tahun 1989, ia diangkat sebagai petugas keamanan untuk stadion di bagian keamanan ibukota. Kemudian ia menjadi asisten komandan brigade pendukung di bagian darurat polisi. Dia ditunjuk sebagai komandan brigade operasi khusus di departemen pasukan keamanan khusus dan sebagai komandan untuk unit khusus dari departemen pasukan keamanan khusus. Pada 28 Desember 2001, ia ditunjuk sebagai asisten direktur untuk departemen pasukan keamanan khusus untuk urusan operasi. Pada September 2004, ia dipromosikan menjadi pangkat brigadir jenderal.[3] Setelah bertugas di berbagai posisi di pemerintahan, pada 15 Februari 2005, ia diangkat menjadi Menteri Negara Urusan Dalam Negeri.[3][6] Dia ditunjuk sebagai Perdana Menteri pada 26 Juni 2013 dalam perombakan kabinet, menggantikan Hamad bin Jassim Al Thani di pos tersebut.[7] Dia juga ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri dalam perombakan kabinet yang sama, menggantikan Abdullah bin Khalid Al Thani sebagai menteri dalam negeri.[8][9] Ia menjabat sebagai ketua Komite Tertinggi untuk Pengiriman & Warisan Piala Dunia FIFA 2022.[10] Sejumlah outlet media mengkritik pertemuannya dengan Fathi Hamad, seorang pemimpin politik Hamas, pada April 2013, dan berspekulasi risiko tindakan teroris yang terjadi di Piala Dunia 2022.[11] Kehidupan pribadiAl Thani menikah dan mempunyai 6 anak.[4][12] Gelar dan penghargaanGelar
KehormatanAl Thani telah dianugerahi berbagai penghargaan dan penghargaan, termasuk Legiun Kehormatan pada 19 November 2009.[12] Referensi
|