Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi setelah bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan,[3] dan telah berperang selama 5 tahun untuk menaklukkan tanah Kanaan. Diperkirakan sekitar tahun 1400 SM.
Tempat
Bangsa Israel berkemah di Gilgal, yaitu batas timur kota Yerikho.[3]
Struktur
Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
Bagian undian yang ditentukan bagi suku Manasye, sebab dialah anak sulung Yusuf, ialah demikian: Kepada Makhir, anak sulung Manasye, bapa Gilead, telah diberikan Gilead dan Basan, karena ia seorang tentara. (TB)[4]
Yakub menolak Ruben sebagai anak sulungnya,[5] dan memberikan warisan dua bagian tanah yang menjadi hak anak sulung kepada Yusuf dalam bentuk warisan untuk keturunan dua putranya: Manasye dan Efraim. Manasye sebagai anak sulung Yusuf mendapat dua bagian tanah, yaitu satu bagian di sebelah timur sungai Yordan dan satu bagian di sebelah baratnya bersebelahan dengan suku Efraim. Makhir, sebagai putra sulung Manasye, mendapat dua bagian tanah dari bagian suku Manasye, yaitu: Gilead dan Basan.[6]
Ayat 2
Jadi bagian itulah yang ditentukan bagi anak-anak Manasye yang lain, menurut kaum-kaum mereka, yakni bagi bani Abiezer, bani Helek, bani Asriel, bani Sekhem, bani Hefer dan bani Semida; itulah keturunan yang laki-laki dari Manasye bin Yusuf, menurut kaum-kaum mereka. (TB)[7]
Sejumlah nama ini muncul dalam tulisan-tulisan dalam Ostrakon Samaria yang berasal dari abad ke-9/ke-8 SM.
Ayat 13
Setelah orang Israel menjadi kuat, orang Kanaan itu dibuatnya menjadi orang rodi, tetapi tidaklah sama sekali mereka itu dihalaunya. (TB)[8]
Israel gagal memiliki negeri itu sepenuhnya dan mengusir sama sekali orang Kanaan karena dua alasan.
Mereka menginginkan keuntungan dan kemakmuran yang diperoleh dari kerja paksa dan upeti orang-orang Kanaan. Berkompromi dalam kehendak Allah demi kemudahan dan uang berarti menabur benih-benih kemurtadan bagi masa depan (bandingkan Hakim–hakim 1:21,27–29; Hakim–hakim 2:11–13).
Beberapa orang Kanaan dengan "kereta besi" mereka (ayat Yosua 17:16–18; Hakim–hakim 1:19) memiliki perlengkapan senjata yang lebih unggul dari orang Israel yang tidak dapat mereka kalahkan dengan kekuatan sendiri. Mereka mulai kehilangan kepercayaan kepada kuasa Allah mereka untuk mengalahkan musuh mereka (bandingkan Mazmur20:7-9).[9]
Ayat 14
Berkatalah bani Yusuf kepada Yosua, demikian: "Mengapa engkau memberikan kepadaku hanya satu bagian undian dan satu bidang tanah saja menjadi milik pusaka, padahal aku ini bangsa yang banyak jumlahnya, karena TUHAN sampai sekarang memberkati aku?" (TB)[10]
Ayat 15
Jawab Yosua kepada mereka: "Kalau engkau bangsa yang banyak jumlahnya, pergilah ke hutan dan bukalah tanah bagimu di sana di negeri orang Feris dan orang Refaim, jika pegunungan Efraim terlalu sesak bagimu." (TB)[11]
Ayat 16
Kemudian berkatalah bani Yusuf: "Pegunungan itu tidak cukup bagi kami, dan semua orang Kanaan yang diam di dataran itu mempunyai kereta besi, baik yang diam di Bet-Sean dengan segala anak kotanya maupun yang diam di lembah Yizreel." (TB)[12]
Ayat 17
Lalu berkatalah Yosua kepada keturunan Yusuf, kepada suku Efraim dan suku Manasye: "Engkau ini bangsa yang banyak jumlahnya dan mempunyai kekuatan yang besar; tidak hanya satu bagian undian ditentukan bagimu," (TB)[13]
Ayat 18
"tetapi pegunungan itu akan ditentukan bagimu juga, dan karena tanah itu hutan, haruslah kamu membukanya; kamu akan memilikinya sampai kepada ujung-ujungnya, sebab kamu akan menghalau orang Kanaan itu, sekalipun mereka mempunyai kereta besi dan sekalipun mereka kuat." (TB)[14]
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857