Jika Anda ingin memeriksa artikel ini, Anda boleh menggunakan mesin penerjemah. Namun ingat, mohon tidak menyalin hasil terjemahan tersebut ke artikel, karena umumnya merupakan terjemahan berkualitas rendah.
German: Aggregat-4, Vergeltungswaffe-2 British: Bodyline, Big Ben
3.810 kg (8.400 pon) of 75% ethanol and 25% water + 4.910 kg (10.820 pon) of liquid oxygen
Daya jelajah
320 km (200 mi)
Ketinggian terbang
88 km (55 mi) ketinggian maksimum dalam kisaran lintasan panjang, 206 km (128 mi) ketinggian maksimum dalam lintasan vertikal.
Kecepatan
maximum: 1.600 m/s (5.200 ft/s); at impact 800 m/s (2.600 ft/s)
Sistem pemandu
Gyroscopes for attitude control Müller-type pendulous gyroscopic accelerometer for engine cutoff on most production rockets (10% of the Mittelwerk rockets used a guide beam for cutoff.)[2]:225
Roket V-2 (bahasa Jerman: Vergeltungswaffe 2) adalah peluru kendali balistik buatan manusia pertama yang bisa mencapai titik sub-orbital di luar angkasa,[3] Roket ini telah menginspirasi berbagai roket modern termasuk roket Saturn V yang dipergunakan dalam perjalanan ke bulan. Lebih dari 3,000 buah roket tipe ini diluncurkan sebagai senjata oleh militer Jerman untuk membidik sasaran dari pasukan Sekutu dalam Perang Dunia Kedua, yang mengakibatkan kematian lebih dari 7,250 dari pihak militer dan penduduk sipil, sedangkan tidak kurang dari 20,000 orang menemui ajalnya di Mittelbau-Dora selama proses pembuatannya.[4]
Sejarah Pengembangan
Mengikuti suksesnya di desa Kummesdorf dengan dua roket seri Aggregate, Wernher von Braun dan Walter Riedel mulai memikirkan rancangan roket yang jauh lebih besar pada musim panas 1936 dengan dasar sebuah mesin yang diprojeksikan memiliki gaya dorong 25 metrik ton. Proyek A-4 ditunda setelah test stabilitas aerodinamis model A-3 pada tahun 1936 memberikan hasil mengecewakan, von Braun memberi perincian perfomance A-4 pada tahun 1937, dan desain dan konstruksi A-4 dilaksanakan sekitar tahun 1938-1939.
Pada tanggal 28-30 September 1939, Konferensi Der Tag der Weisheit (hari kebijakan) diadakan di Peenemunde untuk memulai pembiayaan riset universitas untuk memecahkan masalah keroketan. Pada ahir 1940, Pusat Riset Angkatan dara di Peenemünde berhasil memecahkan teknology inti yang erat dengan suksesnya tipe A-4. Teknologi itu adalah mesin roket besar berbahan bakar cair, aerodinamika supersonik, gyroscopic guidance dan sirip pengontrol semburan jet. Pada saat itu, Hitler tidaklah terlalu terpesona dengan V-2, ia menunjukan bahwa roket V-2 hanyalah sebuah peluru artileri yang memiliki jarak lebih jauh dan harga yang jau lebih tinggi.
Pada awal September 1943, von Braun menjanjikan Komisi Pengeboman JarakJauh bahwa pengembangan A-4 telak selesai, tetapi kenyataannya sampai pertengahan 1944, daftar komponen A-4 yang lengkap belum siap. Hitler kemungkinan masih tetap tidak terpesona dengan kemampuan senjata itu tetapi mengagumi dedikasi tim pengembang V-2, dan Hitler juga memerlukan sebuah "wonder weapon" (senjata yang menakjubkan) untuk menjata moral bangsa Jerman. Hitler menyetujui implementasi jumlah besar senjata V-2.
Detail teknis
Pada saat peluncuran tipe A-4 meluncurkan diri dengan tenaganya sendiri sepanjang 65 detik dan sebuah motor program mengontrol sudut hidung pada derajat yang ditentukan saat mesin dimatikan, yang kemudian roket ini melanjukan penerbangan dengan trajektor jatuh-bebas (free fall). Roket ini mencapai ketinggian 80 km sebelum mesin dimatikan.
Pompa bahan bakar dan bahan oksidasi ditenagai oleh turbin uap,yang uapnya dihasilkan oleh pencampuran Hidroken peroksida dan katalist potasium permanganate. Tanki alkohol dan tanki oksigen, keduanya terbuat dari aloi magnesium-aluminium.
Reaksi di ruang pembakaran mencapai 2500−2700 °C. Bahan bakar air-alkohol dipompa melalui ruang berdinding dua dari ruang pembakaran utama (bagian bawah). Ini mendinginkan dinding ruang pembakar utama dan memanasi bahan bakar (regenerative cooling). Bahan bakar kemudian dipompa kedalam ruang bakar utama melalui 1.224 nossel, yang memastikan ketepatan campuran alkohol dan oksigen selama pembakaran. Lubang-lubang kecil juga memperbolehkan sebagian alkohol masuk ke dalam ruang bakar membentuk lapisan tipis (boundary layer) dingin yang melindungi dinding ruang pembakar, terutama pada leher bagian sempit dari ruang. Lapisan tipis (boundary layer) alkohol ini menyala jika membuat kontak dengan atmosfer, yang menghasilkan ekor jet api yang panjang dan lembut (difuse) (mesin desain akhir setelah V-2 tidak menggunakan effek alkohol tipis untuk mendinginkan dinding dan memperlihatkan ekor berpola "shock diamond")
V-2 diarahkan dengan menggunakan empat sirip ekor dan empat kipas terbuat dari grafit pada bagian akhir motor roket. LEV-3 guidance system (sistem kontrol) terdiri dari dua giroskop bebas (horisontal dan vertikal) untuk stabilisasi lateral dan sebuah giroskop akselerometer yang disambung ke elektrolitik integrator (mesin dimatikan saat lapisan perak tipis habis terelektrolisa pada sisi dasar yang berkonduksitasi rendah). Beberapa model akhir V-2 memakai "sinar penuntun" (signal radio yang dipancarkan dari tanah) untuk bernavigasi ke arah target, tetapi mode-model awal menggunakan komputer analog sederhana yang mengontrol azimuth roket, jarak terbang dikontrol melalui jumlah waktu sampai mesin dimatikan, dan "Brennschluss", pengontrolan dari darat dengan menggunakan sistem doppler atau berbagai akselerometer integrasi di dalam roket. Roket kemudian berhenti menambah kecepatan set dan mencapai titik terbang tertinggi (kira-kra berbentuk parabola)
Cat luar dari V-2 yang dioperasikan kebanyakan kamuflase berpola dengan beberapa variasi, tetapi pada akhir perang roket yang berwarna hijau tua polos juga dipakai. Saat tes roket diwarnai dengan pola kotak-kotak hitam putih yang khas, yang membantu menunjukan kalau roket menggulir pada poros horizontal
Tes Penerbangan
Tes penerbangan pertama terjadi pada tanggal 3 Oktober 1942 yang mencapai ketinggian 84.5 km. 2 tes penerbangan telah ditemukan oleh pasukan sekutu: Roket Bäckebo, dan sisa-sisanya yang mendarat di Swedia tanggal 13 Juni 1944 dan 1 roket V2 yang lain ditemukan oleh Pasukan Pemberontakan Polandia pada tanggal 30 Mei 1944 di Blizna dan di kirim ke Britania Raya selama Operasi Most III. Ketinggian paling tinggi V2 selama PD II adalah 174.6 km pada tanggal 20 Juni 1944. Tes penerbangan dari Roket V2 (Aggregate-4) telah dibuat di Peenemünde, Blizna and Tuchola Forest, dan setelah PD II, di Cuxhaven oleh Britania, White Sands Proving Ground dan Tanjung Canaveral oleh Amerika Serikat, dan Kapustin Yar oleh Uni Soviet.
Referensi
^
Kennedy, Gregory P. (1983). Vengeance Weapon 2: The V-2 Guided Missile. Washington DC: Smithsonian Institution Press. hlm. p27,74.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan (link)
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Neufeld
Dungan, Tracy D. (2005). V-2: A Combat History of the First Ballistic Missile. Westholme Publishing. ISBN 1-59416-012-0.
Huzel, Dieter K. (ca. 1965). Peenemunde to Canaveral. Prentice Hall Inc.
King, Benjamin and Timothy J. Kutta (1998). Impact: The History of Germany's V-Weapons in World War II . (Alternately: Impact: An Operational History of Germany's V Weapons in World War II.) Rockville Center, New York: Sarpedon Publishers, 1998. ISBN 1-885119-51-8, ISBN 1-86227-024-4. Da Capo Press; Reprint edition, 2003: ISBN 0-306-81292-4.
Piszkiewicz, Dennis (1995). The Nazi Rocketeers: Dreams of Space and Crimes of War. Westport, Conn.: Praeger. ISBN 0-275-95217-7.