Saturn V atau juga dikenal dengan Roket Apolo merupakan roket buatan Amerika Serikat dengan kelas Super Berat yang digunakan NASA dalam program Apollo antara Tahun 1967-1973. Roket ini memiliki tiga tingkat, yang masing masing menggunakan bahan bakar cair. Roket ini dikembangkan oleh Wernher von Braun, Insinyur Roket dari Jerman yang direkrut oleh Amerika serikat pada masa Perang Dunia 2. NASA menggunakan Roket ini untuk mendaratkan manusia ke Bulan dan meluncurkan Stasiun luar angkasa pertama buatan Amerika serikat, Skylab
Saturn V sudah diluncurkan sebanyak 13 kali dari Kennedy Space Center dengan rekor keamanan yang cukup mentereng, yakni tidak pernah gagal atau mengalami kecelakaan yang menyebabkan muatan maupun para astronot meninggal dunia.. Sampai Tahun 2021, Saturn V masih menjadi roket tertinggi, terberat, dan paling kuat dari perhitungan daya dorong yang dihasilkan didunia pada roket yang pernah beroperasi. Saturn V juga memegang rekor Peluncuran dengan beban terberat keluar angkasa di dunia, dengan berat Muatan yang dibawa ke Orbit rendah Bumi (LEO) sebesar 310,000 lb (140,000 kg), yang dimana dengan berat Tahap tiga beserta Bahan bakar, Modul Pendaratan, dan Modul Orbit Bulan.
Sampai saat ini, Saturn V masih menjadi satu satunya roket yang membawa manusia lebih jauh dari Orbit Rendah Bumi (LEO). Total sebanyak 15 Roket yang dibuat untuk misi Apollo, tapi hanya 13 yang Meluncur. sebanyak 3 Roket diproduksi untuk tujuan Uji Coba di darat. Total ada 24 Astronot yang diantarkan ke Bulan dengan Roket Saturn V selama Desember 1968 hingga Desember 1972.
Komponen pada Roket Saturn V
Saturn V Terdiri dari tiga Tingkat, Yaitu tingkat pertama S-IC, Tingkat kedua S-II, dan Tingkat ketiga S-IVB—beserta Komponen instrumen roket. Semua Tingkat menggunakan Liquid Oxygen sebagai Oxydizer. sedangkan Bahan bakar untuk tingkat pertama menggunakan RP-1, Sementara untuk Tingkat kedua dan ketiga menggunakan liquid hydrogen (LH2). Dimana LH2 mempunyai energi yang besar pada kepadatannya sehingga mampu mengangkat roket ke orbit dengan massanya. sedangkan RP-1 mempunyai energi lebih besar pada kepadatannya dari Volumenya. Akibatnya, RP-1 dipilih untuk bahanbakar tingkat pertama karena volume LH2 yang dibutuhkan akan tiga kali lebih besar dari RP-1 dan akan menciptakan hambatan aerodinamis yang jauh lebih tinggi selama fase Peluncuran melalui atmosfer. Tingkat atas juga menggunakan bahan padat kecil yang membantu memisahkan tingkatan selama peluncuran, dan untuk memastikan bahwa bahan bakar cair berada pada posisi yang tepat untuk disedot ke dalam pompa agar tidak meledak.[5]
Catatan
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama serialnote