Tio Ie Soei
Tio Ie Soei (Cina: 赵雨水; pinyin: Zhào Yǔshuǐ; 22 Juni 1890 – 20 Agustus 1974; juga dikenal dengan nama pena Tjoa Pit Bak) adalah penulis dan jurnalis Tionghoa peranakan yang aktif di Hindia Belanda dan Indonesia. Lahir di Batavia (sekarang Jakarta), Tio merambah dunia jurnalisme saat masih remaja. Tahun 1911, ia mulai menulis karya fiksi dan menerbitkan novel pertamanya, Sie Po Giok. Selama 50 tahun selanjutnya, Tio sering menulis artikel di beberapa surat kabar dan majalah dan menjabat sebagai editor di beberapa kantor berita. Ia juga menulis sejumlah novel dan biografi, termasuk biografi Tan Sie Tat dan Lie Kim Hok. Kehidupan awal dan karierTio lahir di Pasar Baru, Batavia, Hindia Belanda, pada tanggal 22 Juni 1890.[1] Ayahnya adalah imigran dari provinsi Fujian, Cina, sedangkan ibunya adalah Tionghoa peranakan (ras campuran). Tio yang masih muda bersekolah di sekolah Belanda khusus etnis Tionghoa. Ia belajar bahasa Belanda dan beberapa bahasa lain.[2] Ia mulai memasuki dunia jurnalisme pada tahun 1905 dengan bekerja sementara di Sinar Betawi. Tidak lama kemudian, ia keluar dan bergabung dengan Perniagaan yang lebih ditargetkan pada etnis Tionghoa. Ia bekerja di sana selama lima belas tahun, kemudian diangkat menjadi editor. Saat menjabat sebagai editor, ia menikahi putri rekan kerjanya.[2] Periode produktifTio menulis karya fiksi pertamanya pada tahun 1910-an. Novel pertamanya yang ditargetkan pada anak-anak diterbitkan tahun 1911.[3] Sie Po Giok mengisahkan pemuda yatim piatu yang diperlakukan tidak adil oleh pamannya dan pindah ke Tiongkok. Ceritanya menjadi populer setelah novel ini dirilis.[4] Tio lalu menulis beberapa cerita pendek lain.[5] Ia juga menulis beberapa antologi biografi pada masa itu.[5] Tahun 1920, Tio jatuh sakit dan mengundurkan diri dari Perniagaan. Ia dan keluarganya pindah ke Pengalengan di selatan Bandung untuk memulihkan diri. Di sana mereka berkebun sayur. Tio terus menulis dan mengirimkannya ke berbagai koran, termasuk Bintang Soerabaia, Warna Warta, dan Kong Po.[2] Salah satu tulisannya yang diterbitkan di Lay Po asal Bandung tahun 1923 mengungkapkan bahwa Sair Tjerita Siti Akbari (1884) karya Lie Kim Hok sangat mirip dengan Sjair Abdoel Moeloek karya Raja Ali Haji tahun 1846. Tulisannya menciptakan skandal dan Lie dituduh melakukan plagiarisme.[6] Pada tahun 1924, ia membuat tinjauan sastra berjudul Tjerita Pilihan yang menerbitkan terjemahan sastra Eropa. Meski sirkulasi awalnya sangat tinggi, sempat mencapai 5.000 eksemplar, Tjerita Pilihan bangkrut setelah edisi kesepuluhnya.[3][7] Setelah pulih, sekitar tahun 1925 Tio pindah ke Cirebon dan membuka toko. Usahanya gagal, lalu ia pindah ke Banjarmasin tahun itu juga dan mendirikan kantor beritanya sendiri. Tahun 1926, ia pulang ke Jawa, bekerja di Surabaya sebagai editor Pewarta Soerabaja.[2] Masa-masa hidupnya di Jawa Timur adalah masa yang paling produktif dalam penulisan karya fiksi. Dengan nama aslinya dan nama pena Tjoa Pit Bak, ia menerbitkan novel dan biografi melalui berbagai penerbit. Beberapa di antaranya merupakan terjemahan karya-karya Eropa, sedangkan lainnya didasarkan pada kisah nyata di Hindia Belanda. Kebanyakan tulisannya bertema kejahatan.[5] Ia menulis biografi petinju Tan Sie Tat pada tahun 1928 dan menjadi buku terakhir Tio sampai tiga puluh tahun selanjutnya.[4] Akhir karierEditor Pewarta Soerabaja adalah jabatan terlama yang dipegang Tio. Ia terus memimpin surat kabar tersebut sampai tahun 1942 ketika Jepang menduduki Hindia Belanda. Tio mengungsi dari Surabaya dan bersembunyi dekat Kediri.[2] Ia kembali masuk pers tahun 1948 sebagai penulis di majalah Liberal.[1] Pada tahun-tahun terakhir kariernya, Tio semakin aktif di berbagai organisasi pers. Ia memimpin Persatuan Wartawan Surabaya yang kelak menjadi bagian dari Persatuan Wartawan Indonesia.[2] Tio pensiun dari jurnalisme pada tahun 1957 dan pindah ke Jakarta. Ia tetap melanjutkan kebiasaan menulisnya.[2] Tio menerbitkan sejumlah artikel selaku jurnalis lepas. Ia juga menulis biografi Lie Kim Hok yang diterbitkan tahun 1958 sebagai perayaan ulang tahun ke-105 Lie. Buku berjudul Lie Kimhok (1853-1912) ini tidak berfokus pada Lie, melainkan beberapa aspek kehidupan peranakan pada akhir abad ke-19.[3] Tio meninggal dunia di Jakarta tanggal 20 Agustus 1974.[1] PengaruhSie Po Giok diterbitkan kembali dengan Ejaan yang Disempurnakan pada tahun 2000 sebagai bagian dari seri pertama Kesusastraan Melayu Tionghoa.[4] Biografi Lie Kim Hok karya Tio disertakan dalam seri kelimanya.[8] Karya
Catatan kaki
Referensi
|