Penandatanganan Tiga Formula Kesatuan diwajibkan oleh Sinode Dordrecht bagi para pengkhotbah di Gereja Reformed dan untuk guru sekolah dan katekis. Yang kedua (guru sekolah dan katekis) membutuhkan dukungan dari otoritas lokal. Pada tahun 1631, dewan kota Utrecht memutuskan bahwa semua guru sekolah kota dan sekolah swasta harus menandatangani Tiga Formula Kesatuan, dengan hukuman pengeluaran jika mereka menolak. Delft mengikuti pada tahun 1663 dan Amersfoort pada tahun 1683.[1]
Walaupun penandatanganan ketiga formulir itu wajib, belum ada penerbitan bersama ketiga formulir tersebut pada masa Republik Belanda.[2] Oleh karena itu cukup untuk menandatangani formulir tanda tangan yang ditetapkan oleh Sinode Dordrecht.
Ungkapan 'tiga formula kesatuan' untuk pengakuan-pengakuan tersebut sudah digunakan sejak abad kedelapan belas dan kesembilan belas. Pada abad ke-18 ungkapan tersebut dapat ditemukan pada penulis seperti Jan Jacob Brahe (1726-1776) dan Johannes Conradus Appelius (1715-1798).
Pada abad ke-19, Afscheiding tahun 1834 membawa pada reevaluasi terhadap Pasal-Pasal Dordrecht di kalangan gereja yang berpisah. Di Gereja Reformed, terbit sebuah konflik di dalam aliran yang lebih ortodoks mengenai status keterikatan kepada pengakuan iman. Di tahun 1869, hal ini membawa kepada edisi cendekiawan dari ketiga pengakuan ini oleh Johan Justus van Toorenenbergen, yang menempatkan Pasal-Pasal Ajaran Dordrecht di posisi yang lebih rendah. Meresponi hal ini, Abraham Kuyper menerbitkan edisinya sendiri pada tahun 1883 sebagai rencananya untuk mengembalikan Gereja Reformed kepada yang ia anggap sebagai akar-akar Reformed, yaitu Tiga Formula Kesatuan, dengan Aturan Gerejawi (diterbitkan untuk penggunaan gerejawi dan penggunaan domestik). Dengan ini, ia memperkenalkan 'Tiga Formula Kesatuan' dengan huruf kapital sebagai deskripsi tetap terhadap ketiga pengakuan ini. Kuyper meminta penandatanganan pengakuan dilakukan bukan hanya oleh pendeta, tetapi juga oleh penatua. Sejak saat itu, Tiga Formula Kesatuan diterbitkan sebagai standar di Alkitab gereja dari banyak gereja Reformed.
Bagi gereja dan organisasi Reformed yang ortodoks, mereka berfungsi sebagai formulasi inti iman yang fundamental dan tidak terbantahkan. Di beberapa sekolah Reformed, para staff diwajibkan menandatangani persetujuan terhadap Tiga Formula Kesatuan.
Namun, setiap dokumen memiliki tujuan yang berbeda:
Katekismus Heidelberg dituliskan dalam format tanya-jawab untuk membantu menjelaskan pengajaran Alkitab kepada anak-anak dan orang percaya baru.
Bagi banyak orang Kristen di Belanda, ketiga formula ini masih memiliki arti. Beberapa perpisahan dari Gereja Protestan di Belanda (PKN) terjadi karena keterikatan pada ketiga formula tersebut. PKN menerapkan dasar yang lebih luas dari ketiga formula tersebut. Beberapa ketidaksepakatan menyebabkan pendirian Hersteld Hervormde Kerk .
Referensi
Jasper Vree, "Drie Formulieren van Enigheid", dalam: George Harinck, Herman Paul en Bart Wallet, Het gereformeerde geheugen. Protestantse herinneringsculturen in Nederland, 1850-2000 (Amsterdam: Bert Bakker, 2009), hlm. 118-129.