Pengakuan Iman Westminster memperlihatkan corak Calvinisme Inggris yang ada pada abad ke-17, yang berbeda dengan ajaran Calvin sendiri.[1]Pengakuan Iman Westminster mengajarkan penebusan terbatas, artinya bahwa salib hanya dimaksudkan sebagai keselamatan orang yang terpilih.[1]Yesus Kristus membeli keselamatan bagi semua yang diberikan kepada-Nya oleh Bapa-Nya.[1]Pengakuan Iman Westminster juga mengajarkan bahwa orang yang mempunyai iman yang menyelamatkan tetap memiliki kekurang pastian.[1] Kepastian pribadi dalam pengakuan iman ini dianggap sesuatu yang mungkin bagi orang percaya, tetapi jelas yang berbeda dengan iman yang menyelamatkan.[1] Menyangkut kitab suci, Pengakuan Iman Westminster menyatakan bahwa Alkitab merupakan otoritastunggal dalam kepercayaan Kristen.[2]Pengakuan Iman Westminster juga menyertakan doktrintakdir yang mana dikatakan bahwa sebagian manusia dan malaikat ditakdirkan untuk hidup abadi dan yang lain ditetapkan untuk kematian abadi.[2] Allah bukan pencipta dosa dan bukan juga kekerasan yang ditawarkan bagi kehendak makhluk.[2] Pengakuan Iman ini juga menekankan hubungan Allah dengan ciptaan-Nya melalui perjanjian.[2] Penebusan umat manusia merupakan perimbangan antara kedaulatan Allah dan pertanggungjawaban manusia.[2]
^ abcdefghi(Indonesia) Tony Lane. 2005. Runtut Pijar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 174-177
^ abcde(Indonesia) A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang, dan Randy Petersen. 2001. 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 96
^ ab(Indonesia) Th. van den End. 2000. Enm Belas Pengakuan Dasar Calvinisme. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 95
Pranala luar
Wikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini: