Tari LaweutTari Laweut adalah salah satu tari yang berasal dari daerah Pidie yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru Aceh terutama daerah pesisir. Sebutan laweut berasal dari bahasa Arab, yaitu seulaweut atau salawat. Arti dari kata tersebut adalah sanjungan kepada junjungan umat Islam yaitu Nabi Muhammad Saw. Maka dari itu, syair-syair yang dilantunkan untuk mengiringi tarian ini lebih banyak bersalawat kepada nabi.[1] Selain laweut masyarakat Aceh juga menyebut tarian ini dengan istilah Seudati Inong atau Akoom. Penaamaan ini karena tari laweut memiliki kemiripan dengan tari seudati. Penyebutan seudati inong karena laweut dimainkan oleh penari perempuan dengan menepuk paha dan tepuk tangan.[2] Sedangkan, tari seudati yang dimainkan oleh laki-laki disebut seudati agam yang memiliki gerakan dominan menepuk dada.[3] Walaupun dimainkan oleh penari wanita, tari laweut mengedepankan gerakan tari semangat berkobar-kobar sesuai dengan latar belakang kehidupan masyarakat aceh. Tapi, apabila dilihat dari bentuk tari, gerak, liku, lemah gemulai dan kelemah lembutan para pemainnya tetap terpancar kodrat wanita yang tetap menjaga ciri khasnya.[4] Kini, tari laweut sering ditampilkan pada saat pesta rakyat, pesta perkawinan masyarakat umum dan peringatan hari-hari besar pemerintah.[1] PemainPenari laweut terdiri dari 8 orang penari perempuan dengan rata-rata usia 20–30 tahun. Seorang penari utama yang bergelar syeh dan dibantu oleh 2 orang apet syeh. Selain itu, tari laweut diisi oleh 1 atau 2 orang peradat (penyanyi) yang terkenal dengan sebutan aneuk laweut. Tari laweut merupakan tarian yang dimainkan dengan tanpa menggunakan iringan alat musik. Yang terdengar hanya bunyi yang dihasilkan dari tepukan paha penari dalam setiap geraknya, tepuk tangan dan nyanyian aneuk laweut yang bersahut-sahutan dengan para penari lainnya.[1] GerakDalam tari laweut ada 2 pola gerak dominan yang dilakukan oleh penari, yaitu gerak menepuk paha dan gerakan petikan jari. Pada tari ini terdapat perbedaan antara satu gerak dengan gerak yang lain dalam kesatuan ragam gerak. Pada dasarnya tenaga atau energi yang dibutuhkan dalam tari ini harus kuat dan lembut, seperti gerak menepuk paha dan gerakan petikan jari yang memerlukan tenaga medium untuk memunculkan suara internal dalam pada diri penari agar sampai ke telinga penonton. Kemudian dalam setiap ragam gerak tari laweut dapat berubah-ubah sehingga membentuk ruang yang cukup beragam. Selain itu, ada juga pola gerak tubuh kombinasi dari pola diam ke gerakan berpindah tempat. Dalam proses gerak kombinasi yang berkesinambungan tadi membutuhkan waktu untuk setiap ragam geraknya sehingga penonton sangat tertarik melihat unsur-unsur gerakan tari Laweut.[4] TahapanSebelum menari, gerakan dimulai dengan penari yang datang dari arah kiri dan kanan dengan jalan gerakan barisan memasuki panggung dan membuat komposisi satu berbanjar. Posisi seluruh penari menghadap ke arah penonton. Para penari memberi salam hormat kepada penonton dengan mengangkat kedua tangan sebatas dada kemudian mulai melakukan gerakan-gerakan tarian sambil melantunkan syair dengan urutan sebagai berikut.[5]
Rujukan
|