Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC; 株式会社三井住友銀行code: ja is deprecated , Kabushikigaisha mitsui sumitomo ginkō) adalah sebuah perusahaan jasa keuangan dan bank multinasional asal Jepang yang berkantor pusat di Yurakucho, Chiyoda, Tokyo, Jepang. SMBC adalah bank dengan aset dan kapitalisasi pasar terbesar kedua di Jepang (hingga tahun 2019).[2] Bersama MUFG dan Mizuho, SMBC disebut sebagai megabank Jepang, yakni tiga bank terbesar di Jepang yang mendominasi mayoritas pangsa pasar di sistem keuanganJepang.[3] SMBC berhubungan erat dengan keiretsuSumitomo dan Mitsui.
The Sakura Bank, Limited (さくら銀行code: ja is deprecated , Sakura Ginkō) dulunya adalah sebuah bank asal Jepang yang berkantor pusat di Tokyo dan Kobe. Bank ini dibentuk pada bulan April 1990 dengan nama Mitsui Taiyo Kobe Bank (MTKB) melalui penggabungan antara Mitsui Bank (didirikan pada tahun 1876) dan Taiyo Kobe Bank (didirikan pada tahun 1973).
Sejarah bank ini dimulai sejak bulan Juli 1876 saat pendahulunya, Mitsui Bank resmi didirikan dengan modal awal dua juta yen. Bank ini merupakan salah satu tempat penyimpanan kas negara Jepang, hingga terbentuknya Bank of Japan pada tahun 1882. Selama beberapa dekade kemudian, Keluarga Mitsui mengambil alih sejumlah pabrik milik pemerintah Jepang untuk membentuk konglomerat zaibatsu besar, dengan bank sebagai salah satu bisnis utamanya.[4] Mitsui Bank resmi didaftarkan sebagai perseroan terbatas (modal awal: ¥20 juta) pada tahun 1909.[5]
Perang Dunia II membuat Mitsui Bank menjauh dari zaibatsu Mitsui mulai sekitar tahun 1937, karena banyaknya pinjaman yang diberikan oleh bank ini kepada produsen amunisi membuatnya rentan bangkrut jika terjadi resesi pasca perang. Solusi yang digagas oleh chairman Mitsui adalah dengan menggabungkan bank ini dengan Dai-Ichi Bank, guna membuat institusi yang lebih besar di luar kendali Keluarga Mitsui.[6] Pada bulan April 1943, Mitsui Bank resmi bergabung dengan Dai-Ichi untuk membentuk Teikoku Bank.[5]
Teikoku kemudian kekurangan modal, sehingga hingga perang berakhir, hanya menyediakan pinjaman jangka pendek, sementara pinjaman jangka panjang ditangani oleh Industrial Bank of Japan.[6] Dai-Ichi dan Mitsui memiliki budaya kerja yang sangat berbeda, sehingga terjadi gesekan di internal perusahaan dan kedua perusahaan pun tidak pernah sepenuhnya terintegrasi. Pada bulan Oktober 1948, Dai-Ichi Bank resmi dipisahkan dari Teikoku Bank.[7]
Teikoku Bank mencatatkan sahamnya di Bursa Saham Tokyo dan Osaka pada bulan Mei 1949 dan resmi mengganti namanya kembali menjadi Mitsui Bank pada bulan Januari 1954.[5] Mitsui Bank kemudian resmi bergabung dengan Toto Bank pada bulan April 1968.[5]
Mitsui mendirikan The Mitsui Bank of California di Los Angeles pada tahun 1974, dan mengakuisisi Manufacturers Bank pada tahun 1981, kemudian menggabungkan keduanya untuk membentuk Mitsui Manufacturers Bank dua tahun kemudian (diubah namanya menjadi Manufacturers Bank pada tahun 1992).[9]
Mitsui Bank setuju untuk bergabung dengan Taiyo Kobe Bank pada tahun 1989. Penggabungan TKB-Mitsui ini, disetujui pada akhir tahun 1989 saat puncak penggelembungan harga aset di Jepang, ditujukan untuk membentuk bank terbesar kedua di dunia, di bawah Dai-Ichi Kangyo Bank. TKB memiliki banyak nasabah individual dan UMKM, sementara Mitsui memiliki banyak nasabah institusional besar. The Sakura Bank resmi dipakai pada bulan April 1992. Penggabungan ini dimaksudkan agar mereka dapat berkompetisi lebih baik dengan bank asal Eropa, yang diperkirakan akan mengalami konsolidasi pasca deregulasi pada tahun 1992.[10]
Sakura pun tumbuh menjadi bank ritel dan bank korporat besar di Tokyo Raya selama dekade 1990-an, serta merupakan bank ritel dengan total pinjaman KPR terbesar di Jepang.[11] Walaupun begitu, Sakura mengadakan penghapusan pinjaman macet pada tahun 1998, sehingga akhirnya mendekati salah satu nasabah korporat terbesarnya, yakni Toyota, untuk meminta dukungan keuangan, namun ditolak.[12]
Sakura memimpin konsorsium yang mendirikan Japan Net Bank, sebuah bank daring, pada tahun 2000, dan mulai bernegosiasi dengan Sony untuk membuka bank daring kedua di Jepang.[13]
Sumitomo Bank didirikan pada bulan November 1895 dan resmi menjadi perseroan terbatas dengan modal awal 15 juta yen pada bulan Maret 1912.[5] Bank ini membuka sejumlah cabang di luar negeri selama Perang Dunia I saat zaibatsu Sumitomo makin besar.[14]
Pasca Perang Dunia II, Sumitomo Group dibubarkan dan anak usahanya dilarang memakai nama Sumitomo. Bank ini pun mengubah namanya menjadi Osaka Bank pada bulan Oktober 1948.[14] Pada bulan Desember 1952, namanya kembali diganti menjadi Sumitomo Bank.[5] Sumitomo merupakan bank utama untuk sejumlah produsen besar asal Jepang selama periode pasca perang, seperti NEC dan Panasonic (Matsushita).[14]
Pada dekade 1970-an, bank ini kehilangan hampir $1 miliar dalam proses merestrukturisasi Ataka & Co., yang bersama bailoutMazda, memberi dampak besar pada kondisi keuangan Sumitomo, dan menjatuhkannya dari bank paling menguntungkan di Jepang menjadi hanya menempati peringkat sembilan.[15] Walaupun begitu, bailout Ataka dan Mazda meningkatkan reputasi Sumitomo karena menunjukkan dedikasinya pada nasabah. Bank ini pun menjadi bank dengan deposit terbesar di Jepang, hingga penggabungan Dai-Ichi Bank dan Nippon Kangyo Bank untuk membentuk Dai-Ichi Kangyo Bank.[14]
Pada tahun 1986, Sumitomo bergabung dengan Heiwa Sogo Bank untuk meningkatkan eksistensinya di Tokyo. Pada tahun yang sama, bank ini juga mengakuisisi 12,5% saham Goldman Sachs.[14]
Sumitomo mengalami kerugian besar selama pecahnya penggelembungan harga aset di Jepang pada dekade 1990-an. Pada tahun 1993, bank ini menghapus pinjaman-pinjaman bermasalah sebesar 100 miliar yen, dan pada tahun 1994, kepala cabangnya di Nagoya dibunuh, diduga berhubungan dengan penagihan pinjaman bermasalah. Pada tahun 1995, bank ini mencatatkan kerugian pertamanya selama periode pasca perang.[14] Bank ini kemudian menjual Sumitomo Bank of California, bank terbesar keenam di California, dengan harga murah ke Zions Bancorporation pada tahun 1998 (SBC kini menjadi bagian dari California Bank and Trust).[16]
Pada tahun 1999, di tengah kompetisi ketat dan konsolidasi antara bank asal Jepang dengan bank luar negeri, Sumitomo mengumumkan penggabungannya dengan Sakura Bank untuk membentuk Sumitomo Mitsui Banking Corporation.[14] Penggabungan ini resmi disetujui pada bulan Juni 2000, dan resmi menggabungkan kekuatan Sakura di bidang ritel dan di Jepang bagian timur dengan kekuatan Sumitomo di bidang korporat dan di Jepang bagian barat.[11]
Sumitomo Mitsui Banking Corporation
Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dibentuk melalui penggabungan The Sumitomo Bank dan Sakura Bank pada bulan April 2001. Sumitomo Bank merupakan bank besar asal Jepang yang didirikan pada tahun 1895; sementara Sakura Bank merupakan penerus Mitsui Bank, bank besar asal Jepang yang didirikan pada tahun 1876, namun sejarahnya telah dimulai sejak tahun 1683, saat Keshogunan Tokugawa mengijinkan Mitsui Takatoshi untuk bertindak sebagai penukar uang. Penggabungan inipun membentuk salah satu grup bank terbesar di dunia, setara dengan Deutsche Bank dan Mizuho Bank.[17] Walaupun begitu, bank besar ini masih dihantui oleh aset buruk pada saat itu, yakni pasca meletusnya gelembung aset, industri perbankan Jepang, termasuk SMBC, menderita akibat kredit macet selama dekade 1990-an dan awal dekade 2000-an. Hal inipun memicu adanya sejumlah aksi korporasi yang dilakukan sejumlah bank di Jepang.
Pada tahun 2003, Sumitomo Mitsui Banking Corporation mengadakan penggabungan terbalik dengan anak usahanya, Wakashio Bank, untuk mengamankan sumber daya keuangan guna menutup kerugian dari kondisi ekuitas. Walaupun SMBC secara teknis telah dibubarkan dan Wakashio Bank menjadi perusahaan yang masih bertahan, sesuai UU Niaga Jepang, perusahaan yang masih bertahan pun melanjutkan bisnisnya dengan nama Sumitomo Mitsui Banking Corp. Presiden SMBC, Yoshifumi Nishikawa dan Chairman Akishige Okada pun menjadi Presiden dan Chairman dari perusahaan baru ini, sementara Hiroyasu Ichikawa, Presiden Wakashio Bank, melanjutkan kariernya sebagai direktur utama senior.[18] Ide penggabungan terbalik ini dimaksudkan untuk menciptakan perusahaan yang lebih kecil, sehingga labanya dapat dimaksimalkan. Laba ini kemudian digunakan untuk mempercepat penghapusan kerugian bank akibat sekuritas yang gagal terealisasi dan mendorong penjualan sahamnya untuk mengurangi risiko dari fluktuasi harga saham.[19] Pasca penggabungan, perusahaan baru ini berhasil tumbuh cepat melalui strategi pertumbuhan organik maupun anorganik. Asetnya pun meningkat dari 102,4 trilliun yen pada tahun 2003 menjadi lebih dari 200 trilliun yen pada akhir tahun 2018, menjadikannya bank terbesar ke-14 di dunia.[20]
Saat ini, bank ini berperan sebagai bank ritel, bank korporat, dan bank investasi dari Sumitomo Group. Basis klien tradisionalnya adalah perusahaan asal Jepang, namun kini juga memiliki makin banyak klien dari luar Jepang. Jaringan SMBC di luar negeri meliputi 130 cabang dan kantor di 40 negara dan wilayah hingga tahun 2018. SMBC menyediakan produk dan jasa keuangan untuk berbagai macam klien, seperti perorangan, UMKM, perusahaan besar, institusi keuangan, dan institusi publik. Sejak tahun 2008, cabang SMBC di Singapura resmi menjadi penghubung SMBC di Asia Pasifik, sementara kantor pusatnya tetap berada di Tokyo, Jepang.[21][22][23]
Bank ini terus meningkatkan rasio modal tingkat 1-nya dari 12,19% pada tahun 2014 menjadi 16,69% pada bulan Maret 2018. Standard & Poor's, Moody's, dan Fitch Ratings pun masing-masing memberi SMBC peringkat A1, A, dan A (hingga bulan Maret 2018).[21]
^"Mitsui & Co., Ltd. History". International Directory of Company Histories, Vol. 28. St. James Press, 1999. Diakses tanggal 7 April 2015.
^"History". Manufacturers Bank. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2015. Diakses tanggal 7 April 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Anggota Hakusuikaiditulis tebal. Hakusuikai adalah sebuah asosiasi yang beranggotakan para presiden dari perusahaan milik Sumitomo. * Perusahaan Mitsui Group