Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Soeroso Prawirohardjo

Soeroso Prawirohardjo
Pak Soeroso di awal 70-an
Rektor Universitas Gadjah Mada ke-5
Masa jabatan
1968 – 1973
Informasi pribadi
Lahir(1935-03-16)16 Maret 1935
Semarang, Hindia Belanda
Meninggal28 September 1989(1989-09-28) (umur 54)
Yogyakarta, Indonesia
Suami/istriWahjoeningdyah
Anak
  • Amiluhur
  • Mia Pradnya Paramita
  • Amisani
Almamater
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Prof. Dr. Soeroso Hadisoewarno Prawirohardjo, M.A. atau sering dipanggil dengan sebutan Pak Soeroso (16 Maret 1935 – 28 September 1989) adalah Rektor Universitas Gadjah Mada periode 1968 - 1973.

Masa Kecil dan Pendidikan

Soeroso terlahir sebagai anak nomor empat dari tujuh bersaudara. Ayahnya, Hadisoewarno Prawirohardjo, meninggal sejak ia masih berumur 11 tahun. Semenjak itu sang ibu, Soeratmilah, yang tidak pernah mengeyam bangku sekolah bekerja sekuat tenaga untuk menghidupi Soeroso dan saudara-saudaranya.

Soeroso menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Yogyakarta, sedari SD (1948), SLP (1952), dan SLA (1955). Setamat sekolah lanjutan, Soeroso yang bercita-cita menjadi diplomat bekerja di Departemen Luar Negeri sambil menunggu peluang masuk Akademi Dinas Luar Negeri – yang ternyata tidak dibuka lagi.[1]

Pada akhirnya, dengan berbekal beasiswa Ia untuk berkuliah di jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Gelar sarjana muda diraihnya pada 1960. Selang dua tahun, giliran ijazah Master of Arts diperolehnya dari departemen ilmu politik University of Pittsburgh. Selain itu, ia juga mengikuti sejumlah program non gelar di Institute of International Studies and Overseas Administration, University of Oregon dan Department of Political Sciences, University of Minnesota.

Sementara, pendidikan tingkat doktoral baru dikejarnya tahun 1975 di University of Oxford. Di bawah bimbingan Indonesianis Leslie H. Palmier, ia merampungkan studinya 4 tahun kemudian dengan desertasi berjudul Gadjah Mada University Indonesia and the impact of political change with particular reference to the period 1965-1973 dan pulang dengan gelar doktor dalam ilmu politik.[2][3]

Karier

Soeroso memulai karirnya di UGM sebagai asisten di Fakultas Sosial dan Politik pada 1960. Sepulang dari studinya di Amerika, ia diangkat menjadi lektor muda dan selanjutnya berstatus lektor mulai tahun 1966. Sejak 10 November 1966, Soeroso menjadi dekan Fakultas Sosial dan Politik. Baru berusia 31 tahun, ia merupakan dekan termuda di fakultasnya. Jabatan ini ia emban hingga 28 September 1968, saat ia diangkat menjadi rektor UGM periode 1968-1973.

Sejak 1972, Soeroso juga diangkat menjadi anggota MPR utusan Golongan Karya dari kelompok cendekiawan dan aktif hingga keberangkatannya ke Inggris untuk studi doktoral.

Sepulang dari Inggris pada 1979, Soeroso menjadi staff ahli Menteri P dan K Dr. Daoed Joesoef. Setehun kemudian ia diangkat menjadi Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (BP3K). Salah satu prestasinya yang menonjol adalah pencanangan program wajib belajar. Bagaimanapun, pada 4 Januari 1984 Soeroso mengundurkan diri dari jabatannya karena berbeda konsep dan prinsip dengan menteri yang baru, Prof. Nugroho Notosusanto.

Di tanggal yang sama dengan pengundurandirinya, Soeroso bersama dengan Mr. Soedarisman Poerwokoesumo, Madikin Wonohito, beserta Drs. Sukarto Kartoatmodjo, Joodkali Padmapuspita, Winotoparartho, dan Karkono Partokusumo mendirikan Yayasan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan "Panunggalan" - Lembaga Javanologi di Yogyakarta dan ditunjuk sebagai ketua. Lembaga Javanologi berfokus dalam pelestarian, pengkajian, dan perlindungan ilmu pengetahuan, filsafat, serta kebudayaan Jawa.

Pada 1 Oktober 1985, Soeroso meraih jabatan akademik tertinggi sebagai Guru Besar UGM.[4][5][6]

Pak Soeroso meninggal dunia pada 28 September 1989 karena sakit lever,[7] meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, serta dimakamkan di TPU Gunung Pule, Bantul, Yogyakarta.[8]

Referensi

  1. ^ Apa & siapa sejumlah orang Indonesia. Grafiti Pers. 1984. 
  2. ^ Biografi para pejabat utama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sejak masa Orde Baru. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. 1984. 
  3. ^ Roeder, O. G. (1971). Who's who in Indonesia: Biographies of Prominent Indonesian Personalities in All Fields (dalam bahasa Inggris). Gunung Agung. 
  4. ^ Kongres Kebudayaan 1991. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Penelitian Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya. 1992. 
  5. ^ Dari revolusi ke reformasi: 50 tahun Universitas Gadjah Mada. Universitas Gadjah Mada. 1999. 
  6. ^ Abrar, Ana Nadhya (2015). Tak Pernah Gentar Berubah : Narasi Panjang Sejarah Fisipol UGM 1955 - 2015. Yogyakarta: Lokus. 
  7. ^ Aly, Rum (2004). Menyilang jalan kekuasaan militer otoriter : gerakan kritis mahasiswa Bandung di panggung politik Indonesia, 1970-1974. Hatta Albanik. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 979-709-133-3. OCLC 61190146. 
  8. ^ 50 Tahun UGM Di Seputar Dinamika Politik Bangsa, Penerbit LP3ES, Jakarta, 1999.
Jabatan akademik
Didahului oleh:
Drs. Soepojo Padmodipoetro, MA
Rektor Universitas Gadjah Mada
1968 - 1973
Diteruskan oleh:
Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo, MA
Kembali kehalaman sebelumnya