Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Resi

Patung Resi Byasa di Naimisharanya.

Resi (Dewanagari: ऋषि; ,IASTṛṣi,; dieja rishi menurut transliterasi Inggris) adalah orang suci atau penyair yang mendapat wahyu dalam agama Hindu. Dalam pengertian klasik artinya ialah 'seorang suci dari periode Weda yang pada awalnya mendapat wahyu himne-himne Weda'. Himne-himne atau nyanyian ini biasanya juga diberi nama sang resi yang bersangkutan.

Etimologi

Secara tradisional kata "resi" diperkirakan diambil dari akar ṛṣ atau rsh yang pada hakekatnya adalah dua kata kerja dalam tatabahasa Sanskerta. Semua ahli bahasa tradisional bahasa Sanskerta menderivasikan arti kata ini dari akar kedua yang artinya adalah "pergi" atau "bergerak".[1] Sementara itu V.S. Apte [2] juga memberikan arti ini. Lalu ahli bahasa Sanskerta ternama Monier-Williams juga memberikan arti yang sama dengan beberapa catatan.

Beberapa bentuk lain akar ini artinya adalah 'mengalir, mendekat dengan mengalir', yang tampaknya mirip dengan arti perama. Arti kedua ialah 'mendorong' dan 'membunuh' yang tidak ada hubungannya dengan resi. Semua arti dan turunan kata ini yang dikutip di atas terdapat dalam Kamus Sanskerta-Inggris karangan Monier-Williams. Monier-Williams mengutip Tārānātha yang menyusun kamus terbesar Sanskerta-Sanskerta berjudulkan Vāchaspatyam: rishati jnānena samsāra-pāram (artinya: seseorang yang sampai di batas dunia fana berkat pengetahuan spiritual).Monier-Williams juga menduga bahwa akar kata dṛṣ atau drsh ("melihat") kemungkinan membuat munculnya sebuah akar mubazir ṛṣ atau rish yang artinya adalah "melihat", meski tidak ada tatabahasawan Sanskerta termasuk Pānini yang mendukung pendapat semacam ini.

Etimologi Indo-Eropa kata ini tidak diketahui secara pasti. Kata ini memiliki kata kerabat dalam bahasa Avesta ərəšiš (Yasna 31.5) "sebuah ekstasi religius" (lihat pula Yurodivy, Vates). Monier-Williams secara tentatif memberikan sugesti bahwa kata ini diturunkan dari drś "melihat"[1][pranala nonaktif permanen]. Sebuah sugesti lain yang dirujuk oleh Julius Pokorny menghubungkan kata ini kepada kata dasar bahasa Proto-Indo-Eropa (PIE) *h3er-s yang artinya adalah "memuncak, masuk", dalam arti "istimewa, bagus". Manfred Mayrhofer dalam kamus etimologinya lebih suka untuk menghubungkan kata ini dengan ṛṣ "siram, mengalir" (PIE *h1ers), atau ras "berteriak".

Tradisi Weda

Dalam kitab Weda, kata ini merujuk kepada penyanyi himne-himne suci, seorang penyair atau seorang bijak yang mendapat wahyu, atau siapapun yang secara sendiri atau dengan orang lain bisa memanggil Dewa dengan pengajian atau penyanyian lagu suci. Terutama nama ini merujuk kepada para pencipta himne-himne Rgweda.

Generasi kemudian menganggap para Resi sebagai patriark pandai atau orang suci dan mereka menduduki posisi yang sama dalam sejarah India seperti pahlawan dan patriark di negara-negara lain. Mereka termasuk makhluk berkategori khusus dalam sistem mistik awal, dan berbeda dari kaum Asuta, Dewa dan orang biasa. Struktur patriarkalnya bisa terlihat dalam nama-nama gotra saga-saga Weda. Namun pada periode yang lebih kemudian, ada dua jenis Saptarsi (Saptaresi atau Tujuh Resi).

Saptaresi

Resi dalam budaya Indonesia

Kamus Jawa Kuno - Indonesia susunan P.J. Zoetmulder (1995:pada entri ṛṣi) memberikan arti tambahan dari kata "Resi" ini. Selain pengertian tradisional seperti ditulis di atas ini, Zoetmulder juga memberikan artinya dalam konteks Nusantara. Di Jawa dahulu kala, menurutnya kata "Resi" berarti:

kelompok orang-orang religi ("pendeta") yg khas, berbeda dengan kependetaan śīwa dan Buddha, brkl lebih asli dan kurang terpengaruh India.

Biasanya kaum resi disebut bersama dengan śaiwa boddha. Namun tidak jelas apakah kata ini harus dibaca lepas atau tidak.

Referensi

  1. ^ Dhatupāth dari Pānini,xxviii
  2. ^ Sanskrit-Hindi Kosh,1890, cetakan 1997 oleh Motilāl Banārasidās Publishers Pvt Ltd, Bungalow Road, Jawāhar Nagar, Delhi-7

Sumber

Kembali kehalaman sebelumnya