Dalam mitologi Hindu, Praceta (Dewanagari: प्रचेत; ,IAST: Praceta,प्रचेत) adalah sebutan bagi sepuluh putra Raja Pracinawari dan Putri Sawarna. Para Praceta dicalonkan untuk menjadi para penguasa dunia, tetapi mereka tidak tertarik pada kehidupan duniawi. Akhirnya mereka meninggalkan kehidupan duniawi untuk hidup sebagai pertapa.[1][2]
Riwayat
Dalam mitologi Hindu dikisahkan bahwa Brahma (dewa pencipta) memerintahkan Raja Pracinawari untuk memastikan apakah bumi bisa dipadati oleh berbagai makhluk. Pracinawari menyerahkan tugas tersebut kepada putranya. Ia menyuruh para Praceta untuk bertapa dengan memusatkan pikiran kepada Dewa Wisnu. Sebab Wisnulah yang dapat mengabulkan permintaan mereka. Setelah mendapat petunjuk demikian, maka para Praceta berangkat untuk bertapa. Mereka memutuskan untuk bertapa di bawah samudra.[3]
Dalam perjalanannya ke barat untuk melakukan tapa, para Praceta melewati sebuah danau yang luas. Danau itu dihuni berbagai ikan dan ditumbuhi bunga teratai. Di pinggir danau itu, berbagai alat musik dibunyikan dengan irama yang indah. Para Praceta terkesima saat menyaksikan bahwa Dewa Siwa dan para pelayannya sedang melakukan mandi suci di danau itu. Kemudian Siwa memberikan nasihat dan pedoman kebajikan kepada para Praceta. Setelah itu, para Praceta melanjutkan perjalanannya.
Setelah sampai di dasar samudra, para Praceta melakukan tapa selama sepuluh ribu tahun. Sementara itu, bumi tidak memiliki pemimpin. Banyak orang yang mati dan hutan-hutan menjadi semakin lebat, hingga terlalu lebat. Bahkan tidak ada angin yang bisa bertiup karena terlalu lebat. Setelah sepuluh ribu tahun berlalu, Wisnu menampakkan wujudnya di hadapan para Praceta. Dia menanyakan permohonan para Praceta. Para Praceta menjawab bahwa mereka ingin bumi bisa dihuni berbagai makhluk hidup. Permintaan itu pun dikabulkan oleh Wisnu.
Setelah tugasnya selesai, para Praceta kembali ke darat dan mendapati bahwa setelah sepuluh ribu tahun berlalu, bumi menjadi sepi. Hanya tampak hutan yang lebat dan semak belukar. Karena kecewa, para Praceta mengeluarkan api dan angin dari mulut mereka.[4] Angin mencabut pepohonan sementara api membakarnya. Soma (dewa tumbuh-tumbuhan) sedih menyaksikan hal tersebut. Kemudian ia turun menemui para Praceta dan meminta mereka untuk berhenti. Sebagai imbalannya, ia memberikan seorang gadis cantik bernama Marisa. Soma juga berkata bahwa kelak Marisa akan melahirkan anak yang keturunannya akan memadati bumi. Akhirnya para Praceta menikahi Marisa. Mereka memiliki putra yang diberi nama Daksa, yang merupakan titisan Daksa putra Brahma.[5]