Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Referendum keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa 2016

Referendum keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa
Haruskah Britania Raya bertahan menjadi anggota Uni Eropa atau keluar dari Uni Eropa?
LokasiBritania Raya dan Gibraltar
Tanggal23 Juni 2016 (2016-06-23)
Hasil
Suara %
Keluar 17.410.742 51,89%
Bertahan 16.141.241 48,11%
Suara sah 33.551.983 99,92%
Suara kosong atau tidak sah 26.033 0.08%
Total suara 33.578.016 100.00%
Pemilih terdaftar/hadir 46.501.241 72.21%
Hasil menurut daerah pemilihan
  Keluar  Bertahan

Referendum keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa, dikenal dengan istilah Referendum UE di Britania Raya, adalah referendum tak mengikat[1] yang dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Juni 2016, di Britania Raya dan Gibraltar[2][3] dan bertujuan menggalang dukungan kelanjutan keanggotaan negara tersebut di Uni Eropa. Hasil referendum menyatakan bahwa Britania Raya memutuskan keluar dari UE dengan 51,9% suara Keluar dan 48,1% suara Bertahan,[4][5][6][7] tetapi hasilnya membelah posisi negara-negara konstituen Britania Raya; Inggris dan Wales memilih keluar, namun Skotlandia dan Irlandia Utara memilih bertahan.[8]

Keanggotaan di Uni Eropa dan organisasi pendahulunya telah menjadi perdebatan di Britania Raya sebelum dan setelah negara tersebut bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC, atau "Common Market") pada tahun 1973. Sesuai dengan komitmen manifesto Partai Konservatif, dasar hukum penyelenggaraan referendum ditetapkan oleh Parlemen Britania Raya melalui Undang-Undang Referendum Uni Eropa 2015. Ini merupakan kedua kalinya pemilih di Britania Raya diminta menggunakan hak suaranya dalam persoalan keanggotaan Britania Raya yang sebelumnya diadakan pada tahun 1975; 67% suara memilih untuk melanjutkan keanggotaan di UE.[9]

Britain Stronger in Europe adalah organisasi kampanye utama yang mendukung bertahannya Britania Raya di UE, dan Vote Leave adalah organisasi kampanye utama yang mendukung keluarnya Britania Raya dari UE. Berbagai grup kampanye, partai politik, perusahaan, serikat pekerja, surat kabar, dan tokoh ternama terlibat dalam kampanye referendum. Pendukung keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa – sering disebut Brexit (lakuran kata "British" yang berarti Britania dan "exit" yang berarti keluar)[10][a] – berpendapat bahwa UE mengalami defisit demokrasi dan menjadi anggota UE justru melemahkan kedaulatan nasional. Pendukung keanggotaan di UE berpendapat bahwa di dunia yang penuh organisasi supranasional ini, kerugian akibat kehilangan kedaulatan tergantikan oleh manfaat keanggotaan di UE. Kubu Keluar berpendapat bahwa Britania Raya bisa lebih mampu mengendalikan imigrasi sehingga mengurangi tekanan pada pelayanan publik, perumahan, dan pekerjaan; menghemat iuran keanggotaan Uni Eropa senilai miliaran pound; memungkinkan Britania Raya membuat kesepakatan perdagangannya sendiri; dan membebaskan Britania Raya dari regulasi dan birokrasi UE yang dirasa tidak perlu dan boros. Kubu Bertahan berpendapat bahwa meninggalkan UE akan mengancam kemakmuran Britania Raya; melemahkan pengaruhnya dalam hubungan internasional; mengancam keamanan nasional karena tidak lagi memiliki akses ke pusat data kriminal Eropa; dan memunculkan hambatan perdagangan antara Britania Raya dan UE. Secara spesifik, mereka berpendapat bahwa keputusan keluar akan menghilangkan lapangan pekerjaan, menunda investasi ke Britania Raya, dan membahayakan bisnis.[12]

Menanggapi hasil referendum, pemerintah Skotlandia pada tanggal 24 Juni 2016 mengumumkan bahwa para pejabat pemerintahan merencanakan referendum kedua terkait kemerdekaan dari Britania Raya.[13] Pasar keuangan bereaksi negatif terhadap hasil referendum. Harga saham dan nilai pound sterling jatuh bebas. Referendum ini berkaitan dengan perseteruan internal di tubuh Partai Konservatif. Perdana Menteri David Cameron menyatakan akan mengundurkan diri per Oktober karena kalah dalam referendum ini.[14]

Sejarah

Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dibentuk tahun 1957.[15] Britania Raya pertama kali mengajukan permohonan keanggotaan pada tahun 1961, namun diveto oleh Prancis.[15] Permohonan kedua diterima dan Britania Raya resmi bergabung tahun 1973; referendum perpanjangan keanggotaan dua tahun kemudian disetujui oleh 67% suara.[15] Integrasi politik mulai dibahas setelah Uni Eropa (UE) didirikan melalui Perjanjian Maastricht tahun 1993. UE menggantikan EEC setelah Perjanjian Lisbon.[15][16]

Dalam kampanye pemilunya tahun 2015, David Cameron berjanji melakukan renegosiasi keanggotaan di UE dan mengadakan referendum.

Setelah pemilu Parlemen Eropa tahun 2014, Partai Kemerdekaan Britania Raya (UKIP) memperoleh mayoritas suara dan menggeser posisi Partai Konservatif ke posisi ketiga. UKIP menjadi partai pertama selain Konservatif atau Buruh yang memuncaki hasil jajak pendapat nasional dalam kurun 108 tahun. Karena sistem pemilu Parlemen Eropa menggunakan perwakilan proporsional, UKIP menguasai porsi perwakilan Britania Raya di Parlemen Eropa.[17]

Pada Januari 2013, Perdana Menteri David Cameron berjanji bahwa, apabila Partai Konservatif memenangi mayoritas suara parlemen pada pemilu 2015, pemerintah akan merundingkan mekanisme yang lebih menguntungkan untuk melanjutkan keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa. Perundingan ini dilakukan sebelum referendum keanggotaan terlaksana.[18] Bulan Mei 2013, Partai Konservatif menerbitkan draf RUU Referendum UE dan memaparkan rencana renegosiasi serta referendum apabila David Cameron menang pemilu.[19] Draf RUU mencantumkan bahwa referendum harus dilaksanakan paling lambat 31 Desember 2017.[20]

Draf RUU ini awalnya diajukan sebagai RUU pribadi oleh anggota parlemen James Wharton dari Partai Konservatif.[21] RUU ini dibahas untuk pertama kalinya di House of Commons pada tanggal 19 Juni 2013.[22] Cameron disebut-sebut "sangat puas" dan akan memastikan "dukungan penuh Partai Konservatif" untuk RUU ini.[23]

Terkait kemampuan RUU yang mewajibkan pemerintah Britania Raya melaksanakan referendum pada periode Parlemen 2015–20, sebuah penelitian parlemen menyatakan bahwa:

RUU ini hanya mengizinkan referendum keanggotaan di Uni Eropa pada akhir Desember 2017 dan tidak mencantumkan waktu pastinya. RUU ini meminta Menteri Luar Negeri mengirim surat perintahnya pada akhir 2016. [...] Apabila tak satu partai pun mendapat mayoritas suara pada [pemilu selanjutnya tahun 2015], kelangsungan surat perintah tersebut pada sidang Parlemen selanjutnya tidak bisa dipastikan.[24]

RUU ini dibahas untuk kedua kalinya tanggal 5 Juli 2013, disetujui 304 suara banding nol karena hampir semua anggota parlemen Partai Buruh dan Demokrat Liberal abstain, disahkan oleh Commons bulan November 2013, dan dipersembahkan kepada House of Lords bulan Desember 2013, tetapi dibatalkan oleh anggotanya.[25]

Anggota parlemen Partai Konservatif Bob Neill kemudian mengajukan Alternative Referendum Bill kepada House of Commons.[26][27] Setelah dibahas tanggal 17 Oktober 2014, RUU ini diserahkan kepada Komite RUU Publik. Karena gagal memenuhi persyaratan keuangan, RUU ini tidak dapat diteruskan sebelum Pembubaran Parlemen tanggal 27 Maret 2015.[28][29]

Di bawah kepemimpinan Ed Miliband tahun 2010 hingga 2015, Partai Buruh tidak menyetujui referendum keanggotaan kecuali ada perpindahan kekuasaan lebih lanjut dari Britania Raya ke Uni Eropa.[30] Dalam manifesto pemilu 2015, Partai Demokrat Liberal berjanji mengadakan referendum keanggotaan apabila perjanjian-perjanjian UE mengalami perubahan.[31] Partai Kemerdekaan Britania Raya (UKIP), Partai Nasional Britania (BNP), Partai Hijau,[32] Partai Serikat Demokrat,[33] dan Respect Party[34] mendukung penyelenggaraan referendum.

Ketika Partai Konservatif memenagi mayoritas suara kursi House of Commons pada pemilu Mei 2015, Cameron menegaskan kembali komitmen manifesto partainya tentang referendum keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa pada akhir 2017 dengan syarat setelah "merundingkan kesepakatan baru [keanggotaan] Britania Raya di UE".[35]

Undang-undang

Agar referendum dapat dilaksanakan di seluruh Britania Raya dan Gibraltar, dua undang-undang perlu disahkan. Undang-Undang Referendum Uni Eropa 2015 disahkan oleh Parlemen Britania Raya dan menerima Persetujuan Kerajaan pada tanggal 17 Desember 2015. Undang-Undang (Referendum) Uni Eropa 2016 disahkan oleh Parlemen Gibraltar supaya referendum dapat dilaksanakan di Gibraltar dan menerima Persetujuan Kerajaan pada tanggal 28 Januari 2016.[butuh rujukan]

Rencana referendum dipaparkan dalam Pidato Ratu tanggal 27 Mei 2015.[36] Waktu itu Cameron diperkirakan akan mengadakan referendum bulan Oktober 2016,[37] tetapi UU Referendum Uni Eropa 2015 diteruskan ke House of Commons keesokan harinya, tiga pekan setelah pemilu.[38] Ketika RUU-nya dibahas untuk kedua kalinya tanggal 9 Juni, anggota House of Commons menyetujuinya dengan 544 suara banding 53, hanya Partai Nasional Skotlandia yang menolak.[39] Berbeda dengan posisi Partai Buruh pra-pemilu 2015 di bawah Miliband, ketua pelaksana Partai Buruh Harriet Harman menyatakan bahwa partainya mendukung rencana referendum UE tahun 2017.[40]

Administrasi

Tanggal

Sebelum diumumkan secara resmi, berbagai pihak memperkirakan bahwa referendum akan dilakukan pada bulan Juni. Perdana Menteri Irlandia Utara, Skotlandia, dan Wales menandatangani surat yang meminta Cameron untuk tidak menyelenggarakan referendum bulan Juni karena pemilu terpisah hendak dilaksanakan bulan Mei. Pemilihan umum di ketiga daerah tersebut ditunda selama satu tahun supaya tidak bertabrakan dengan pemilihan umum Britania Raya 2015 melalui Fixed Term Parliament Act. Cameron menolak permintaan ini dan menyatakan bahwa rakyat dapat menentukan pilihannya sendiri dalam beberapa pemilu dengan jeda waktu yang singkat.[41]

Bulan Februari 2016, Cameron mengumumkan bahwa pemerintah menyarankan agar Britania Raya bertahan di Uni Eropa dan referendum dilaksanakan tanggal 23 Juni. Pengumuman ini menjadi awal kampanye dari kedua kubu. Ia juga mengumumkan bahwa Parlemen akan memberlakukan undang-undang kedua yang berkaitan dengan UU Referendum Uni Eropa 2015 pada tanggal 22 Februari. Seiring pengumuman resmi tersebut, para menteri kabinet Britania Raya diizinkan berkampanye mewakili kedua kubu meski terikat tanggung jawab bersama kabinet.[42]

Syarat memilih

Undang-Undang Referendum Uni Eropa 2015 menyatakan bahwa hanya warga negara Britania Raya, Irlandia, dan Persemakmuran di atas usia 18 tahun yang tinggal di Britania Raya atau Gibraltar yang dapat memakai hak suaranya dalam referendum ini.[43] Warga negara Britania Raya yang sudah terdaftar sebagai pemilih di Britania Raya dalam kurun 15 tahun terakhir juga dapat memakai hak suaranya.[43]

Batas pendaftaran pemilih awalnya tengah malam tanggal 7 Juni 2016, namun diperpanjang hingga 48 jam karena situs web pendaftarannya mengalami masalah teknis akibat lalu lintas yang tinggi. Sejumlah pendukung kubu Keluar, termasuk anggota parlemen Konservatif Sir Gerald Howarth, mengkritik keputusan tersebut dengan alasan kubu Bertahan akan diuntungkan; pemilih yang telat mendaftar didominasi pemilih usia muda dari kubu Bertahan.[44] Hampir 46,5 juta orang berhak menggunakan hak suaranya dalam referendum ini.[45]

Sebagian penduduk dependensi kerajaan Pulau Man, Jersey, dan Guernsey menuntut agar mereka juga boleh memilih dalam referendum ini karean (meski bukan bagian dari UE, kecuali Gibraltar) keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa juga berdampak pada ketiga daerah tersebut.[46]

Pertanyaan

Contoh kertas suara referendum

Penelitian Electoral Commission membenarkan bahwa pertanyaan yang disarankannya "cukup jelas dan tidak bertele-tele bagi pemilih, dan merupakan rangkaian kata yang paling netral di antara sejumlah pilihan." Electoral Commission sebelumnya melakukan konsultasi dengan berbagai konsultan, termasuk Thom Brooks dan Partai Serikat Demokrat.[47] Usulan pertanyaan ini diterima oleh pemerintah bulan September 2015, tidak lama sebelum pembahasan RUU untuk ketiga kalinya.[48] Kertas suara pertama dikirim ke pemilih via pos pada Mei 2016. Pertanyaan referendum yang tercantum adalah: "Haruskah Britania Raya bertahan menjadi anggota Uni Eropa atau keluar dari Uni Eropa?"[48] Jawabannya diberi satu tanda silang: "Bertahan menjadi anggota Uni Eropa" atau "Keluar dari Uni Eropa".[48]

Struktur kampanye

Pekerja kampanye Britain Stronger in Europe, London, Juni 2016
Poster kampanye referendum milik kubu Keluar dan Bertahan di Pimlico, London

Hingga Oktober 2015[[Kategori:Articles containing potentially dated statements from Kesalahan ekspresi: Operator < tak terduga]], terdapat satu organisasi resmi lintas partai yang mendukung keanggotaan Britania Raya, Britain Stronger in Europe, dan dua organisasi pendukung pencabutan keanggotaan yang meresmikan kampanyenya: Leave.EU (didukung oleh sebagian besar UKIP, termasuk Nigel Farage),[49] dan Vote Leave (didukung oleh para Euroskeptis dari Partai Konservatif).[49][50] Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 13 April 2016 mengumumkan bahwa Vote Leave adalah kampanye Keluar resmi. Organisasi ini diziinkan membelanjakan maksimal £7 juta, surat iklan, siaran televisi, dan anggaran pemerintah sebesar £600.000.[51] Leave.EU juga memiliki organisasi pecahan lintas partai di bawahnya,[49] Grassroots Out.[52] Pemerintah Britania Raya secara resmi mendukung kubu Bertahan. Kampanye yang didukung pemerintah diluncurkan pada bulan April.[53] Tanggal 16 Juni, semua kampanye resmi nasional ditunda hingga 19 Juni setelah anggota parlemen Jo Cox dibunuh.[54]

Pemerintah Britania Raya menyebarkan selebaran ke setiap rumah di Inggris sejak 11 April; Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara tanggal 5 Mei (setelah pemilu terpisah). Selebaran ini menjelaskan sebab pemerintah memilih untuk bertahan di Uni Eropa. Alasannya adalah jajak pendapat dalam negeri menunjukkan bahwa 85% penduduk menuntut pemerintah menambahkan informasi lebih lanjut.[55] Aktivitas ini dikritik oleh kubu Bertahan dan dicap sebagai keunggulan yang tidak adil, tidak akurat, dan buang-buang uang anggaran sebesar £9,3 juta untuk kampanye tersebut.[56]

Dalam kurun satu minggu sejak 16 Mei, Komisi Pemilihan Umum mengirim panduan memilih dalam referendum ini ke setiap rumah di Britania Raya dan Gibraltar supaya masyarakat mengetahui rencana pelaksanaan referendum. Panduan setebal delapan halaman ini mengandung informasi dan cara memilih serta contoh surat suara asli. Satu halaman penuh diisi oleh iklan kampanye Britain Stronger in Europe dan Vote Leave to present their case.[57][58]

Prosedur pencabutan keanggotaan

Sepanjang sejarah belum ada negara anggota berdaulat yang keluar dari Uni Eropa atau organisasi pendahulunya. Sejauh ini tiga wilayah negara anggota UE sudah keluar: Aljazair (1962, merdeka dari Prancis),[59] Greenland (1985)[60] dan Saint Barthélemy (2012),[61] dua wilayah terakhir menjadi Negara dan Wilayah Seberang Laut Uni Eropa.

Pasal 49A Perjanjian Lisbon, berlaku tanggal 1 Desember 2009, untuk pertama kalinya mencantumkan prosedur pencabutan keanggotaan secara sukarela dari UE.[62] Prosedur ini dijelaskan dalam Pasal 50 Perjanjian Uni Eropa:[63]

  1. Negara Anggota manapun boleh memutuskan mencabut keanggotannya dari Uni sesuai ketentuan konstitusinya.
  2. Sebuah Negara Anggota yang memutuskan keluar harus memberitahu rencananya kepada Dewan Eropa. Sesuai peraturan yang dikeluarkan oleh Dewan Eropa, Uni harus merundingkan dan menyepakati perjanjian dengan Negara tersebut, merumuskan rencana pencabutan keanggotaannya, mempertimbangkan kerangka kerja hubungan masa depannya denagn Uni. Perjanjian tersebut harus dirundingkan sesuai Pasal 218(3) Perjanjian Fungsi Uni Eropa. Perjanjian ini harus disepakati atas nama Uni oleh Dewan yang bertindak di bawah mayoritas suara setelah diketahui oleh Parlemen Eropa.
  3. Perjanjian ini tidak berlaku lagi bagi Negara bersangkutan sejak perjanjian pencabutan keanggotaan diberlakukan atau, apabila gagal, dua tahun setelah pemberitahuan pada paragraf ke-2, kecuali apabila Dewan Eropa, atas sepengetahuan Negara Anggota bersangkutan, memutuskan dengan suara bulat untuk memperpanjang periode tersebut.

Anggota UE yang tersisa harus melakukan negosiasi perubahan anggaran Uni Eropa, alokasi suara, dan kebijakan akibat pencabutan keanggotaan sebuah negara.[64]

Tanggapan

Kebijakan partai

Tabel ini berisi daftar partai politik dengan perwakilan terpilih di parlemen Westminster, parlemen terpisah, dan Parlemen Eropa.

Posisi Partai politik Ref
Bertahan Partai Aliansi Irlandia Utara [65][66]
Partai Hijau Inggris dan Wales [67]
Partai Hijau di Irlandia Utara [68]
Partai Buruh [69][70]
Demokrat Liberal [71]
Plaid Cymru – Partai Wales [72]
Partai Hijau Skotlandia [73]
Partai Nasional Skotlandia [74][75]
Sinn Féin [76]
Partai Buruh Sosial Demokrat (Irlandia Utara) [77]
Partai Unionis Ulster [78]
Keluar
Partai Unionis Demokrat [79][80]
Aliansi Rakyat Sebelum Profit [81]
Suara Unionis Tradisional [82]
Partai Independen Britania Raya [83]
Netral Partai Konservatif [84]

Di antara partai-partai kecil, Britain First,[85] British National Party (BNP),[86] Éirígí,[87] Respect Party,[88] Trade Unionist and Socialist Coalition (TUSC),[89] SDP,[90] dan Independence from Europe[91] mendukung keluar dari UE. Scottish Socialist Party (SSP) mendukung bertahan di UE.[92] Women's Equality Party (WE) tidak menentukan posisi resmi.[93][94]

Semua partai yang terwakili di Parlemen Gibraltar mendukung Bertahan: Gibraltar Social Democrats (GSD),[95] the Gibraltar Socialist Labour Party (GSLP),[96] dan Liberal Party of Gibraltar.[96]

Tak satu partai pun yang mewajibkan anggotanya mengikuti kehendak partai sehingga masyarakat memiliki pandangan berbeda Anggota Parlemen Partai Konservatif dan Partai Buruh mengambil posisi yang berbeda. Sebagian besar partai di Britania Raya mengalami perpecahan anggota dan pendukung. Pendukung Partai Buruh[97] Konservatif,[98] Demokrat Liberal,[99] UKIP,[100] dan Hijau[101] mengambil sikap yang berbeda.

Menteri kabinet

Kabinet Britania Raya adalah lembaga yang bertugas merumuskan kebijakan dan memimpin departemen pemerintah. Kabinet dipimpin oleh Perdana Menteri dan terdiri dari sebagian besar menteri pemerintahan.[102] Setelah tanggal referendum diumumkan pada bulan Februari, 23 dari 30 menteri Kabinet mendukung bertahannya Britania Raya di UE.[103] Iain Duncan Smith, pendukung Keluar, mundur pada tanggal 19 Maret dan digantikan oleh Stephen Crabb yang mendukung Bertahan.[103][104] Crabb sebelumnya merupakan anggota kabinet (Menteri Luar Negeri Wales). Penggantinya, Alun Cairns, mendukung Bertahan sehingga jumlah anggota Kabinet yang pro-Bertahan mencapai 25 orang.

Pemungutan suara

Pintu masuk TPS di Inggris pada hari referendum.
Hasil referendum tingkat lokal akan dikelompokkan menurut dua belas daerah di Britania Raya.

Pemungutan suara dilaksanakan pukul 0700 BST hingga 2200 BST (0600 hingga 2100 BST di Gibraltar) di 41.000 tempat pemungutan suara di 382 daerah pemilihan. Setiap TPS dibatasi untuk menerima 2.500 pemilih.[105] Referendum akan dilaksanakan di empat negara di Britania Raya, ditambah Gibraltar, dengan sistem suara mayoritas tunggal. 382 daerah pemilihan dikelompokkan ke dalam dua belas provinsi. Setiap provinsi akan mengumumkan hasilnya masing-masing.

Di Inggris, seperti yang terjadi pada referendum AV 2011, 326 distrik akan dijadikan daerah pemilihan; hasilnya dikelompokkan ke dalam sembilan provinsi. Di Skotlandia, daerah pemilihannya berupa 52 dewan daerah; hasilnya disatukan ke jumlah akhir nasional Skotlandia. Di Wales, 22 dewan daerah akan dijadikan daerah pemilihan; hasilnya disatukan ke jumlah akhir nasional Wales. Irlandia Utara menjadi satu daerah pemilihan dan daerah penghitungan, namun hasil berdasarkan wilayah konstituensi parlementer Westminster akan diumumkan juga. Gibraltar menjadi satu daerah pemilihan; hasilnya digabung dengan jumlah akhir provinsi Inggris Barat Daya.[105]

Tabel berikut menjelaskan pembagian daerah pemilihan dan daerah penghitungan dalam referendum ini.[105]

Negara Daerah penghitungan dan pemilihan
Britania Raya Britania Raya Deklarasi referendum;
12 daerah penghitungan;
382 daerah pemilihan
Negara konstituen Daerah penghitungan dan pemilihan
Inggris Inggris 9 daerah penghitungan;
326 daerah pemilihan
Irlandia Utara Irlandia Utara Daerah pemilihan dan penghitungan nasional
18 daerah penghitungan lokal
Skotlandia Skotlandia Daerah penghitungan nasional;
32 daerah pemilihan
Wales Wales Daerah penghitungan nasional;
22 daerah pemilihan
Wilayah Seberang Laut Britania Daerah pemilihan
Gibraltar Gibraltar Daerah pemilihan tunggal
(daerah penghitungan: Inggris Barat Daya)

Hasil

Manchester Town Hall, tempat pengumuman hasil referendum dari seluruh Britania Raya dan Gibraltar.

Sebagai ketua Electoral Commission, Chief Counting Officer (CCO) akan dijabat oleh Jenny Watson. Watson akan mengumumkan hasil akhir referendum (menggabungkan ke-12 daerah penghitungan dari seluruh Britania Raya dan Gibraltar) di Manchester pada tanggal 24 Juni 2016.[105]


Referendum Keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa 2016
Pilihan Suara %
Keluar 17.410.742 51.9
Tetap 16.141.241 48.1
Suara sah 33.551.983 99.92
Suara tidak sah/kosong 26.033 0.08
Total suara 33.578.016 100.00
Pemilih terdaftar 46.501.241 72.2%
Sumber: [106][107]
Diagram batang hasil referendum
Keluar:
17.410.742 (51,9%)
Tetap:
16.141.241 (48,1%)

Reaksi

Kemerdekaan Skotlandia

Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan bahwa "sudah jelas bahwa rakyat Skotlandia selalu bertahan di Uni Eropa" dan Skotlandia telah "memastikan" dengan suara "kuat dan bulat" untuk tetap bertahan di Uni Eropa.[8] Pemerintah Skotlandia pada tanggal 24 Juni 2016 mengumumkan bahwa para pejabat pemerintahan merencanakan referendum kedua terkait kemerdekaan dari Britania Raya.[13] Mantan Perdana Menteri Alex Salmond mengatakan bahwa referendum keanggotaan Britania Raya "benar-benar mengubah" posisi Skotlandia di Britania Raya. Ia yakin bahwa partainya akan mengusahakan penyelenggaraan referendum kemerdekaan kedua.[108] Sturgeon akan memberitahu semua negara anggota UE bahwa "Skotlandia telah memilih untuk bertahan di UE dan [ia] berencana melihat peluang yang ada."[109]

Tony Blair mengatakan bahwa ia merasa Skotlandia akan keluar dari Britania Raya apabila Britania Raya keluar dari Uni Eropa.[110]

Manfred Weber, ketua European People's Party Group dan sekutu utama Angela Merkel, mengatakan bahwa Skotlandia akan diterima sebagai anggota UE.[111]

Penyatuan Irlandia

Referendum kemerdekaan juga didukung oleh partai Sinn Féin di Irlandia Utara.[112] Wakil Perdana Menteri Irlandia Utara Martin McGuinness meminta referendum penyatuan Irlandia setelah Britania Raya memutuskan keluar dari UE.[113]

Sengketa wilayah Spanyol–Britania Raya

Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel García-Margallo menyatakan, "Referendum ini membuka peluang baru yang belum pernah ada sebelumnya di Gibraltar. Saya harap kedaulatan bersama – artinya bendera Spanyol di puncak tebing Gibraltar – akan terwujud."[114] Kepala Menteri Gibraltar Fabian Picardo langsung mengabaikan pernyataan García-Margallo, "tidak ada diskusi, atau bahkan diskusi tentang diskusi, tentang kedaulatan Gibraltar." Ia juga meminta rakyat Gibraltar "tidak menghiraukan desas-desus seperti itu."[115]

Status London

London memilih untuk bertahan di UE. Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon telah berbincang dengan Wali Kota London Sadiq Khan tentang peluang bertahan di UE. Sebuah petisi yang menuntut Khan untuk menyatakan kemerdekaan London dari Britania Raya ditandatangani oleh ribuan orang.[116][117][118][119][120]

Kepemimpinan politik

Tanggal 24 Juni, ketua Partai Konservatif dan Perdana Menteri David Cameron mengumumkan pengunduran dirinya per Oktober, walaupun politikus Konservatif dari kedua kubu referendum memintanya untuk tidak mundur. Ketua UKIP, Nigel Farage, meminta Cameron untuk mundur secepatnya .[121]

Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn menghadapi kritik dari tubuh partainya karena kampanye Bertahan gagal.[122] Dua Anggota Parlemen Partai Buruh mengajukan mosi tidak percaya terhadap Corbyn pada tanggal 24 Juni.[123]

Ekonomi

Pada Jumat pagi, nilai tukar pound sterling terhadap dolar jatuh ke level terendahnya sejak 1985.[112] Nilai pound terhadap dolar Amerika Serikat turun 10% dan pound terhadap Euro turun 7%. Penurunan nilai dari $1,50 ke $1,33 merupakan pergerakan nilai pound terbesar sepanjang sejarah dalam kurun 24 jam.[124]

FTSE 100 awalnya jatuh 8% pada hari Jumat, lalu pulih 3% pada siangnya.[125]

Harga saham lima bank terbesar di Britania Raya rata-rata turun 21% pada Jumat pagi setelah referendum.[126] Pada penutupan bursa Jumat, HSBC dan Standard Chartered telah pulih, sedangkan Lloyds, RBS Group, dan Barclays masih turun 10%.[127]

Petisi referendum baru

Beberapa jam setelah hasilnya diumumkan, sebuah petisi referendum kedua muncul di situs web parliament.uk. Petisi yang dirintis oleh pendukung Bertahan ini ditandatangani oleh 145.570 orang pada pukul 17:12 hari Jumat, melewati batas 100.000 tanda tangan yang diperlukan untuk dibahas di Parlemen. Petisi ini sempat menerima seribu tanda tangan per menit sehingga situs web ini kelebihan beban dan tidak dapat diakses.[128]

Reaksi partai Euroskeptis

Tidak lama setelah hasil referendum Britania Raya diumumkan, Politikus Prancis dan ketua partai Front National, Marine Le Pen, meminta referendum keanggotaan Uni Eropa juga diselenggarakan di Prancis.[129] Setelah Five Star Movement menuntut referendum keanggotaan di Zona Euro,[130] Politikus Italia dan ketua Lega Nord, Matteo Salvini, juga meminta referendum keanggotaan di UE.[131] Politikus sayap kanan lainnya di Eropa sama-sama meminta referendum, termasuk politikus Belanda dan ketua Partai Kebebasan Belanda Geert Wilders,[132][133] politikus Denmark dan ketua Partai Rakyat Denmark Kristian Thulesen Dahl,[133][134] dan Partai Demokrat Swedia.[133][134]

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Istilah Brexit dan Brixit pertama kali dicetuskan pada bulan Juni 2012; Brixit pertama kali dipakai oleh seorang kolumnis di The Economist,[Verifikasi gagal] sedangkan Brexit pertama kali dipakai oleh sebuah kelompok nasionalis Britania.[perinci lagi] Istilah ini mungkin terinspirasi dari kata Grexit, singkatan untuk keluarnya Yunani dari zona euro. Istilah Brexit menjadi terkenal pada tahun 2013.[11]

Referensi

  1. ^ "The UK's EU referendum: All you need to know". BBC. 24 June 2016. 
  2. ^ "European Union Referendum Act 2015". legislation.gov.uk. Diakses tanggal 14 May 2016. 
  3. ^ Rowena Mason; Nicholas Watt; Ian Traynor; Jennifer Rankin (20 February 2016). "EU referendum to take place on 23 June, David Cameron confirms". The Guardian. Diakses tanggal 2 February 2016. 
  4. ^ Sparrow, Andrew; Weaver, Matthew; Oltermann, Philip; Vaughan, Adam; Asthana, Anushka; Tran, Mark; Elgot, Jessica; Watt, Holly; Rankin, Jennifer; McDonald, Henry; Kennedy, Maev; Perraudin, Frances; Neslen, Arthur; O'Carroll, Lisa; Khomami, Nadia; Morris, Steven; Duncan, Pamela; Allen, Katie; Carrell, Severin; Mason, Rowena; Bengtsson, Helena; Barr, Caelainn; Goodley, Simon; Brooks, Libby; Wearden, Graeme; Quinn, Ben; Ramesh, Randeep; Fletcher, Nick; Treanor, Jill; McCurry, Justin; Adams, Richard; Halliday, Josh; Pegg, David; Phipps, Claire; Mattinson, Deborah; Walker, Peter (24 June 2016). "Brexit: Nicola Sturgeon says second Scottish referendum 'highly likely'". 
  5. ^ Erlanger, Steven (23 June 2016). "Britain Votes to Leave E.U., Stunning the World". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 24 June 2016. 
  6. ^ Goodman, Peter S. (23 June 2016). "Turbulence and Uncertainty for the Market After 'Brexit'". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 24 June 2016. 
  7. ^ "EU referendum results live: Brexit wins as Britain votes to leave European Union". Diakses tanggal 24 June 2016. 
  8. ^ a b Dickie, Mure (24 June 2016). "Scots' backing for Remain raises threat of union's demise" – via Financial Times. 
  9. ^ Adrian Williamson, The Case for Brexit: Lessons from the 1960s and 1970s, History and Policy (2015).
  10. ^ Fraser, Douglas (10 August 2012). "The Great British Brexit". British Broadcasting Corporation. Diakses tanggal 24 November 2012. 
  11. ^ BuzzWord: Brexit also Brixit, Macmillan Dictionary (12 February 2013).
  12. ^ "MPs will vote for UK to remain in the EU". 23 February 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-23. Diakses tanggal 11 March 2016. 
  13. ^ a b "'Brexit' Triggers New Bid for Scottish Independence". 
  14. ^ http://edition.cnn.com/2016/06/24/politics/david-cameron-resignation-brexit/
  15. ^ a b c d Wilson, Sam (1 April 2014). "Britain and the EU: A long and rocky relationship". British Broadcasting Corporation. Diakses tanggal 2 June 2016. 
  16. ^ "Treaty of Maastricht on European Union". EUR-Lex. Diakses tanggal 2 June 2016. 
  17. ^ Parker, George; Stacey, Kiran (26 May 2014). "Ukip and Front National lead populist earthquake". Financial Times. Diakses tanggal 22 June 2016. 
  18. ^ "David Cameron Pledges EU Referendum if Conservatives Win Next Election". Raidió Teilifís Éireann. 24 January 2013. Diakses tanggal 19 February 2013. 
  19. ^ "David Cameron: EU referendum bill shows only Tories listen". British Broadcasting Corporation. 14 May 2013. Diakses tanggal 14 July 2013. 
  20. ^ "European Union (Referendum) Bill (HC Bill 11)". UK Parliament. Diakses tanggal 3 January 2014. 
  21. ^ "Private Members' Bills". Parliament.uk. Diakses tanggal 8 August 2013. 
  22. ^ "Presentation of Bills". Parliament.uk. Diakses tanggal 8 August 2013. 
  23. ^ "EU referendum: Tory MP will take forward bill". British Broadcasting Corporation. 16 May 2013. Diakses tanggal 8 August 2013. 
  24. ^ European Union (Referendum) Bill, Bill 11 of 2013–14 Research Paper 13/41 (page 1), 28 June 2013; accessdate 5 July 2014.
  25. ^ Rigby, Elizabeth; Pickard, Jim (31 January 2014). "EU referendum bill blocked in Lords". Financial Times. Diakses tanggal 5 July 2014. 
  26. ^ Press Association (12 June 2014). "EU referendum bill likely after Bob Neill comes third in backbench ballot". The Guardian. Diakses tanggal 5 July 2014. 
  27. ^ "Conservative law on EU referendum raises 'serious' possibilty of exit, says MP". Diakses tanggal 17 May 2016. 
  28. ^ "MPs debate Bob Neill's Bill for EU membership referendum". BBC News. Diakses tanggal 17 May 2016. 
  29. ^ "European Union (Referendum) Bill 2014–15 — UK Parliament". parliament.uk. Diakses tanggal 17 May 2016. 
  30. ^ "Miliband: EU poll is 'clear and present danger' to jobs". BBC News. Diakses tanggal 28 May 2016. 
  31. ^ "Liberal Democrats Hint Cameron's EU Referendum Plan Negotiable". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-14. Diakses tanggal 28 May 2016. 
  32. ^ "Yes to an EU Referendum: Green MP Calls for Chance to Build a Better Europe" Diarsipkan 2014-04-26 di Archive.is. Green Party of England and Wales. Retrieved 26 April 2014.
  33. ^ DUP manifesto, 2015 Diarsipkan 2015-10-22 di Wayback Machine., mydup.com; accessed 28 May 2016.
  34. ^ "The EU" Diarsipkan 2014-04-08 di Wayback Machine.. Respect Party; retrieved 26 April 2014.
  35. ^ The Conservative Party Manifesto 2015 (PDF). Conservative Party. hlm. 30. Diakses tanggal 16 May 2015. 
  36. ^ "Queen's Speech 2015: EU referendum, tax freeze and right-to-buy". BBC News. Diakses tanggal 4 June 2015. 
  37. ^ Watt, Nicholas. "David Cameron may bring EU referendum forward to 2016". the Guardian. Diakses tanggal 9 November 2015. 
  38. ^ "European Union Referendum Bill 2015–16". parliament.uk. Diakses tanggal 24 September 2015. 
  39. ^ "EU referendum: MPs support plan for say on Europe". BBC News. Diakses tanggal 17 May 2016. 
  40. ^ "Labour to back EU referendum bill, says Harman". BBC News. 24 May 2015. Diakses tanggal 9 January 2016. 
  41. ^ "David Cameron just gave a massive hint about when the EU referendum will happen". The Independent. Diakses tanggal 17 May 2016. 
  42. ^ "EU referendum: Cameron sets June date for UK vote". BBC News. Diakses tanggal 17 May 2016. 
  43. ^ a b McKenzie, Louisa (15 February 2016). "EU Referendum: When is it, who can vote and what will we be voting for?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-19. Diakses tanggal 2016-06-24. 
  44. ^ "EU vote registration deadline extended". BBC News. 8 June 2016. Diakses tanggal 21 June 2016. 
  45. ^ "European Union referendum: UK goes to the polls". BBC News. Diakses tanggal 23 June 2016. 
  46. ^ "Lord of the Rings star launches Manx EU referendum petition". BBC News. 29 January 2016. Diakses tanggal 15 February 2016. 
  47. ^ "Referendum on membership of the European Union: Assessment of the Electoral Commission on the proposed referendum question" (PDF). United Kingdom Electoral Commission. Diakses tanggal 5 September 2015. 
  48. ^ a b c Watt, Nicholas; Syal, Rajeev (1 September 2015). "EU referendum: Cameron accepts advice to change wording of question". The Guardian. Diakses tanggal 13 September 2015. 
  49. ^ a b c "UKIP Infighting Over Rival Leave EU Campaigns". Sky News. 
  50. ^ "Home page". voteleavetakecontrol.org. Vote Leave. 
  51. ^ "Lead EU referendum campaigns named". BBC. 13 April 2016. Diakses tanggal 13 April 2016. 
  52. ^ Silvera, Ian (23 February 2016). "EU referendum: Pro-Brexit Bakers' Union will consider backing Grassroots Out". International Business Times. IBT Media. 
  53. ^ "EU referendum: PM 'makes no apology' for £9m EU leaflets". BBC News. Diakses tanggal 17 May 2016. 
  54. ^ "EU Referendum campaigns remain suspended after Jo Cox attack". BBC News. 17 June 2016. Diakses tanggal 17 June 2016. 
  55. ^ "Why the Government believes that voting to remain in the European Union is the best decision for the UK" (PDF). Government of the United Kingdom. Diakses tanggal 4 June 2016. 
  56. ^ Landale, James (7 April 2016). "EU referendum: Government to spend £9m on leaflets to every home". BBC News. Diakses tanggal 11 April 2016. 
  57. ^ "EU referendum: Voters to receive 'impartial guide' to EU referendum". 
  58. ^ "The 2016 EU Referendum Voting Guide" (PDF). About My Vote. The Electoral Commission. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-06-15. Diakses tanggal 4 June 2016. 
  59. ^ Ziller, Jacques. "The European Union and the Territorial Scope of European Territories" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-04-07. Diakses tanggal 31 March 2014. 
  60. ^ "What is Greenland's relationship with the EU?". Folketing. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-22. Diakses tanggal 20 June 2016. 
  61. ^ Hay, Iain (2013). "Geographies of the superrich". Edward Elgar Publishing. hlm. 196. Diakses tanggal 20 January 2015. 
  62. ^ Athanassiou, Phoebus (December 2009). "Withdrawal and Expulsion from the EU and EMU: Some Reflections" (PDF). Legal Working Paper Series. European Central Bank (10): 9. ISSN 1830-2696. Diakses tanggal 19 February 2013. 
  63. ^ "Consolidated Version of the Treaty On European Union" (PDF). HM Government. 
  64. ^ Oliver, Tim. "Europe without Britain: Assessing the Impact on the European Union of a British Withdrawal". Stiftung Wissenshaft und Politik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-07. Diakses tanggal 1 March 2014. 
  65. ^ "Dickson – An EU referendum will threaten jobs and investment in Northern Ireland". allianceparty.org. Alliance Party of Northern Ireland. 14 May 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-17. Diakses tanggal 8 December 2015. 
  66. ^ "Alliance expresses concerns over referendum idea". allianceparty.org. Alliance Party of Northern Ireland. 29 April 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-17. Diakses tanggal 8 December 2015. 
  67. ^ "Policy: Europe". greenparty.org.uk. Green Party. Diakses tanggal 27 May 2016. 
  68. ^ Staff (February 2014). Green Party in Northern Ireland: Manifesto 2015 (PDF). greenpartyni.org. Green Party in Northern Ireland. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-11-18. Diakses tanggal 22 December 2015. 
  69. ^ Wintour, Patrick (2 June 2015). "Andy Burnham pushes Labour to set up separate pro-European Union campaign". The Guardian. Diakses tanggal 12 June 2015. 
  70. ^ Patrick Wintour. "Alan Johnson to head Labour Yes campaign for EU referendum". The Guardian. Diakses tanggal 18 June 2015. 
  71. ^ "Nick Clegg: Pro-Europeans are the real reformers now". libdems.org.uk. Liberal Democrats. 9 May 2014. Diakses tanggal 12 June 2015. 
  72. ^ Staff. "Positions". partyof.wales. Plaid Cymru. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-17. Diakses tanggal 27 May 2016. 
  73. ^ Greer, Ross (10 October 2015). "EU Referendum: Greens to Make Progressive Case for Membership". Scottish Green Party. Diakses tanggal 8 December 2015. 
  74. ^ Staff (2 June 2015). "Nicola Sturgeon warns of EU exit 'backlash'". BBC News. BBC. Diakses tanggal 12 June 2015. 
  75. ^ "Alex Salmond: I'll campaign with Tories to stay in EU". The Telegraph. Diakses tanggal 27 May 2016. 
  76. ^ "Sinn Fein to protect EU membership". Belfast Telegraph. 20 April 2015. Diakses tanggal 8 December 2015. 
  77. ^ SDLP. "International Affairs". Social Democratic and Labour Party. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-21. Diakses tanggal 8 December 2015. 
  78. ^ UUP. "Statement from the Ulster Unionist Party on EU Referendum". Ulster Unionist Party. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-06. Diakses tanggal 5 March 2016. 
  79. ^ Cromie, Claire (25 November 2015). "EU referendum: DUP gives backing to UKIP Brexit campaign, blasting David Cameron's 'pathetic demands'". Belfast Telegraph. Diakses tanggal 17 May 2016. 
  80. ^ "DUP to 'recommend vote to leave the EU'". The News Letter. Belfast. 20 February 2016. 
  81. ^ PBP. "Lexit: why we need a left exit from the eu". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-21. Diakses tanggal 27 May 2016. 
  82. ^ "EU Membership is a Matter for UK Citizens, Not US President". tuv.org.uk. Traditional Unionist Voice. Diakses tanggal 27 May 2016. 
  83. ^ "Home page". ukip.org. UK Independence Party. Diakses tanggal 27 May 2016. 
  84. ^ Hope, Christopher (21 September 2015). "Conservative Party to stay neutral during EU referendum". The Telegraph. Diakses tanggal 21 February 2016. 
  85. ^ "Britain First Policies". Britianfirst.org. Diakses tanggal 27 May 2016. 
  86. ^ "Foreign Affairs". bnp.org.uk. British National Party. 
  87. ^ "Éirígí backs Brexit with Northern Ireland poster campaign". The Irish Times. 
  88. ^ "Respect to campaign to leave the EU". respectparty.org. Respect Party. 22 February 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 2016-06-24. 
  89. ^ Trade Unionist & Socialist Coalition (22 February 2016). "TUSC letter in The Guardian – now sign the petition". tusc.org.uk. Trade Unionist and Socialist Coalition. 
  90. ^ "EU referendum: 10 alternatives to the official Leave and Remain campaigns". BBC News. Diakses tanggal 27 April 2016. 
  91. ^ Mike Nattrass MEP FRICS (19 April 2014). An independence from Europe YouTube (Video). Mike Nattrass via YouTube. 
  92. ^ Cullen, Hugh. "The Socialist Case Against Leaving the European Union". Scottish Socialist Party. 
  93. ^ "WE propose a Women's Bill of Rights". womensequality.org.uk. Women's Equality Party. 8 March 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-20. Diakses tanggal 2016-06-24. 
  94. ^ Mayer, Catherine (8 March 2016). "Whether we leave or stay in the EU, a Women's Bill of Rights is long overdue". Huffington Post. AOL. Diakses tanggal 27 May 2016. 
  95. ^ "Feetham urges joint strategies with Govt on key issues". Gibraltar Chronicle. 19 January 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-24. Diakses tanggal 20 February 2016. 
  96. ^ a b "Garcia flags constitutional reform and Brexit in New Year message". Gibraltar Chronicle. 5 January 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-24. Diakses tanggal 20 February 2016. 
  97. ^ Goodwin, Matthew (6 January 2016). "Think Labour looks out of touch now? Wait until the EU referendum campaign starts..." The Telegraph. Diakses tanggal 21 February 2016. 
  98. ^ Perraudin, Frances; Mason, Rowena (8 September 2015). "Most Tory party members 'will vote to leave EU'". The Guardian. Diakses tanggal 21 February 2016. 
  99. ^ Boffey, Daniel (17 November 2012). "Four out of 10 Lib Dem voters inclined to leave EU – poll". The Guardian. 
  100. ^ Stone, Jon (7 January 2016). "Over a quarter of UKIP voters actually want to stay in the European Union". The Independent. Diakses tanggal 21 February 2016. 
  101. ^ "EU referendum: Green Eurosceptic". 
  102. ^ "How Cabinet works". The National Archives. Diakses tanggal 22 March 2016. 
  103. ^ a b "EU Referendum: Where Conservative MPs stand". BBC News. 21 March 2016. Diakses tanggal 22 March 2016. 
  104. ^ "Who is Stephen Crabb?". BBC News. Diakses tanggal 22 March 2016. 
  105. ^ a b c d European Referendum Act 2015 Section 11.
  106. ^ "EU Referendum Results - BBC News". BBC News. 
  107. ^ "EU Referendum Results". election.news.sky.com. 
  108. ^ Carrell, Severin (24 June 2016). "Nicola Sturgeon prepares for second Scottish independence poll". 
  109. ^ "Nicola Sturgeon says second Scottish referendum 'highly likely' – as it happened". The Guardian. 24 June 2016. 
  110. ^ "Tony Blair: 'Brexit will lead to Scottish independence' - BBC News". 
  111. ^ Membership, FT. "Fast FT". 
  112. ^ a b "Brexit after EU referendum: UK to leave EU and David Cameron quits". 
  113. ^ "EU referendum result: Sinn Fein's Martin McGuinness calls for border poll on united Ireland after Brexit". The Independent. 24 June 2016.
  114. ^ "Spain to seek co-sovereignty on Gibraltar after Brexit". Reuters. 24 June 2016. 
  115. ^ "Gibraltar stands defiant against Spain after Brexit vote". The Local. 24 June 2016. Diakses tanggal 24 June 2016. 
  116. ^ "Second Scotland Referendum 'Highly Likely'". 
  117. ^ Hedges-Stocks, Zoah. "Londoners call for independence from UK". 
  118. ^ "It's time for London to leave the UK". 24 June 2016. 
  119. ^ "Thousands call on Sadiq Khan to declare London's independence". 24 June 2016. 
  120. ^ "'Londependence' petition calls for London to join the EU on its own". 24 June 2016. 
  121. ^ "Brexit: David Cameron to quit after UK votes to leave EU". BBC New. 24 June 2015. Diakses tanggal 24 June 2016. 
  122. ^ "Labour 'Out' Votes Heap Pressure On Corbyn". 
  123. ^ "Brexit after EU referendum: UK to leave EU and David Cameron quits - BBC News". Diakses tanggal 24 June 2016. 
  124. ^ Treanor, Jill; Goodley, Simon; Allen, Katie (24 June 2016). "Pound slumps to 31-year low after Brexit vote". the Guardian. Diakses tanggal 24 June 2016. 
  125. ^ "Shares and pound plunge on Leave vote". 
  126. ^ "Britain's financial sector reels after Brexit bombshell". 24 June 2016 – via Reuters. 
  127. ^ "Google Finance". Google. 24 June 2016. 
  128. ^ Hooton, Christopher (24 June 2016). "Brexit: Petition for second EU referendum so popular the government site's crashing". The Independent. Independent Print Limited. Diakses tanggal 24 June 2016. 
  129. ^ "France's Marine Le Pen calls for EU referendum". Al Arabiya English. Agence France-Presse. 24 June 2016. Diakses tanggal 24 June 2016. 
  130. ^ Sylvers, Eric (22 June 2016). "Italy's 5 Star Movement Calls for Euro Referendum" – via Wall Street Journal. 
  131. ^ Zampano, Giada (24 June 2016). "Italy's Northern League To Launch Campaign For EU Referendum" – via Wall Street Journal. 
  132. ^ ""Now It's Our Turn" - Geert Wilders Calls For A Dutch Referendum". Zero Hedge. 2016-04-06. Diakses tanggal 2016-06-24. 
  133. ^ a b c Mansfield, Katie (24 June 2016). "Brexit SPREADS across Europe: Italy, France, Holland and Denmark ALL call for referendums". 
  134. ^ a b "EU referendum: Brexit sparks calls for other EU votes - BBC News". 

Bacaan lanjutan

Pranala luar

Templat:Pemilihan umum di Britania Raya

Kembali kehalaman sebelumnya