Rasa Sayange adalah lagu rakyat dari Maluku, Indonesia, yang populer di seluruh Nusantara. Lagu ini bagian dari tradisi lisan dan sering dinyanyikan dalam acara adat, mencerminkan kebersamaan dan kekeluargaan. Liriknya berbentuk pantun atau sajak dengan pesan moral dan nasihat dalam bahasa Ambon.
Namun dari liriknya tetap diawali oleh kalimat "Rasa sayange rasa sayang sayange, Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange" dan di akhir lagu ini liriknya selalu diakhiri dengan kalimat "Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi".
Kontroversi
Lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar bulan Oktober 2007. Sementara Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu kepulauan Nusantara (Malay archipelago),[1] Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu bersikeras lagu "Rasa Sayange" adalah milik Indonesia karena ia merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak leluhur, sehingga klaim Malaysia itu adalah salah.[2] Dengan penciptanya bernama Paulus Pea yang lahir tahun 1907 dan berprofesi sebagai guru sekolah.[3] Gubernur melihat bukti otentik bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Maluku, dan setelah bukti tersebut terkumpul, akan diberikan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor menyatakan bahwa rakyat Indonesia tidak bisa membuktikan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Indonesia. Bagaimanapun, bukti tersebut akhirnya ditemukan. 'Rasa Sayange' diketahui direkam pertama kali di perusahaan rekaman Lokananta Solo 1962.[4] Pada tanggal 11 November 2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim, mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia.[5] Namun, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Malaysia menyebutkan bahwa mereka mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik bersama, antara Indonesia dan Malaysia.[6]
Lagu Rasa Sayange memiliki unsur bahasa Melayu Maluku (bahasa Melayu Maluku Utara atau bahasa Melayu Ambon), yakni khususnya pada akhiran -e. Akhiran ini adalah akhiran yang dikenal dan digunakan dalam bahasa Melayu Maluku. Akhiran ini juga dipakai di beberapa kata lainnya seperti, Ambon Manise atau Nona Manise. Akan tetapi, pada lirik lagu Rasa Sayange gubahan Malaysia, akhiran -e diganti dengan hey sehingga menjadi Rasa Sayang Hey.[7]
Tentang bukti rekaman "Rasa Sayange", bukti lagu tersebut direkam oleh Lokananta, Solo, Indonesia pada tahun 1962 dalam piringan hitamGramophone.[4] Rekaman master dari piringan ini masih disimpan oleh Perum PNRI Cabang Surakarta yang dahulunya adalah PN Lokananta. Namun ini tidak bisa dijadikan bukti kuat karena teks asli lirik lagu tidak pernah ditemukan. Ini dikenal sebagai rekaman pertama terhadap lagu ini. Piringan hitam tersebut didistribusikan sebagai souvenir kepada partisipan Asian Games ke 4 tahun 1962 di Jakarta, dan lagu "Rasa Sayange" adalah salah satu lagu rakyat Indonesia di piringan tersebut, bersama dengan lagu etnis lain Indonesia seperti Sorak-sorak Bergembira, O Ina ni Keke, dan Sengko Dainang. Lebih dari itu, pada tahun 1958, sebuah film Melayu berjudul "Matahari" telah ditayangkan buat tontonan umum, film ini menceritakan kisah perjuangan menentang penjajahan tentera Jepang di Tanah Melayu. Film yang dibintangi oleh Maria Menado, Jins Shamsudin, Aziz Jaafar, Ahmad Mahmud ini turut memaparkan segerombolan tentara yang berjalan sambil menyanyikan lagu "Rasa Sayang Eh".[8][9] Namun kenyataannya, pada tahun 1954, Indonesia lebih dulu menggunakan lagu ini dalam film Lewat Djam Malam karya sutradara Usmar Ismail, di mana lagu itu dinyanyikan dalam adegan pesta muda-mudi.[10]
Bagaimanapun juga masih ada kontroversi mengenai pemilik sebenarnya lagu Rasa Sayang ini, lagu ini sebelumnya pernah dinyanyikan dalam bahasa Hindi oleh Mohd Rafi dan Lata Mangeshkar dalam film Singapore pada tahun 1960 yang disutradarai Shakti Samanta. Syuting film tersebut telah dimulai sejak tahun 1959 di Singapura, saat itu Singapura berada di bawah Persekutuan Tanah Melayu. Film ini merupakan film Bollywood pertama yang syutingnya secara penuh di luar negara India. Film ini dalam bahasa Hindi berjudul "Hai Pyar Ka Hi Naam Ra Sa". Film ini dibintangi oleh Shammi Kapoor, Maria Menado, dan Padmini.[11][12]
Dalam korus yang berlirik Hindi, lagu Rasa Sayang ini berbunyi sebagai: Rasa sayang re, rasa sayang sayang re. Hey, pyar ka hee nam? (Hei, apakah ini yang disebut cinta?) Rasa sayang sayang re.
Lagu tersebut telah lebih dulu digunakan dalam film Melayu Rasa Sayang Eh yang diterbitkan pada tahun 1959.[13][14], dan juga dinyanyikan dalam satu babak film Antara Dua Darjat (1960) arahan P. Ramlee[15][16]
Hindia Belanda pernah membuat rekaman promosi menggunakan lagu ini sebelum Perang Dunia II. Film ini, berjudul Insulinde zooals het leeft en werkt, diterbitkan antara tahun 1937 dan 1940, dan dikelaskan sebagai film bisu (tidak berbicara).[17] Salinan film digital ini disebarkan melalui YouTube oleh pakar multimedia Roy Suryo yang menyatakan menjumpai film digital ini, tetapi mengakui belum menjumpai film aslinya.[18]