Tebu diperkenalkan di Hawaii oleh para penduduk pertamanya pada sekitar 600 Masehi dan diobservasi oleh Kapten Cook saat kedatangannya di kepulauan tersebut pada 1778.[1]Gula secara cepat menjadi sebuah bisnis besar dan menggenerasikan pertumbuhan penduduk di kepulauan tersebut dengan 337,000 orang berimigrasi sepanjang abad.[2] Gula yang tumbuh dan diproses di Hawaii biasanya dikirim ke Amerika Serikat dan, dalam kuantitas kecil, dikirim ke seluruh dunia. Terdapat beberapa kelompok yang memiliki pengaruh utama di Hawaii.
Asal mula
Produksi gula secara industrial dimulai secara lambat di Hawaii. Pabrik gula pertama dibangun di pulau Lanaʻi pada 1802 oleh seorang pria Tionghoa yang tak teridentifikasikan yang kembali ke China pada 1803.[1] Penanaman gula pertama, yang dikenal sebagai Pabrik Gula Tua Koloa, didirikan pada 1835 oleh Ladd & Co. dan pada 1836 8,000 pound (3,600 kg) gula dan molase pertama dikirim ke Amerika Serikat.[1]
Pada 1840an, penanaman gula dimasukkan dalam agribudaya Hawaii.
Ketika penanaman di Hawaii mulai untuk memproduksi dalam skala besar, industri tersebut membuat terjadinya pengimporan buruh. 1/6 dari jumlah penduduk di Hawaii pada pra-1778 adalah pendatang dari luar negeri.[4] Selain itu, hanya sedikit orang Hawaii yang digunakan untuk bekerja pada penanaman tersebut karena mereka lebih banyak bekerja dengan bertani dan menangkap ikan.[5] Para pemilih penanaman secara cepat mulai mengimpor para pekerja yang secara dramatis mengubah demografi Hawaii dan menjadi sebuahb contoh ekstrem dari globalisasi.
Pada 1850, pekerja pertama yang diiimpor datang dari China.[5] Antara 1852–1887, setidaknya 50,000 orang Tionghoa datang untuk bekerja di Hawaii, sementara 38% diantaranya kembali ke China.[5] Pada 1868, orang Jepang pertama datang untuk bekerja di penanaman tersebut.[1] Antara 1885–1924, 200,000 orang Jepang datang dengan 55% kembali ke Jepang.[5] Antara 1903–1910, 7,300 orang Korea datang dan hanya 16% yang kembali ke Korea.[5] Pada 1906 orang Filipina pertama datang. Antara 1909 dan 1930, 112,800 orang Filipina datang ke Hawaii dengan 36% yang kembali ke Filipina.[5]
Sugar in Hawaii, Honolulu, HI: Hawaiian Sugar Planters' Association, 1949.
Kent, Noel (1993), Hawaii: Islands Under the Influence, Honolulu, HI: University of Hawaii Press.
Steger, M.B. (2003), Globalization: A Very Short Introduction, Oxford: Oxford University Press.
Takaki, Ronald (1983), Pau Hana: Plantation Life and Labor in Hawaii, 1835 - 1920, Honolulu, HI: University of Hawaii Press..
Takaki, Ronald (1994), Raising Cane: The World of Plantation Hawaii, New York, NY: Chelsea House Publishers.
Sugarcane Harvested from 1934–2006, United States Department of Agriculture, National Agricultural Statistics Service, 2006-11-24, diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-11-06, diakses tanggal 2015-04-01.
Urcia, Jose (1960), The Morphology of the Town as an Artifact: A Case Study of Sugar Plantation Towns on the Island of Oahu, Hawaii, Seattle, WA: University of Washington..
Environmental Aspects of the Sugar Industry: An Overview, Paris, France: Imprimerie.: United Nations Environment Programme, 1982.