Molase (bahasa Inggris: molasses) merupakan produk sampingan dari industri pengolahan gula yang masih mengandung gula dan asam-asam organik.[1][2] Molase yang dihasilkan oleh industri gula tebu di Indonesia dikenal dengan nama tetes tebu.[1] Kandungan sukrosa dalam molase cukup tinggi, berkisar 48-55% sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku yang baik untuk pembuatan etanol.[1] Molase berbentuk cairan kental berwarna cokelat ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku etanol, alkohol, asam sitrat, MSG, dan gasohol.[3][4]
Tetes tebu
Tetes tebu didapatkan dari hasil pemisahan dengan kristal gula pada pengolahan gula tebu.[1] Proses pengolahan diawali dengan penggilingan tebu untuk mengeluarkan nira mentah yang berbentuk jus, setelah itu nira mentah akan memasuki proses pemurnian untuk mendapatkan nira jernih dengan cara mengendapkan nira kotor, selanjutnya nira jernih memasuki proses penguapan yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi sampai dengan tingkat jenuhnya.[5] Sampai tahap ini nira kental hasil dari proses penguapan akan melalui proses pembentukan kristal gula melalui pemasakan, setelah kristal terbentuk dan melalui tahap pendinginan dilakukan pemisahan menggunakan alat pemusing dan penyaring sehingga didapatkan gula mentah dan tetes tebu.[5]
Molase gula bit
Molase gula bit memiliki lebih banyak sakarosa dengan kandungan non-gula serta pengotor yang lebih banyak dibanding dengan tetes tebu yang mengandung rafinosa dan betain.[6] Pemanfaatan molase dari gula bit untuk konsumsi jarang dilakukan karena rasa pahit dan aromanya, namun beberapa hasil penelitian menunjukan dengan menggunakan dosis yang tepat, molase dapat digunakan pada produk roti dan daging tanpa mengubah rasa secara drastis.[6][7][8][9][10][11] Fungsi penggunaan molase gula bit pada makanan adalah untuk mengurangi kandungan air dalam makanan yang dikenal sebagai proses dehidrasi osmotik.[6][12]
Etanol yang dihasilkan dari bahan dasar tumbuhan atau biasa disebut bioetanol dapat dimanfaatkan menjadi salah satu sumber bahan bakar.[14] Produksi etanol dengan bahan baku molase melalui proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme, pada pembuatan etanol mikroorganisme yang biasa digunakan adalah Saccharomyces cereviceae.[14] Dalam proses fermentasi mikroorganisme yang digunakan didasarkan pada jenis karbohidrat yang digunakan sebagai medium, hal ini bertujuan agar mikroorganisme dapat tumbuh dengan cepat dan toleran terhadap konsentrasi gula yang tinggi.[15] Etanol yang dihasilkan dari proses fermentasi masih mengandung gas gas sepert CO2 dan alkanal yang kemudian akan disaring melalui proses pembersihan, setelah itu hasil saringan memasuki tahap penyulingan untuk mencapai kadar alkohol di atas 95%.[14]
^(Serbia) Pribiš, V., Lević, Lj., Filipčev, B., Šimurina, O. (2008). "Nutritivne i senzorske osobine finog kvasnog pecivasa melasom šećerne repe". PTEP. 12 (3): 158-161.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^(Serbia) Šimurina, O., Lević, Lj., Pribiš, V., Pajin, B. (2006). "Melasa šećerne repe kao dodatak u proizvodnji čajnog peciva". PTEP. 10 (3-4): 93-96.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^(Inggris) Svrzić, G., Lević, Lj., Pribiš, V., Popović, M., Bošnjaković, L. (2006). "The possibility of use sugar beet pulp in production of fine ground cooked sausages". PTEP. 10 (1-2): 36-38.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^(Serbia) Lević, Lj., Filipčev, B., Šimurina, O., Kuljanin,T. (2005). "Promena reoloških osobina testa i parametara kvaliteta pšeničnog hleba sa dodatkom melase šećerne repe". PTEP. 9 (5): 129-131.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^(Inggris) Lević, Lj., Filipčev, B., Šimurina, O., Svrzić, G., Mastilović, J. (2005). "Supplementing specialty breads with sugar beet molasses". Proceedings of the 3rd International Congress Flour−Bread ’05 and 5th Croatian Congress of Cereal Technologists. Osijek: Faculty of Food Technology: 246-252.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)