Pengeboman Barak Beirut 1983Pada tanggal 23 Oktober 1983, dua bom truk diledakkan di gedung-gedung di Beirut, Lebanon, yang ditempati oleh anggota pasukan Amerika Serikat dan Prancis dari Pasukan Multinasional di Lebanon (MNF), sebuah operasi penjaga perdamaian militer selama Perang Saudara Lebanon. Serangan tersebut menewaskan 307 orang: 241 personel Militer AS dan 58 personel militer Prancis, 6 warga sipil, dan 2 penyerang.
Minggu pagi itu, pelaku Bom bunuh diri pertama meledakkan truk bom di gedung yang berfungsi sebagai barak Batalyon 1 Marinir 8 (Tim Pendaratan Batalyon – BLT 1/8) dari Divisi Marinir 2, menewaskan 220 marinir, 18 pelaut dan tiga prajurit, menjadikan insiden ini sebagai jumlah korban tewas paling mematikan dalam satu hari bagi Korps Marinir Amerika Serikat sejak Pertempuran Iwo Jima dalam Perang Dunia II dan jumlah korban tewas paling mematikan dalam satu hari bagi Angkatan Bersenjata Amerika Serikat sejak hari pertama Serangan Tet dalam Perang Vietnam.[1] Sebanyak 128 warga Amerika lainnya terluka dalam ledakan itu. 13 orang kemudian meninggal karena luka-luka mereka, dan mereka termasuk di antara yang tewas. Seorang pria tua Lebanon, seorang penjaga/penjual yang diketahui bekerja dan tidur di tempat konsesinya di sebelah gedung, juga tewas dalam ledakan pertama.[2] Bahan peledak yang digunakan kemudian diperkirakan setara dengan 12.000 pon (5.400 kg) TNT. Kelompok yang menamakan diri Jihad Islam mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman tersebut dan mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk memaksa MNF keluar dari Lebanon.[3] Menurut Caspar Weinberger, yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat, tidak diketahui siapa yang melakukan pengeboman tersebut. Beberapa analisis menyoroti peran Hezbollah dan Iran, menyebutnya sebagai "operasi Iran dari atas ke bawah".[4] Tidak ada konsensus mengenai apakah Hezbollah ada pada saat pengeboman tersebut.[5] Serangan tersebut akhirnya menyebabkan penarikan pasukan penjaga perdamaian internasional dari Lebanon, tempat mereka ditempatkan setelah penarikan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) setelah invasi Israel ke Lebanon tahun 1982. Referensi
|