Penembakan gereja Charleston
Pada malam hari tanggal 17 Juni 2015, penembakan massal terjadi di Emanuel African Methodist Episcopal Church di pusat kota Charleston, Carolina Selatan, Amerika Serikat. Gereja ini merupakan salah satu gereja hitam tertua di Amerika Serikat dan pernah menjadi tempat berkumpulnya aktivis hak sipil. Sembilan orang tewas, termasuk pastor senior, Pdt. Clementa C. Pinckney, Senator Carolina Selatan. Korban kesepuluh juga tertembak namun selamat. Tidak lama setelah peristiwa ini, kepolisian setempat menangkap seorang pria berkulit putih bernama Dylann Roof. Roof ditangkap keesokan harinya setelah melakukan serangan di Shelby, North Carolina. Departemen Kehakiman Amerika Serikat sedang menyelidiki kemungkinan apakah penembakan ini kejahatan kebencian atau terorisme dalam negeri. Federal Bureau of Investigation menganggapnya kejahatan kebencian, bukan terorisme. Roof dikenai pasal pembunuhan sebanyak sembilan kali oleh pemerintah Negara Bagian Carolina Selatan. PenembakanSekitar pukul 21:05 EDT tanggal 17 Juni 2015, Charleston Police Department menanggapi laporan penembakan di Emanuel A.M.E. Church.[7] Seorang pria berkulit putih, berambut pirang, berusia 21 tahun, dan setinggi 5 kaki 9 inci (175 cm), mengenakan kaus abu-abu dan celana jeans, melepaskan tembakan dengan pistol kaliber .45 ke sekumpulan peserta kajian Alkitab di dalam gereja. Pelaku kemudian kabur.[8][9][10] Penembakan ini merupakan pembunuhan massal terbesar di tempat ibadah Amerika Serikat selain penembakan massal 1991 di kuil Buddha di Waddell, Arizona.[11] Selama hampir satu jam sebelum serangan, pelaku hadir dan ikut serta dalam kajian Alkitab.[12] Sebanyak tiga belas orang menghadiri kajian Alkitab, termasuk pelaku penembakan. Menurut kesaksian orang-orang yang berbicara dengan para penyintas, pelaku meminta Pinckney duduk di sampingnya; awalnya ia memerhatikan kajian tersebut. Ia mulai tidak setuju ketika kitab suci dibahas. Ia pun berdiri, mengeluarkan pistol,[10] dan mengarahkannya ke Susie Jackson (87 tahun). Keponakan Jackson, Tywanza Sanders (26 tahun), mencoba berbicara dengan pelaku dan menanyakan sebab ia menyerang jemaat gereja. Pelaku menjawab, "Aku harus melakukannya. Kalian memerkosa perempuan kami dan kalian mengambil alih negara kami. Kalian harus pergi." Setelah mengutarakan alasannya, Sanders melindungi Jackson dan tertembak. Pelaku kemudian menembak korban lainnya sambil meneriakkan kata-kata rasis. Ia juga kabarnya mengatakan, "Kalian mau mendoakan sesuatu? Berdoa saja untuk mereka."[13] Ia mengisi kembali pelurunya sebanyak lima kali. Ibu Sanders dan keponakannya yang berusia lima tahun selamat dari penembakan ini dengan berpura-pura meninggal.[14][15][16] Dot Scott, presiden cabang NAACP, mengatakan bahwa ia mendengar dari kerabat korban bahwa pelaku membiarkan seorang perempuan (ibu Sanders)[17] agar ia menceritakan peristiwa tersebut ke orang lain.[18] Sebelum meninggalkan gereja, ia kabarnya "meneriakkan kata-kata rasis" ke arah jasad korban.[10] Beberapa jam kemudian, ancaman pengeboman terjadi di Hotel Courtyard by Marriott di Calhoun Street sehingga mempersulit penyelidikan dan memaksa evakuasi wilayah sekitarnya.[7][19] KorbanSemua korban, enam perempuan dan tiga laki-laki, adalah warga Afrika Amerika. Delapan meninggal di tempat; korban kesembilan, Daniel Simmons, meninggal di rumah sakit.[9][18] Mereka semua ditembak beberapa kali dari jarak dekat.[16][20] Satu orang tak dikenal lainnya cedera, tetapi selamat. Lima orang selamat tanpa cedera, termasuk Felicia Sanders, ibu korban Tywanza Sanders, dan cucunya, bersama Polly Sheppard, seorang peserta kajian Alkitab. Istri dan putri Pinckney juga berada di dalam gereja ketika penembakan terjadi.[5][21] Nama-nama korban:[22][23]
Referensi
Pranala luar
|