Musik Sunda
Musik Sunda (Sunda: ᮊᮛᮝᮤᮒᮔ᮪ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ; Karawitan Sunda) adalah istilah umum yang mencakup beragam tradisi musik yang berkembang pada masyarakat Sunda di wilayah pulau Jawa bagian barat.[1] Orang Sunda kadang-kadang secara salah disebut oleh orang asing sebagai orang Jawa. Budaya, bahasa, dan musik Sunda sangat berbeda dengan orang Jawa di Jawa Tengah dan Jawa Timur - meskipun tentu saja ada juga unsur-unsurnya yang menunjukkan kemiripan. Di Sunda ada keragaman yang membingungkan dari genre musik, komposisi musik dan sistem tuning yang sangat berbeda. NotasiSkala SundaSkala Sunda (Sunda:ᮜᮛᮞ᮪ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ, Laras Sunda) adalah skala musik yang digunakan dalam musik Sunda di Jawa Barat dan Banten. Raden Machjar Angga Koesoemadinata, biasanya dipanggil Pa Machjar, memperkenalkan sebuah konvensi. Angka 1 sampai 5 ditulis sebagai notasi untuk suku kata da mi na ti la. Sistem ini mirip dengan sol-fa tonik Barat. Suku kata Daminatila juga dimaksudkan untuk dinyanyikan, memfasilitasi pembelajaran melodi, dan keperluan akademik.[2] Sistem ini disebut Serat Kanayagan.
Saléndro
Dalam penyeteman saléndro dan pelog degung, 1 - 2 - 3 - 4 - 5 berhubungan dengan barang - kenong - panelu - bem - singgul, dibaca sebagai da - mi - na - ti - la . Namun, dalam sorog/madenda, da/1 tidak lagi berhubungan dengan barang. Seperti doremi, notasi daminatila dialihkan ke posisi yang berbeda untuk menunjukkan interval relatif. Pélog (Degung)
Sorog / Madenda
Dalam tangga nada sorog yang digunakan dalam gamelan degung, nada-nada tersebut barang - kenong - panelu sorog - bem - singgul kurang lebih sesuai dengan nada Barat G - F# - E - C - B. Saat membaca notasi nada-nada ini, bem menjadi da/1. Panelu Sorog bisa disebut juga sebagai Bungur. Mandalungan (Varian lain dari Degung)
Laras Mandalungan memiliki struktur yang sama dengan laras Degung. Perbedaannya hanya nada 1/da yang terletak pada nada bem. Mandalungan muncul sebagai laras Madenda yang di-Degung-kan kembali dengan cara menurunkan nada 4/ti sehingga lebih dekat ke nada 5/la. Dalam sebuah repertoar pertunjukan kawih/tembang, biasanya lagu-lagu berlaras Mandalungan akan dibawakan setelah lagu-lagu berlaras Madenda, karena hanya perlu menggeser satu nada dari setiap oktaf pada senar kacapi. Wisaya (Varian lain dari Madenda)
Laras Wisaya memiliki struktur sama persis dengan laras Madenda. Laras Wisaya memiliki nada 1/da yang sama dengan laras Degung. Untuk mengubah laras Degung menjadi laras Wisaya, hanya perlu menaikkan nada 4/ti sehingga lebih dekat dengan nada 3/na pada senar kacapi. GenreTembang SundaTembang Sunda, juga disebut seni mamaos cianjuran, atau hanya cianjuran, adalah salah satu bentuk puisi yang dilantunkan yang muncul pada masa penjajahan di Cianjur . Ini pertama kali dikenal sebagai seni aristokrat; salah satu pencipta cianjuran adalah RAA Kusumahningrat (Dalem Pancaniti), penguasa Cianjur (1834–1862). Alat musik Cianjuran adalah kacapi indung, kacapi rincik dan suling atau seruling bambu, dan rebab untuk gubahan salendro. Lirik biasanya dinyanyikan dalam bait bebas, tetapi versi yang lebih modern, panambih, adalah metrik, biasanya drum. JaiponganJaipongan adalah musik tari ritmis yang sangat kompleks dari masyarakat Sunda di Jawa Barat. Ritme cenderung berubah secara acak, membuat tarian sulit bagi sebagian besar pendengar. Instrumennya seluruhnya Sunda, sama sekali tanpa instrumen impor. Itu ditemukan oleh seniman seperti Gugum Gumbira setelah Soekarno melarang rock and roll dan genre barat lainnya pada 1960-an.[3] CelempunganCelempungan adalah salah satu genre musik Sunda yang mencakup beberapa alat musik seperti kacapi, kendang, goong/gong, dan suling atau rebab (opsional), dan Juru Kawih (sinden/penyanyi). Kendang, tabuhan untuk mengontrol tempo ansambel dan memperkuat pengukur. Degungdegung adalah ensambel musik Sunda yang menggunakan subset dari alat musik gamelan yang dimodifikasidengan modus tangga nada pelog tertentu. CalunganCalung bukan saja pada bentuk alat musiknya, namun penampilannya telah berkembang menjadi seni pertunjukan yang bersifat tontonan atau hiburan. Bentuk seni pertunjukan Calung yang populer ini telah dilengkapi dengan vokal/lagu. TanjiTanji merupakan genre musik khas Jawa Barat yang merupakan versi pentatonik dari kesenian Tanjidor. Meskipun memiliki nama yang sama, akan tetapi sejarah kesenian Tanji ini berbeda dengan Tanjidor. Pada umumnya, Tanji merupakan salah satu unsur kesenian yang juga melengkapi atraksi kuda renggong yang merupakan atraksi selamatan sunatan yang ada di Sumedang. Susunan lagu yang dimainkannya ialah Kembang Gadung, Kidung Rahayu, Buah Kawung, serta Geboy. PamidanganPamidangan adalah genre musik dari Jawa Barat yang merupakan berasal seni adu domba Garut di Kabupaten Garut. Nama Pamidangan sendiri artinya adalah arena atau lapangan adu domba. Alat musik tambahan adalah Tarompet. TerbanganTerbangan juga disebut Terbang Pusaka merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang tersebar di beberapa tempat di Jawa Barat, dengan beberapa sebutan, seperti Terbang Pusaka, Terebang Gede, Terebang Gebes, Terebang Ageung, dan lainnya. Bentuk seni ini mulai dilengkapi dengan alat musik moderen seperti organ dan bass PongdutPongdut atau Jaipong dangdut juga disebut Dangdut sunda atau Dangdut rampak merupakan genre musik yang berkembng di Jawa Barat. Lagu lagu dari Pongdut biasanya diambil dari lagu Pop Sunda kemudian dipraktikan dengan gaya musik ini dengan tabuhan kendang khas Sunda. BajidoranBajidoran, merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Kekhasan kesenian ini dibandingkan dengan kesenian yang telah ada sebelumnya adalah pada posisi pelaku seni, pola tarian, dan musik. Posisi sinden atau ronggeng (penari) di atas panggung dan tidak berbaur dengan penonton; terdapat pola tarian terstuktur dan terdapat pula gerakan tarian bebas para penari dan bajidor yang dipengaruhi dari tarian yang telah ada sebelumnya. Lagu yang dibawakan diantaranya Kidung (Kembang Gadung), lagu-lagu tradisi kliningan (lagu ageung, lagu alit), lagu-lagu kreasi baru, dan termasuk pula lagu pop dan dangdut. TarawangsaTarawangsa adalah jenis kesenian masyarakat agraris tradisional di Jawa Barat. Pertunjukan tarawangsa di setiap wilayah memiliki perbedaan bentuk dan struktur. Pertunjukan tarawangsa di wilayah Rancakalong, pertunjukannya tidak dilengkapi oleh vokal, hanya dua instrumen saja, yaitu jentreng dan tarawangsa. Sedangkan seni tarawangsa di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya disebut Calung Tarawangsa, dilengkapi dengan instrumen lainnya.[4] Dalam Calung Tarawangsa, alat musik yang dimainkan ada lima macam: tarawangsa, jentreng, calung indung, calung anak, dan seruling. Kecapi kecil berdawai tujuh biasanya dipetik juru kawih. Alat musik tradisionalDalam musik Sunda istilah alat musik atau bunyi suara yang dihasilkan dan dimainkan dengan berbagai cara disebut Waditra. Aerofon
Idiofon
Membranofon
Kordofon
Musik kontemporerPop SundaPop Sunda adalah musik pop Indonesia yang merupakan perpaduan antara musik tradisional Sunda dengan musik pop barat kontemporer. Dangdut SundaDangdut Sunda juga disebut Rampak adalah musik dangdut daerah di Indonesia yang memiliki irama tradisional Sunda dan lirik menggunakan bahasa Sunda. Musisi dan komposerDalam naskah Sunda Kuno Sanghyang Siksa Kandang Karesian menyebutkan bahwa seorang ahli musik disebut sebagai Paraguna. Penyanyi
Ansambel
KomposerReferensi
|