Doha Metro (bahasa Arab: مترو الدوحة, romanized: Mitru ad-Dawha) adalah sistem angkutan cepat yang ada di ibu kota dari Qatar, yakni Doha. Kereta ini mulai beroperasi pada 8 Mei 2019.[2] Doha Metro memiliki tiga jalur dengan panjang keseluruhan sekitar 76 km dan 37 stasiun. Doha Metro merupakan komponen dari jaringan Qatar Rail, yang mencakup kereta jarak jauh untuk penumpang dan barang, menghubungkan Qatar ke GCC, dan LRT Lusail. Dengan kecepatan maksimal yang mampu mencapai 100 km/jam, Doha Metro menjadi salah satu kereta tanpa pengemudi tercepat di dunia.[3]
Sejarah
Pada tahun 2009, Qatar Diar dan Deutsche Bahn menandatangani suatu usaha patungan guna mengembangkan konsep jaringan kereta api di Qatar. Pada 2011, Qatar Rail menjadi pemilik tunggal proyek kereta ini, sementara Deutsche Bahn melalui DB International (sejak 2016 bernama DB Engineering & Consulting) mengambil alih peran konsultan utama dan menyalurkan para ahli kereta api yang dibutuhkan.[4] Pada tahun 2013, pembangunan Metro Doha secara resmi dimulai dengan upacara peletakan batu pertama di lokasi Stasiun Msheireb.[5] Sepanjang awal tahun 2013, Qatar Rail merilis tender D&B dan menerima pengajuan dari berbagai perusahaan internasional untuk membangun bagian Fase 1A, yakni Jalur Merah dan Hijau. Pada pertengahan Mei, perusahaan Italia Salini Impregilo mendapat hak pengelolaan segmen Jalur Merah Utara, yang membentang dari Msheireb ke Al Khor Utara.[6] Pada bulan Juni, QDVC dan Porr diumumkan sebagai pemenang dalam penawaran mereka untuk membangun masing-masing pada segmen Jalur Merah Selatan dan Jalur Hijau.[7] Pada Mei 2014, sebuah konsorsium Larsen & Toubro, Aktor, Yapi Merkezi, STFA Group, dan Al Jaber Engineering mendapat hak untuk merancang dan membangun Jalur Emas Metro Doha.[8] Sebanyak 21 mesin bor Tunnel dari perusahaan Jerman Herrenknecht akan digunakan dalam pembangunan terowongan untuk Metro Fase 1.[9]