Mehmet Adil
Syekh Muhammad Mehmet Adil lahir pada 29 Maret 1957 di Damaskus . Ia adalah penerus dan putra tertua dari Sultanul Auliya Syaikh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani ar-Rabbani (QS) dan Hajjah Amina Adil Sultan Hanim. Saat ini ia menjabat sebagai pemimpin spiritual atau mursyid dari tarekat Sufi Naqsyabandi.[1][2][3] Silsilah dari pihak ayah Syekh Muhammad Mehmet Adil bin Mawlana Syekh Nazim dari Sultan ul-Awliya Ghawth al-Adham Syekh 'Abd al-Qadir al-Jilani adalah sebagai berikut: Syekh Muhammad Mehmet Adil b. Syekh al-Sayyid Muhammad Nazim Adil al-Qubrusi b. Syekh al-Sayyid Ahmed b. Syekh al-Sayyid Hasan b. Syekh al-Sayyid Abi Salih Abdullah b. Syekh al-Sayyid Abdul Rahman al-Qadiri b. Syekh al-Sayyid Hasan b. Syekh al-Sayyid Hamid b. Syekh al-Sayyid Abdul Wahhab b. Syekh al-Sayyid Muhiuddin b. Syekh al-Sayyid Vicaruddin b. Syekh al-Sayyid Musa b. Syekh al-Sayyid Muhammad b. Syekh al-Sayyid Tahir b. Syekh al-Sayyid Husain b. Syekh al-Sayyid Ahmed b. Syekh al-Sayyid Muhammad b. Syekh al-Sayyid Yahya b. Syekh al-Sayyid Zahid b. Syekh al-Sayyid Shalih b. Syekh al-Sayyid Hasan b. al-Sayyid Majiduddin b. Syekh al-Sayyid Muhammad Aoun b. Syekh al-Sayyid Abdul Wahhab b. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. BiografiIa memiliki garis keturunan Turki. Ayah yang juga pembimbingnya, Syekh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani ar-Rabbani (QS) memiliki garis keturunan dari pendiri Tareqat Qadiriyah yaitu Syekh Abdul-Qadir Jailani, sedangkan nenek buyutnya memiliki garis keturunan dari pendiri Tareqat Mawlawiah, Maulana Jalaluddin Rumi. Sehingga dari pihak ayahnya, garis keturunannya terhubung kembali ke keluarga nabi Muhammad . Ibunya, Hajjah Amina Sultan, adalah putri dari keluarga Tatar yang bermigrasi ke Sham Sharif (Levant). Ia berasal dari kota Orenburg Bakey, Republik Tatarstan, bagian dari Federasi Rusia. Migrasi yang dilakukan oleh keluarganya itu melalui Anatolia, sebuah wilayah dari Kekaisaran Ottoman. Adapun alasan migrasi tersebut adalah karena dimulainya kebijakan anti-agama dari negara-negara Komunis saat itu. Syekh Muhammad Mehmet Adil menghabiskan masa mudanya di ibukota Suriah, Damaskus, di bawah bimbingan Syekh Abdullah Fa'iz ad-Daghestani (QS) dan Syekh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani ar-Rabbani (QS). Dari mereka, dia mendapatkan pelatihan mengenai cara dan disiplin dari Tarekat Naqsyabandiah. Selain itu ia juga menerima pendidikan madrasahnya dari para ulama ahlussunnah di Damaskus. Sebelum Syekh Nazim Al-Haqqani (QS) meninggal dunia, ia menyatakan di depan umum bahwa orang yang akan menggantikannya adalah Syekh Muhammad Mehmet Adil. Dengan meninggalnya Syaikh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani ar-Rabbani (QS) pada tanggal 7 Mei 2014 atau 8 Rajab 1435 maka status mursyid ke-41 dari Rantai Emas dalam Tarekat Naqsyabandiah dipegang oleh Syekh Muhammad Mehmet Adil. Syekh Muhammad Mehmet Adil tinggal di desa Akbaba di distrik Beykoz, Istanbul, Turki. Jika sedang ada di rumahnya ia menerima tamu dari seluruh penjuru dunia. Ia menjamu mereka serta memberikan nasihat-nasihat kepada mereka. Sejak mengemban amanah sebagai mursyid maka Syekh Muhammad Mehmet Adil mulai sering berdakwah keliling dunia untuk menyebarkan ajaran ini.[4] Referensi
|