Margaret Cavendish, Duchess of Newcastle-upon-Tyne
Margaret Lucas Cavendish, Duchess of Newcastle-upon-Tyne (1623 – 15 Desember 1673) adalah seorang filsuf, penyair, ilmuwan, penulis fiksi dan penulis naskah drama. Karena memiliki hubungan dengan pendukung raja, dia menghabiskan sebagian masa Perang Saudara Inggris di Prancis. Dia menulis atas namanya sendiri dalam masa ketika sebagian besar perempuan penulis tetap anonim. Latar belakangTerlahir dengan nama Margaret Lucas, dia adalah adik bungsu tokoh-tokoh pendukung raja, Sir John Lucas dan Sir Charles Lucas, yang memiliki kediaman St John's Abbey, Colchester.[1] Dia menjadi pelayan Ratu Henrietta Maria dan melakukan perjalanan dengannya ke pengasingan di Prancis, lalu tinggal sementara waktu di istana Raja Louis XIV muda. Dia menjadi istri kedua William Cavendish, Duke Pertama Newcastle-upon-Tyne di tahun 1645, ketika dia masih menjadi seorang marquess.[2] PenulisanCavendish, sebagai seorang penyair, filsuf, penulis roman prosa, esais, dan penulis naskah drama, menerbitkan atas nama sendiri pada waktu sebagian besar perempuan penulis tetap anonim. Topik-topik yang diangkatnya meliputi gender, kekuasaan, perilaku, metode ilmiah, dan filsafat. Roman utopia karyanya, The Blazing World adalah salah satu contoh paling awal fiksi ilmiah.[3] Dia tokoh hidup yang tidak biasa pada zamannya karena banyak menerbitkan tema filsafat alami dan ilmu pengetahuan modern awal,[4][5] dan memproduksi lebih dari selusin karya asli; bersama karyanya yang direvisi seluruhnya berjumlah 21.[6] Cavendish telah dibela dan dikritik sebagai seorang perempuan penulis yang unik dan pendobrak tatanan. Dia menolak Aristotelianisme dan filsafat mekanik dari abad ke-17, dan lebih memilih model vitalis.[6] Di tahun 1667, dia menjadi perempuan pertama yang menghadiri pertemuan Royal Society, London, mengritik dan berdiskusi dengan para anggota dan filsuf Thomas Hobbes, René Descartes, dan Robert Boyle.[7] Dia diklaim sebagai pelopor penentang uji coba terhadap binatang.[8] Terbitan-terbitan Cavendish membuatnya terkenal. Semuanya menantang keyakinan kontemporer bahwa perempuan pada dasarnya lebih rendah dari laki-laki. Cavendish menggunakan terbitan-terbitannya untuk mengadvokasi pendidikan bagi perempuan: perempuan memiliki kemampuan untuk belajar dan mendapatkan manfaat dari pendidikan, dan dia bersikeras karya-karyanya akan menjadi lebih baik lagi jika, seperti kakak-kakak laki-lakinya, dia dapat bersekolah.[9] Tahun-tahun awalMasa kanak-kanakAyah Cavendish, Thomas Lucas, diasingkan setelah duel yang mengakibatkan kematian "seorang Tn. Brooks", tetapi diberi pengampunan oleh Raja James, dan kembali ke Inggris di tahun 1603.[10] Sebagai anak bungsu dari delapan bersaudara, Cavendish tercatat menghabiskan banyak waktu dengan kakak-kakaknya. Dia tak memiliki pendidikan formal, tetapi memiliki akses ke berbagai perpustakaan dan guru, meskipun dia menyiratkan bahwa anak-anak ini tidak begitu memperhatikan para guru, yang "ada hanya untuk formalitas bukan manfaat". Cavendish mulai menuliskan gagasan-gagasannya di kertas pada usia yang sangat muda, meskipun mendapat penerimaan yang buruk karena tak lazim perempuan memperlihatkan kecerdasan seperti itu pada saat itu, dan dia menyimpan semua upayanya itu secara pribadi di rumahnya.[11][12] Keluarganya memiliki harta benda yang sangat banyak dan Cavendish menyatakan bahwa ibunya yang janda memilih untuk menjaga keluarganya dalam kondisi "yang tidak jauh lebih rendah" daripada ketika ayahnya masih hidup; anak-anak memperoleh akses pada "kenikmatan yang jujur dan kesenangan yang tak berbahaya".[13] Ibunya hampir tidak mendapatkan bantuan lelaki.[14] DayangKetika Ratu Henrietta Maria berada di Oxford, Cavendish memperoleh izin dari ibunya untuk menjadi dayang. Dia menemani Ratu ke pengasingan di Prancis, jauh dari keluarganya untuk pertama kalinya. Dia mencatat bahwa meskipun selalu bersikap percaya diri di sekitar kakak-kakaknya, di antara orang-orang asing dia menjadi pemalu, takut akan kemungkinan dia berbicara atau bertindak tak pantas tanpa bimbingan kakak-kakaknya, sekaligus merasa cemas ingin diterima dengan baik dan disukai. Dia berbicara hanya saat diperlukan sehingga dia dianggap seorang bodoh, yang menurut pernyataan Cavendish, dia lebih memilih terlihat nakal atau kasar. Karena menyesal sudah meninggalkan rumah untuk menjadi dayang, Cavendish memberitahu ibunya bahwa dia ingin meninggalkan istana. Tapi ibunya membujuknya untuk tidak mencemarkan nama baiknya sendiri dengan pergi begitu saja dan memberinya dana, yang dicatat Cavendish cukup banyak, hingga melebihi harta benda abdi istana yang biasa. Dia tetap menjadi dayang selama dua tahun lagi sebelum menikahi William Cavendish, yang saat itu masih menjadi Marquess of Newcastle.[15] Pernikahan dengan MarquessCavendish mencatat bahwa suaminya menyukai kecanggungannya; dia satu-satunya lelaki yang pernah dicintainya, bukan untuk gelarnya, kekayaannya, atau kekuasaannya, tapi untuk kemampuannya, keadilannya, rasa syukurnya, kewajibannya, dan kesetiaannya. Dia melihat semua ini sebagai sifat-sifat yang membuat orang tetap bersama meskipun dalam kemalangan, dan dalam kasus mereka, membantu menanggung penderitaan karena kesetiaan politik mereka.[12] Cavendish tidak memiliki anak, meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan dokternya untuk membantunya hamil.[16] Suaminya memiliki lima anak yang bertahan hidup dari pernikahan sebelumnya, dua di antaranya, Jane dan Elizabeth, menulis drama jenaka, The Concealed Fancies.[16] Cavendish kemudian menulis biografi suaminya: The Life of the Thrice Noble, High and Puissant Prince William Cavendish. Dalam dedikasinya, Cavendish teringat saat rumor mengepung penulisan karya-karyanya: bahwa suaminya yang menuliskannya. Cavendish mencatat bahwa suaminya membelanya dari semua rumor ini, tapi mengakui terjadi hubungan kreatif, sebagai guru menulisnya, untuk menuliskan "membuat gambaran seorang suami dan seorang istri yang saling mengandalkan satu sama lain dalam bidang percetakan untuk umum."[17] Kehidupan pribadiMasalah keuanganBeberapa tahun setelah pernikahannya, dia dan adik suaminya, Sir Charles Cavendish, kembali ke Inggris. Cavendish telah mendengar bahwa kediaman suaminya, yang disita karena menjadi berandalan pendukung raja, akan dijual dan dia sebagai istrinya dapat mengharapkan mendapat keuntungan dari penjualannya. Dalam peristiwa itu dia tidak menerima keuntungan. Dia mencatat meskipun banyak perempuan membuat petisi untuk dana, dia sendiri hanya pernah melakukannya sekali, dan sejak ditolak memutuskan upaya-upaya seperti itu tidak layak dengan usahanya. Setelah satu setengah tahun, dia meninggalkan Inggris untuk tinggal bersama suaminya lagi. Karakter dan kesehatanCavendish menyatakan dalam A True Relation of My Birth, Breeding, and Life bahwa sifat pemalunya, yang dia gambarkan sebagai "melankolia", membuatnya "menyesali kepergiannya dari rumah untuk melihat dunia luar." Sifatnya itu menampakkan diri dalam keengganannya mendiskusikan karyanya di muka umum, tapi dia menyindir hal ini dalam tulisannya.[18] Cavendish menjelaskan dan mencari penyembuhan diri untuk perwujudan fisik melankolianya, seperti "kepucatan yang dingin", ketidakmampuan berbicara, dan gerak tubuh yang aneh.[19] Keyakinan beragamaPandangan Cavendish akan Tuhan dan agama tetap ambigu. Tulisannya memperlihatkan dirinya sebagai umat kristiani, tapi dia tidak sering membicarakan soal itu. Dalam Physical Opinions karyanya, dengan eksplisit dia menyatakan keyakinannya akan keberadaan Tuhan – "Tolong anggap saya bukan ateis, tapi percayalah seperti saya meyakini Tuhan yang Maha Besar,"[20] – tetapi melakukan pencarian dengan memisahkan filsafat dari teologi, sehingga menghindar memperdebatkan tindakan-tindakan Tuhan dalam banyak karya filsafatnya. Keberanian teologisnya merupakan hal tidak biasa pada waktu itu, ketika banyak tulisan perempuan yang dibangun di sekitar agama. Meskipun Cavendish mengakui keberadaan Tuhan, dia mempertahankan "alasan alami tidak dapat menerima atau memiliki gagasan makhluk yang tak berwujud". Jadi "ketika kita menyebut Tuhan, kita menyebut Makhluk Yang Tak Dapat Diekspresikan, dan Tak Dapat Dipahami."[2] Mode dan ketenaranCavendish dalam memoarnya menjelaskan kegembiraannya dalam menciptakan diri melalui mode. Dia mengatakan mengincar keunikan pakaian, pikiran, dan perilaku, dan tidak suka mengenakan mode yang sama dengan perempuan lain. Dia juga mengumumkan hasratnya untuk menjadi terkenal. Beberapa kutipan pendek mengomentari karakternya yang berbudi luhur: meskipun mengakui kebaikan dalam diri orang lain, dia pikir dapat diterima untuk berharap membuat mereka lebih baik dan bahkan mencapai ketenaran yang abadi. Dia memperkirakan akan dikritisi karena memutuskan untuk menulis sebuah memoar, tetapi menyangkal dengan mengatakan memoar itu ditulis untuk dirinya sendiri—bukan untuk kesenangan—untuk diberikan pada generasi selanjutnya sebagai hikayat sesungguhnya mengenai garis keturunan dan kehidupannya. Dia mencatat bahwa yang lainnya, seperti Caesar dan Ovid, telah melakukan hal yang sama. Karya besarPoems and Fancies (1653)Poems and Fancies melampaui puisi-puisi, epistola dan sebagian prosa mengenai topik yang meliputi filsafat alamiah, alam yang dipersonifikasi, makro/mikrokosmos, dunia-dunia lain, kematian, peperangan, perburuan, cinta, kehormatan, dan ketenaran. Puisi-puisinya terkadang memiliki bentuk dialog pasangan seperti bumi dan kegelapan, sebatang pohon oak dan seorang penebang kayu, melankolia dan keriangan, serta kedamaian dan peperangan. Seperti dalam catatan yang dibuat oleh Nyonya Toppe, sebelumnya pelayan Elizabeth Chaplain dan Cavendish,[21] tulisan-tulisan Cavendish mengambil bentuk fiksi puitis, instruksi moral, pendapat filosofis, dialog, wacana, dan roman puitis. Poems and Fancies meliputi The Animal Parliament, sebuah karya prosa yang terdiri sebagian besar dari pidato-pidato dan surat-surat. Koleksi ini ditutup dengan pemikirannya atas tulisannya sendiri dan iklan untuk salah satu penerbitannya di masa depan. Maksud penulisCavendish menutup koleksi ini dengan menyatakan bahwa dia menyadari dirinya tidak menulis dengan elegan dan pemilihan serta penempatan kata-katanya dapat dikritisi. Dia mengatakan mengalami kesulitan menciptakan sajak yang dapat mengomunikasikan maksud yang ingin disampaikannya. Singkatnya, Cavendish menyatakan bahwa dia mengejar makna dengan harga keluwesan, karena tujuannya mengomunikasikan gagasan. Dia juga mencatat bahwa dirinya memperkirakan karyanya akan dikritisi karena tidak berguna, tapi dia menuliskan bukan untuk menginstruksi para pembacanya dalam seni, ilmu pengetahuan, atau keilahian, tapi untuk mengisi waktu, menegaskan dirinya menggunakan waktu lebih baik daripada yang lainnya. Cavendish menuliskan kembali hal ini dalam epistola dan puisi-puisinya. Epistola bersifat peringatanCavendish, menyukai penulis-penulis seperti Aphra Behn dan William Wordsworth, menyatakan pembaca yang ditujunya, menuliskan maksud dan filsafat dalam kata pengantar, prolog, epilog, dan epistola. Beberapa persembahan epistolanya untuk Poems and Fancies sering dicari untuk membenarkan penulisan pada masa perempuan penulis tidak didukung dan dalam hal pilihan subjeknya. Dia menginstruksi pembaca mengenai bagaimana membaca dan merespon puisinya, seringkali dengan mengundang pujian dari para pendukung dan meminta kebungkaman dari mereka yang tidak terpengaruh oleh karyanya. Cavendish pada umumnya menggunakan epistola untuk mengakui dan memberi alasan potensi kelemahan dalam tulisannya. Epistola itu ditujukan pada para pembaca khusus dan bervariasi menurut yang ditujunya. Pemintalan mentalMelihat beberapa epistola di dalam Poems and Fancies, dedikasinya untuk Sir Charles Cavendish, kakak iparnya, membandingkan penulisan puisi dengan pekerjaan memintal dan menyebut puisinya sebagai pemintalan mental —pada umumnya orang-orang berpikir perempuan lebih pantas memintal daripada menulis, tapi dia sendiri lebih baik dalam hal menulis. Ini merupakan salah satu dari beberapa kejadian ketika Cavendish memanggil perhatian pada peran-peran gender yang stereotip dan memperluas alasan baginya untuk tidak mengikutinya. Di sini, Cavendish sering menerapkan metafora untuk menggambarkan tulisannya dalam hal tugas-tugas atau ketertarikan feminin yang stereotip, seperti memintal, mode, dan kehidupan menjadi ibu. Sambil mengritisi karyanya sendiri, dia mengatakan tampaknya lebih baik jika Sir Charles Cavendish memandang dengan baik soal ini. Cavendish sering memohon pembaca untuk bertepuk tangan: jika diterima dengan baik artinya tulisannya mengalami kemajuan. Dia mengakhirnya dengan memuji kemurahan dan kebaikan hati Charles. Pengejaran ketenaranDalam epistola untuk para perempuan bangsawan yang patut dihormati dan yang lainnya, Cavendish dengan sederhana mengekspresikan hasratnya untuk ketenaran. Dia tidak peduli orang-orang terbaik harus menyukai tulisannya, sepanjang banyak orang yang menyukainya. Dia membenarkannya dengan menghubungkan ketenaran pada kebisingan, serta kebisingan pada sejumlah besar orang. Cavendish seringkali mengambil posisi defensif, yang di sini dibenarkan dengan menegaskan bahwa dia mengharapkan kritik dari laki-laki dan perempuan bukan hanya mengenai tulisannya, tapi mengenai praktik menulisnya sendiri. Cavendish berpendapat bahwa perempuan yang menyibukkan diri untuk menulis tidak akan bertindak tidak kompeten atau bergunjing. Meskipun dia memperkirakan kritik dari perempuan, dia memanggil dukungan perempuan dalam meraih kehormatan dan reputasi. Dia mengakhirinya dengan menyatakan bahwa jika gagal, dia akan melihat dirinya sebagai martir demi perkara perempuan. Pembelaan atas menulis dan ketenaranDalam epistolanya untuk Nyonya Toppe, Cavendish menyatakan hasrat untuk ketenaran sebagai alasan utamanya menulis. Lagi-lagi dia meminta sambutan tulisannya sebagai penyimpangan dari norma-norma gender yang diterima. Meskipun dia sering membawa metafora dari aktivitas-aktivitas feminin domestik atau stereotip, di sini dia berusaha untuk memaafkan hasratnya terhadap ketenaran dengan membuat jarak pada ambisinya dari apa itu feminin: ambisinya adalah pencarian untuk kejayaan, kesempurnaan, dan pujian, yang dia nyatakan tidak bersifat perempuan. Bahkan ketika menulis dan mengejar ketenaran dia tetap rendah hati dan terhormat serta tidak melakukan apapun untuk membuat malu keluarganya. Cavendish menghubungkan kepercayaan dirinya, sebagai sejenis sensor, pada keyakinannya bahwa tak ada kejahatan, hanya kepolosan dalam hasratnya untuk ketenaran. Mengenai penulisannya yang tanpa izin, Cavendish memberi alasan pada dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa lebih mudah untuk mendapat pengampunan setelah faktanya terjadi daripada memperoleh izin sebelumnya. Dia menempatkan tulisan di atas pergunjingan, sebagai aktivitas perempuan yang umum dan negatif. Dia menilai buku-bukunya sebagai contoh nyata perenungannya dan mengontraskan gagasan-gagasan tak berbahaya, yang diumumkannya sendiri, dengan gagasan-gagasan liar yang mengarah pada tindakan-tindakan tidak bijaksana. Cavendish menjelajahi penulisan drama-drama tertutup dalam pengasingannya. Dia menjadi salah seorang perempuan penulis naskah drama yang paling terkenal melalui ketertarikannya dalam sifat-sifat filisofis. Surat ini diikuti oleh respon dari Nyonya Toppe, yang menyanjung Cavendish dan kecakapannya dalam fiksi puitis, instruksi moral, pendapat filosofis, fialog, wacana-wacana, dan roman-roman puitis. Bahasa, pengetahuan, dan kekeliruanCavendish memasukkan sebuah surat pengantar pada para filsuf alamiah. Dia tak tahu bahasa apapun selain bahasa Inggris, yang bahkan agak terbatas, karena dia hanya akrab dengan 'kata-kata yang paling umum diucapkan." Dengan kata lain, dia merendahkan pengetahuannya mengenai perbendaharaan kata teknik yang digunakan oleh para filsuf alamiah, demikian juga dengan pengetahuannya mengenai pendapat-pendapat dan wacana-wacana yang mendahului zamannya. Dia kemudian menyingkirkan kekeliruan yang mungkin dia buat dengan menjadikannya sebagai sesuatu yang remeh, menegaskan bahwa dia tidak bermaksud membuat tulisannya dianggap sebagai kebenaran. Dia menulis hanya untuk melewatkan waktu dan mengharapkan karyanya dibaca untuk tujuan yang sama. Epistola ini juga menjelaskan penulisannya dalam bentuk sajak: penyair dianggap menulis fiksi dan fiksi itu selaras dengan pelengah waktu, bukan kebenaran. Jadi sajak mungkin mengandung kekeliruan. Cavendish menyesali karyanya tak lebih menghibur dan menasehati para pembaca untuk melewatkan bagian manapun yang tidak mereka sukai. Menulis untuk melewatkan waktuEpistolanya menyatakan bahwa tanpa anak dan, pada saat itu, tanpa tanah milik, dia memiliki banyak waktu luang, yang diisinya dengan menulis, bukan mengurus pekerjaan rumah tangga. Pertanian pangan dalam puisi merupakan bahasa halus yang disusun dengan indah dan tertata dengan baik, frasa-frasa yang pantas, dan kata-kata yang signifikan. Cavendish meminta maaf atas kekeliruan yang mungkin ditemukan di dalam karyanya, karena kemudaannya dan kekurangan pengalamannya, karena dia menulis hanya untuk mengalihkan pikirannya dari kesulitan-kesulitan suaminya dan juga dirinya sendiri. Dengan membandingkan bukunya pada seorang anak, dia mengatakan bahwa bukunya polos, muda, besikap baik, pemalu, dan sensitif. Para pembaca harus menyalahkannya, bukan bukunya, jika mereka tidak menyukainya. Tetapi, jika bukunya disenangi, dia mengatakan dengan jelas bahwa dia mengharapkan ketenaran. Instruksi mengenai pemahaman dan penilaianDalam epistolanya pada para penyair, Cavendish mencatat bahwa perempuan jarang menulis. Tulisannya mungkin dicemooh sebagai sesuatu yang aneh, dan ketidakbiasaannya terlihat fantastik, fantastiknya terlihat ganjil, dan keganjilannya terlihat konyol. Dia meminta karyanya dinilai oleh akal sehat, bukan prasangka. Dia kemudian memohon maaf atas kelemahannya dalam puisi dengan menyatakan bahwa dia menulis hanya untuk melarikan diri dari pikiran-pikiran melankolia dan mengisi waktu luang. Dia menggunakan metafora makanan/pesta perjamuan: puisi-puisinya tidak matang, tapi tepuk tangan dan pujian akan membuat puisinya lolos sebagai "pesta perjamuan umum" bagi mereka yang memiliki selera vulgar, yang mempertimbangkan kuantitas di atas kualitas. Seperti yang biasa terdapat dalam tulisannya, tepuk tangan disambut dan kritik disensor, karena dia menyarankan pada mereka yang tidak menyukai puisinya untuk tetap membisu. Puisi-puisinya merupakan puisi bermutu tinggi sehingga membutuhkan pembelajaran. Dia merekomendasikan sebagai seseorang yang memiliki hati nurani yang terganggu harus mencari seorang pendeta untuk mendapat panduan. Demikian juga seorang pembaca akan bertanya pada seorang penyair untuk mendapat bantuan dalam memahami puisi-puisinya. Berusaha lagi untuk memandu para pembaca pada sambutan yang positif terhadap bukunya, Cavendish membedakan para penyair (mampu menilai puisi) dari penyajak (penilai kesalahan puisi) dan menyarankan orang untuk tidak menyebut bukunya omong kosong atau dikonstruksi dengan buruk karena kebodohan dan kejahatan mereka sendiri. Kembali lagi pada hasratnya untuk ketenaran, Cavendish mencatat bahwa jika dinilai oleh seorang penyair jujur, siapa yang tidak akan iri, karyanya akan menerima tepuk tangan. Cavendish meminta para pembaca untuk membaca khayalannya (puisi-puisinya) secara perlahan-lahan, memperhatikan setiap kata di dalamnya, karena masing-masing merupakan khayalan dengan sendirinya. Dia memperingatkan bahwa jika para pembacanya kehilangan laju membaca atau melewatkan kalimat, mereka akan kehilangan arti dari keseluruhan karyanya. Puisi-puisi: alasan-alasan dan instruksi-instruksiCavendish menyertakan beberapa epistola bersama puisi-puisi mengenai bagaimana epistola dan puisi itu diterbitkan dan bagaimana seharusnya diterima. Kedekatan puisi pada epistola dan kemiripan subjek dan nadanya, membuat semuanya mungkin diinterpretasikan sebagai sudut pandang Cavendish sendiri. Puisi The Poetresses [sic] hasty Resolution, seperti banyak epistola Cavendish, mengandung permintaan maaf untuk berbagai kekeliruan yang mungkin ditemukan di dalam karya penyairnya dan memohon pujian. Puisi ini menyatakan bahwa cinta pada diri sendiri mempengaruhi penilaiannya pada puisinya sendiri, yang dia merasa sangat menyukainya sehingga tergerak melanjutkan menulis dengan mengharapkan ketenaran. Dia mengakui menulis tanpa memikirkan bagaimana karyanya akan diterima oleh para kritikus. Dia kemudian mengingat bagaimana dia dikunjungi oleh Akal Sehat, yang menasehatinya untuk berhenti menulis. Akal Sehat berkata tulisannya membuang-buang waktu, bahwa karyanya tidak akan diterima dengan baik, dan dia seharusnya tidak mencetak karyanya, sehingga pencetaknya tidak akan kehilangan uang. Akal Sehat juga menyatakan bahwa sudah ada terlalu banyak buku dan dia seharusnya membakar yang sudah ditulisnya untuk membebaskan dunia dari lebih banyak buku. Penyair itu mencatat responnya sendiri yang penuh amarah: dia mengirimkan bukunya ke percetakan sebelum dapat dibujuk sebaliknya. Tetapi ketika melihat ke belakang, dia menyesali telah bertindak seperti itu: dia merasa malu oleh tulisannya dan memberitahu pembaca untuk mengasihaninya dan menyeka air matanya dengan pujian. Dalam The Poetresses Petition, dia membandingkan sambutan negatif terhadap bukunya dengan kematian buku-buku itu. Jika buku-buku menderita kematian seperti itu (yakni kritik), dia meminta keheningan dan buku-buku itu dilupakan, tanpa pengubahan atau inskripsi, dibiarkan tak terganggu kecuali ditemukan manfaat baru. Lagi-lagi Cavendish meminta untuk menyensor kritik dan mempromosikan ketenaran dengan menginstruksikan bahwa hanya kritik positif yang seharusnya disuarakan. Dalam An Apology for Writing So Much upon This Book, dia membandingkannya dengan seorang anak, serta buku/anak itu dan penulis/orang tuanya dengan burung-burung. Buku itu seperti bayi burung yang hendak pergi sendirian. Penulisnya, seperti orang tua burung, tak yakin apakah buku/bayi burung akan aman dan berkicau sebagai upaya untuk melindunginya. Nature's Pictures drawn by Fancy's Pencil to the Life (1656)Karya ini dipandang sebagai "upaya Cavendish yang paling ambisius untuk mengombinasikan model-model dan genre-genre."[22] Karya ini meliputi roman-roman prosa pendek – "The Contract" dan "Assaulted and Pursued Chastity" – dan beberapa pembukaan yang dialamatkan pada pembaca. Cerita-ceritanya mengenai "produksi perempuan sebagai tontonan yang menguntungkan" dan "terus-menerus [memfemininkan] kiasan (atau sosok) aristokrat dan ksatria sesuatu yang halus dan tak dikenal."[22] A True Relation of my Birth, Breeding, and Life (1656)Cavendish menerbitkan memoar autobiografis ini[23] sebagai tambahan untuk Natures Pictures Drawn by Fancies Pencil to the Life, di tahun 1656.[24] Dia menulisnya pada usia 33 tahun, yang telah didiskusikan oleh para kritikus karya sastra.[25] Salah seorang kritikus melihat autobiografi Cavendish sebagai sebuah cara untuk memperoleh kredibilitas dan citra yang dapat dipasarkan, yang akan melemahkan citra publik yang tak pantas secara sosial.[26] Cavendish menuliskan autobiografinya sebagai respon terhadap apa yang dikatakan orang-orang mengenai dirinya dalam masa hidupnya.[25] Karya ini berhubungan dengan garis keturunan, status sosial, kekayaan, didikan, pendidikan, dan pernikahannya, menggambarkan masa lalu dan perilakunya, dan menawarkan cerita kepribadian dan ambisinya, termasuk pikiran dan kecanggungannya, sifat dan tulisan perenungannya. Dia juga berbagi pandangannya mengenai gender (perilaku dan aktivitas yang sepantasnya), politik (anggota parlemen vs pendukung raja), dan kelas (perilaku pelayan yang pantas). Memoar ini merinci kehidupan keluarganya, termasuk cerita pendek mengenai kakaknya, Charles Lucas, salah seorang komandan kavaleri berkuda terbaik saat Perang Saudara,[27] yang dihukum mati oleh para anggota parlemen karena pengkhianatan dalam Perang Saudara Inggris Kedua. Dia melanjutkan untuk mengemukakan mengenai kesulitan-kesulitan ekonomi dan pribadi yang dihadapi diri dan keluarganya akibat perang dan kesetiaan politik mereka, seperti kehilangan tanah milik dan kematian. CCXI Sociable Letters (1664)Karya yang diterbitkan pada tahun 1664 oleh William Wilson, CCXI Sociable Letters (1664) merupakan koleksi surat, yang ditulis seolah oleh perempuan nyata. Pengaturannya serupa dengan The World's Olio (1655). Topik-topiknya beragam demikian juga dengan bentuk dan panjang surat-suratnya. Surat-surat itu meliputi pernikahan, peperangan, politik, obat-obatan, ilmu pengetahuan, karya sastra Inggris dan klasik, serta berbagai hal lain seperti perjudian dan ekstremisme keagamaan. Sebagian surat-surat itu tampaknya menunjuk pada tokoh yang merupakan orang-orang nyata – Thomas Hobbes mungkin muncul dalam surat 173 dan C. R. merupakan singkatan untuk Raja Charles II,[28] – dan sebagian ditujukan pada orang-orang nyata yang sering berkomunikasi dengan Cavendish, tapi sebagian besar merupakan fiksi, yang secara mengejutkan menuntun pada percakapan yang berlangsung dengan bersemangat dan pengamatan kehidupan kontemporer. Observations upon Experimental Philosophy (1666)
Filsafat alamiah CavendishEileen O'Neill memberikan ulasan terhadap filsafat alamiah Cavendish dan sambutan kritisnya dalam pendahuluannya untuk Observations upon Experimental Philosophy.[29] Dia menggambarkan filsafat alamiah Cavendish menolak Aristotelianisme dan filsafat mekanik, serta menyukai ajaran-ajaran Stoic: meskipun perempuan langka menulis tentang filsafat alamiah di abad ke-17, Cavendish menerbitkan enam buku berdasarkan subjek ini.[30] O'Neill menunjukkan bahwa Cavendish sendiri tidak mendapatkan pendidikan secara formal dalam hal filsafat alamiah, meskipun William Cavendish dan kakaknya, Charles, memiliki ketertarikan yang sama terhadap subjek ini dan mendukung ketertarikan dan studinya dalam bidang ini. Dia juga mungkin telah dipengaruhi oleh pertemuan sosial dengan para filsuf seperti Thomas Hobbes.[29] O'Neill meyakini Hobbes (yang mengajari Charles dalam filosofi) telah menandai pengaruhnya pada filsafat alamiah Cavendish, yang membuatnya menjadi salah seorang dari sedikit pendukung filsafat materialis Hobbes di abad ke-17, yang berpendapat bahwa jiwa-jiwa tak berwujud tidak ada di alam. Di awal dasawarsa 1660an, Cavendish mulai mempelajari karya-karya kontemporernya dengan lebih serius. O'Neill memperkirakan bahwa studi seperti itu dimaksudkan untuk membuat Cavendish mampu mengargumentasikan pikirannya dengan lebih baik dan membandingkannya dengan pemikiran-pemikiran filsuf alamiah lainnya.[29] O'Neill mencatat bahwa filsafat alamiah Cavendish dan tulisannya secara umum dikritik oleh banyak orang-orang sezamannya dan oleh pembaca-pembaca yang lebih baru, seperti Pepys, Henry More, dan Virginia Woolf.[31] Karya Cavendish juga menerima kritik-kritik positif dan dipuja oleh banyak orang karena mengerjakan subjek-subjek yang pada umumnya didominasi laki-laki, seperti filsafat alamiah. Surat-surat dan puisi-puisi pujian yang ditulis oleh suaminya dimasukkan dalam beberapa karyanya yang diterbitkan. Menulis sebagai penyakit yang terhormatCavendish dalam kata pengantarnya untuk Observations upon Experimental Philosophy menyatakan bahwa dia memperkirakan para pembacanya akan mengatakan bahwa praktik menulisnya yang subur merupakan penyakit.[32] Jika demikian, kata Cavendish, banyak orang lain, termasuk Aristoteles, Cicero, Homer dan St Agustinus, menderita penyakit yang sama. Merupakan kehormatan bagi seseorang yang berambisi besar (seperti dia yang sering mengidentifikasi dirinya begini) untuk memiliki penyakit yang sama dengan para lelaki bijak dan fasih itu. Dalam karya ini, seperti dalam tulisan-tulisannya yang lain, dia menegaskan bahwa dia menulis untuk dirinya sendiri dan bahwa tulisannya merupakan cara mengisi waktu yang tak berbahaya jika dibandingkan dengan cara-cara perempuan lainnya. Tetapi dia mengontradiksi dirinya sendiri dengan menambahkan bahwa dia menulis untuk rasa senang, yang telah disangkalnya dalam karya-karyanya sebelumnya. Yang juga agak berkontradiksi adalah niatnya melanjutkan menulis meskipun dia tak punya pembaca, yang memungkiri hasratnya untuk ketenaran. Pada akhirnya, Cavendish beralasan bahwa kritiknya dan keterlibatannya dengan teori-teori para filsuf alamiah lainnya merupakan langkah yang diperlukan dalam pencarian kebenaran. Belajar versus akalDalam epistolanya pada pembaca, Cavendish menulis bahwa akal perempuan mungkin setara dengan akal laki-laki, dan perempuan mungkin dapat belajar semudah lelaki. Dia berpendapat bahwa akal itu alami, sementara belajar itu buatan, dan dalam masa kehidupannya, lelaki memiliki peluang lebih banyak mendidik diri mereka sendiri daripada perempuan.[33] Cavendish mengomentari pengalamannya sendiri membaca karya-karya filosofis: banyak dari karya itu yang menantang pemahamannya dengan berbagai kata dan ekspresi yang sering mereka tuliskan. Karenanya Cavendish menyarankan para penulis filsafat menggunakan bahasa yang cocok untuk para pembaca yang kurang ahli. Dia membela soal ini dengan menyatakan bahwa istilah-istilah filosofis seharusnya dapat memudahkan komunikasi pikiran. Dia meyakini bahwa komunikasi yang berhasil mungkin dalam semua bahasa dan menuduh orang-orang yang memperumit komunikasi (khususnya para penulis berbahasa Inggris) yang memiliki tujuan penghormatan dari mereka yang mengagumi tulisan hanya karena mereka tidak memahaminya, tanpa mempertimbangkan bahwa tulisan itu mungkin omong kosong. Dalam karyanya sendiri, Cavendish menyatakan, dia memilih untuk tidak menggunakan istilah-istilah yang sulit, meskipun dia menambahkan bahwa dirinya memahami istilah-istilah semacam itu. Alasan yang dinyatakannya adalah dia menginginkan karyanya dapat diakses orang-orang, tak peduli apapun pendidikan mereka. Tujuannya adalah untuk mengomunikasikan gagasan-gagasannya dengan jelas. Dia meminta agar setiap kekeliruan yang mungkin ditemukan di dalam karyanya tidak dihiraukan dan para pembaca tetap fokus pada gagasan utamanya. Di sini, seperti dalam banyak suratnya, dia menginstruksikan pembaca mengenai bagaimana mendekati karyanya dan meminta mereka untuk membacanya secara utuh dan menahan kritik hingga mereka selesai membacanya.[butuh rujukan] The Description of a New World, Called the Blazing World (1666)Kisah prosa Cavendish diterbitkan di tahun 1666 dan sekali lagi di tahun 1668. Masing-masing menerbitkan Observations upon Experimental Philosophy.[34] Menurut catatan banyak orang, seperti Silvia Bowerbank dan Sara Mendelson,[35] versi awal fiksi ilmiah ini mengritik dan menjelajahi berbagai isu seperti ilmu pengetahun, gender, dan kekuasaan. Karya ini juga memandang hubungan antara imajinasi dengan akal sehat dan filosofi dengan fiksi.[36] Cavendish menuliskan dirinya sendiri ke dalam buku itu, yang menceritakan dunia baru rekaan yang cukup terpisah dan ratunya. Dia berkomentar dalam epilognya bahwa dialah sang ratu itu, dengan menambahkan bahwa sama seperti keberadaan Charles yang Pertama, dia akan dilihat sebagai Margaret yang Pertama. Drama di tahun 1662 dan 1668Dua buku karya drama Cavendish dicetak: Plays (1662), yang dicetak oleh A. Warren (London) meliputi:
Plays, Never Before Printed (1668) diterbitkan oleh Anne Maxwell (London):
Karya-karya lainnyaCavendish juga menerbitkan koleksi Philosophical Letters (1664), pidato-pidato, seperti dalam koleksinya yang berjudul Orations (1662). Banyak karya-karyanya menyentuh isu-isu seperti filsafat alamiah, gender, kekuasaan, dan perilaku. Drama-drama Cavendish tidak pernah dipertunjukan di masa hidupnya, tapi beberapa, termasuk The Convent of Pleasure (1668)[37] dipertunjukkan setelah kematiannya.[38] Beberapa karya Cavendish memiliki surat-surat, kata pengantar, prolog, dan epilog, yang mendiskusikan karyanya, filosofinya dan ambisinya, sambil memberi instruksi pada pembaca mengenai bagaimana membaca dan merespon tulisannya. Karyanya telah dikritik dan diunggulkan bergantian dari penerbitan aslinya hingga masa kini. Sambutan kritisCavendish sebagai perempuan penulis bersedia bercakap-cakap dengan para lelaki mengenai filsafat alamiah dan rentan terhadap selera berpakaian teatrikal, sehingga memperoleh julukan "Madge Gila",[39] sementara banyak orang-orang sezamannya mencerca karya-karyanya karena dianggap eksentrik. Kawan akademisi dan anggota Royal Society, Samuel Pepys pernah menuliskan dirinya sebagai "seorang perempuan yang gila, angkuh, dan konyol" setelah membaca salah satu biografinya.[40] Dorothy Osborne, yang direfleksikan dalam salah satu surat yang diterbitkan, setelah membaca satu buku karya istri duke ini, mengatakan bahwa dirinya "yakin ada orang-orang yang lebih sadar di Bedlam."[41] Kedua orang ini tampaknya menjadi contoh kesan yang dimiliki umum terhadapnya, meskipun dia memiliki para pengagum: Mildmay Fane, Earl of Westmorland, John Dryden, Kenelm Digby, Henry More ada di antara mereka. Joseph Glanvill dan Walter Charleton memperlakukan pendapat Cavendish dengan serius dan menawarkan saran kepadanya.[42] Charles Lamb menikmati karyanya, Sociable Letters,[43] dan begitu mengagumi biografinya mengenai suaminya, sehingga dia menyebutnya sebagai sebutir permata "yang tak bisa disimpan dalam wadah karena tak ada wadah yang cukup mewah".[44] Mengenai pengejarannya dalam ilmu pengetahuan, dia diremehkan oleh Royal Society, yang tidak menerima perempuan dalam jajarannya; Margaret Cavendish adalah perempuan pertama yang diundang, dan pada tahun 1667 barulah dia dilantik sebagai anggota perempuan yang pertama.[45] Salah seorang anggotanya, John Evelyn, melihat dalam diri Cavendish "seorang yang hebat dalam berpura-pura belajar, berpuisi dan berfilsafat". Yang lainnya, Robert Boyle, memperlakukan berbagai percobaan yang diperlihatkan oleh Cavendish sebagai sesuatu yang tak berharga, meremehkan kecenderungannya untuk mengukur berbagai hal dengan "keanehan" dan "kecantikan", bukan "penggunaan".[46] Namun pengetahuannya diakui oleh sebagian yang lain, seperti protofeminis Bathsua Makin: "Dutchess of New-Castle yang sekarang, dengan keJeniusannya sendiri, dan bukan dengan Instruksi yang tepat pada waktunya, sudah melampaui banyak Lelaki Dewasa yang suram." Dia memandang Cavendish telah memberi contoh seperti apa perempuan yang mendapat pendidikan.[47] Dalam bukti naskah baru terdapat dugaan bahwa Cavendish dibaca dan diperlakukan dengan serius setidaknya oleh sebagian anggota awal Royal Society, seperti sekretarisnya, Nehemiah Grew.[48] Keeksentrikannya mencegahnya dianggap serius oleh sejarawan sastra sampai lama setelah kematiannya. Sampai karya Virginia Woolf, The Common Reader, (1925) terbit barulah wacana sastra menemukan kembali Duchess ini. Woolf mengomentari bahwa:
Setelah berabad-abad kehilangan daya tarik, Margaret Cavendish menjadi populer dalam dasawarsa 1980an, ketika ditemukan kembali dan dianalisis dari sudut pandang feminis modern. Sejak saat itu, telah diterbitkan studi kritis sepanjang sembilan buku mengenai Cavendish dan satu biografi yang ditulis di tahun 1957, yang dapat ditemukan di sini. Ada banyak upaya untuk membenarkan keeksentrikannya dengan lensa sejarah.[50][51] Dia juga meraih ketenaran sebagai salah seorang perempuan penulis fiksi ilmiah yang pertama, dengan novel utopianya The Blazing World.[52] Penyertaan dirinya sendiri sebagai satu tokoh bernama Margaret Cavendish dalam The Blazing World dikatakan merupakan contoh paling awal dari kiasan Mary Sue modern.[53] Di masa yang belum terlalu lama, drama-dramanya telah diperiksa dalam studi-studi pertunjukan, karena memburamkan garis antara pertunjukan dan karya sastra, menantang identitas-identitas gender dan mengacaukan norma-norma gender.[54] Analisis yang lebih jauh lagi mengenai Cavendish terdapat di sini. Ketertarikan baru ini melahirkan proyek-proyek media. Margaret the First karya Danielle Dutton mendramatisir dirinya "dengan ketepatan yang nyata dan tajam memotong waktu naratif", sebagai pendekatan baru untuk "membayangkan kehidupan wanita bersejarah".[55] Saat humaniora digital tumbuh, beberapa proyek mulai mengarsipkan Cavendish. The International Margaret Cavendish Society[56] didirikan sebagai "sebuah alat berkomunikasi antarakademisi di seluruh dunia", untuk meningkatkan kesadaran akan kehadiran ilmiah Cavendish sebagai pusat berbagai laporan berkala, koneksi, dan pranala terhadap karya-karya Cavendish. Serupa dengan lembaga itu, Digital Cavendish Project bekerja agar tulisan-tulisan Cavendish dapat diakses dan dapat dibaca oleh orang-orang lintas jejaring dan "menyoroti penelitian digital, arsip-arsip gambar, proyek-proyek ilmiah, dan bahan-bahan ajar".[57] Pada tanggal 26 Januari 2018, akun Twitter 'Digital Cavendish' mengumumkan bahwa tujuan selanjutnya adalah menghimpun Complete Works of Margaret Cavendish.[58] Lihat jugaReferensi
Sumber-sumberEdisi Modern Karya-karya Margaret Cavendish
Buku-buku
Artikel-artikel
Bacaan selanjutnya
Pranala luar
|