Namanya terkenal pada tahun 1920-an sebagai pemain trompet dan kornet yang "inventif", Armstrong mempengaruhi dasar-dasar musik jazz, menggeser fokus musik jazz dari improvisasi kolektif menjadi penampilan solo. Berkat suara seraknya yang berat, khas, dan mudah dikenali, Armstrong sekaligus seorang penyanyi berpengaruh, menunjukkan kecekatan dalam improvisasi, melencengkan lirik dan melodi dari sebuah lagu untuk mengungkapkan ekspresi. Ia juga sangat terampil bernyanyi scat (melantunkan bunyi-bunyian dan suku kata sebagai pengganti lirik).
Dikenal sebagai sosok karismatik di atas panggung, suara parau sekaligus permainan trompetnya, pengaruh Armstrong jauh melampaui musik jazz. Pada akhir kariernya pada tahun 1960-an, ia secara luas dianggap berpengaruh besar terhadap musik populer secara umum. Armstrong adalah salah satu dari penghibur Afrika-Amerika populer pertama yang berhasil "lintas ras". Di Amerika Serikat yang waktu itu sangat terbagi menurut ras, musiknya justru lebih penting daripada warna kulitnya. Ia jarang memolitikkan rasnya sehingga sering mengecewakan sesama Afrika-Amerika. Namun ia bersikap tegas mengenai desegregasi dalam kasus Krisis Little Rock. Keahlian sebagai seniman dan kepribadiannya membuat Louis Armstrong diterima secara sosial di kalangan atas masyarakat Amerika yang waktu itu sangat jarang dimasuki pria kulit hitam.
Penghargaan
Grammy Award
Pada tahun 1972, Armstrong menerima secara anumerta Penghargaan Grammy Prestasi Seumur Hidup dari Academy of Recording Arts and Sciences. Penghargaan ini diberikan berdasarkan pemungutan suara untuk artis yang sepanjang hidupnya telah memberikan kontribusi artistik luar biasa dalam bidang rekaman.[4]
Rekaman-rekaman Armstrong mendapat Grammy Hall of Fame, penghargaan Grammy istimewa yang mulai diberikan pada tahun 1973 untuk menghormati rekaman berusia lebih dari dua puluh lima tahun, dan memiliki "nilai penting secara kualitatif dan historis".[5][6]
^Ia suka namanya dilafalkan sebagai Louie. "It's like Louis Armstrong - he spelled his name Louis, but he liked it to be said as Louie," begitu menurut Louie Bellson[1]. Armstrong menuliskan namanya sebagai "Lewie" pada sensus tahun 1920. Pada berbagai rekaman konser, dia dipanggil "Louie" di atas panggung, seperti pada lagu "Can Anyone Explain?" (1952) dari album konser In Scandinavia vol.1. "Lewie" adalah pelafalan bahasa Prancis untuk "Louis" yang umum diucapkan orang di Louisiana. Meskipun demikian, ketika menyebut dirinya dalam "Hello Dolly!," ia menyebut namanya sebagai "Lewis" ("Hello, Dolly. This is Lewis, Dolly"), diakhiri dengan huruf 's'.
^Armstrong berkata kalau dia tidak tahu pasti tanggal kelahirannya, tetapi merayakan ulang tahunnya pada 4 Juli. Ia menyebutkan 1900 sebagai tahun kelahirannya ketika berbicara di depan umum (tapi menulis 1901 sebagai tahun kelahirannya di Social Security dan surat-surat lainnya ketika berurusan dengan pemerintah). Peneliti musik New Orleans, Tad Jones meneliti dokumen-dokumen Gereja Katolik Roma dari tahun Louis Armstrong dibawa neneknya untuk dibaptis. Hasil penelitian itu menyimpulkan 4 Agustus 1901 sebagai tanggal lahir sebenarnya. Bersama bukti-bukti lainnya, tanggal tersebut kini diterima sebagai tanggal lahirnya yang benar oleh para peneliti Armstrong. Ia juga tidak pernah memiliki nama tengah. Pada profil yang ditulis majalah Time tahun 1949, nama tengahnya adalah Daniel. Dokumen sensus dan baptisan membuktikan ia tidak mempunyai nama tengah.
^Slang abad ke-24 untuk orang yang mulutnya besar (satchel-mouth)