Lempeng Indo-Australia adalah lempeng tektonik besar yang mencakup benua Australia dan lautan di sekitarnya dan meluas ke barat laut hingga mencakup anak Benua India dan perairan di sekitarnya. Ia terbentuk dari perpaduan lempeng India dan Lempeng Australia sekitar 43 juta tahun yang lalu. Fusi terjadi ketika punggungan tengah samudera di Samudera Hindia, yang memisahkan kedua lempeng, dan berhenti menyebar. Model kontemporer menunjukkan saat ini terdapat zona deformasi antara Lempeng India dan Australia dengan data gempa bumi dan sistem navigasi satelit global menunjukkan bahwa India dan Australia tidak bergerak dengan vektor yang sama ke arah utara.
Nama lempeng tektonik ini mencakup dua lempeng tektonik yang termasuk benuaAustralia dan samudra di sekelilingnya yang memanjang ke barat laut sampai termasuk anak benua India dan perairan di sekelilingnya. Terbagi atas dua lempeng sepanjang perbatasan yang kurang aktif: lempeng Australia dan lempeng India yang lebih kecil. Kedua lempeng itu bergabung bersama antara 50 sampai 55 juta tahun abad, sebelum masa itu, kedua lempeng itu bergerak sendiri-sendiri.
India, (Australia, Papua Nugini, dan Tasmania), Selandia Baru, dan Kaledonia Baru adalah fragmen benua kuno Gondwana. Penyebaran dasar lautan memisahkan benua-benua itu satu sama lain, tetapi seperti pusat penyebaran ini tidak aktif yang diperkirakan telah bergabung menjadi lempeng tunggal. Penelitian terkini mengindikasikan bahwa lempeng-lempeng itu sedang memisah, tetapi akan memakan waktu untuk mempublikasikan fakta ini dengan benar.[1]
Pengukuran GPS terkini di Australia menyatakan bahwa gerakan lempeng sebesar 35 derajat timur utara dengan kecepatan 67 mm/th. Catat juga arah dan kecepatan yang sama untuk titik di Auckland, Pulau Natal dan India selatan. Kemungkinan perubahan kecil ke arah Auckland karena lengkungan kecil lempeng di sana, di mana lengkungan itu ditekan lempeng Pasifik.
Bagian timur ialah batas konvergen dengan lempeng Pasifik yang mensubduksi. Lempeng Pasifik yang mensubduksi di bawah lempeng Australia membentuk Palung Kermadec, Tonga dan Kermadec. Selandia Baru membujur sepanjang batas tenggara lempeng. Selandia Baru dan Kaledonia Baru ialah ujung selatan dan utara bekas benua Tasmantis, yang berpisah dari Australia 85 juta tahun lalu. Bagian tengah Tasmantis tenggelam di laut, dan kini merupakan Tanjakan Lord Howe.
Dahulunya, daratan india dan australia disatukan dalam super continent atau disebut juga sebagai gondwana. Pada awal cretaceous keduanya terpisah akibat rifting. Penyebaran dasar lautan memisahkan benua-benua itu satu sama lain. Produk dari aktivitas tersebut menghasilkan kerak samudera yang berumur relatif lebih muda dibandingkan dengan kerak india dan australia karena baru terbentuk ketika pergerakan terjadi. Hal tersebutlah yang menyebabkan terjadi adanya segmentasi pada lempeng indo australia. Dimana pada satu bagian merupakan kerak samudera dan dibagian satunya merupkan kerak benua. Kerak samudera tersebut merupakan yang kita sebut sebagai samudera hindia yang menunjam ke arah indonesia, dan kerak benua tersebut merupakan pulau papua dan daratan australia yang bergerak ke arah utara. Kerak samudra memiliki komposisi batuan utama yaitu Basalt dan kerak benua memiliki komposisi batuan utama yaitu Granit. Dari segmentasi tersebut akibatnya lempeng yang bergerak merupakan lempeng samudera menuju indonesia bagian barat sehingga terjadi subduksi.
Implikasi dari proses subduksi yang terjadi tersebut, produk yang dihasilkan dari proses subduksi adalah berupa sederetan gunung api. Dari gunung api tersebut dihasilkan material material tambang seperti pasir, silica dan mineral lain nya. Serta akibat subduksi tadi brerkaitan dengan pergerakan lempeng di atas maka akan terkait dengan terbentuknya cekungan wilayah Indonesia itu sendiri, cekungan-cekungan busur muka terbentuk sepanjang batas tumbukan lempeng-lempeng, yang keterdapatannya dekat zona penunjaman, dan letaknya antara busur luar non vulkanik dan busur dalam vulkanik. Dimana cekungan tersebut dapat menjadi sourcerock yang kaya akan hidrokarbon. Dari segi kebencanaan, seperti yang telah dikatakan sebelumnya,bahwa terdapat sederetan gunung api yang menempatkan Indonesia dalam kawasan Ring of Fire sehingga potensi kebencanaan di kawasan Indonesia sangatlah tinggi. Akan sering terjadi gempa karena secara tektonik Indonesia terletak pada 3 lempeng aktif.
Lempeng Indo-Australia, tepat dimana Australia berada, bergerak lebih cepat dibandingkan lempeng lainnya. Lempeng Indo-Australia bergerak sekitar 6,9 cm (2,7 inci) per tahun ke arah utara dan dengan rotasi kecil searah jarum jam. Sistem Pemosisian Global harus diperbarui karena pergerakan tersebut, karena beberapa lokasi bergerak lebih cepat.
Secara teknis gerak merupakan suatu vektor dan harus berhubungan dengan sesuatu. Sebagian besar pekerjaan yang dilakukan dalam menentukan vektor-vektor lempeng ini melibatkan jaminan bahwa titik-titik rujukan mewakili lempeng-lempeng tersebut, karena distorsi akan mungkin terjadi di area aktivitas tektonik. Asumsi lebih lanjut seperti hanya terdapat 8 lempeng yang dibuat pada pemodelan sebelumnya ketika sebanyak 52 lempeng mungkin ada, dengan pergerakan independen, meskipun akurasi yang cukup untuk pergerakan lempeng yang lebih besar dapat diperoleh jika hanya 25 lempeng yang dimodelkan.
Dalam hal daratan India dan Australia bagian tengah, dengan Australia sebagai titik rujukan, saat ini Australia bergerak ke arah utara dengan kecepatan 3 cm (1,2 in) per tahun dibandingkan India konsisten dengan zona deformasi di antara kedua lempeng tersebut. seperti yang dikomentari sebelumnya. Zona deformasi ini mungkin saat ini melibatkan sebagian wilayah India.
Tumbukan ke arah utara Lempeng Australia dengan Lempeng Sunda (Lempeng Sunda, yang sebelumnya tergolong dalam Lempeng Eurasia) mempunyai kecepatan konvergensi maksimum sebesar 7,3 cm (2,9 in) per tahun ± 0,8 cm (0,31 in) per tahun di Palung Jawa menurun menjadi 6,0 cm (2,4 in) ± 0,04 cm (0,016 in) per tahun di Palung Sumatra bagian selatan.