Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Lego-lego

Lego-Lego adalah suatu pertunjukan tarian yang berasal dari Pulau Alor-Pantar, Provinsi Nusa Tenggara Timur.[1] Tarian ini merupakan tarian yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan secara melingkar dengan cara bergandengan tangan menarikan tari Lego-lego tanpa melihat batas agama dan status sosial. Oleh karena itu tarian ini disebut sebagai tarian multi etnik, diamana suku, klan, bahasa, gender, agama, dan status sosial menyatu dalam sebuah pertunjukan dalam tradisi lisan yang di sebut dengan Lego-lego. Dalam melakukan tarian ini dipandu oleh satu atau dua orang juru pukong (juru pantun), dimana laki-laki yang dituakan dan dianggap paling banyak menguasai lagu-lagu dalam pertunjukan tarian Lego-lego. Jumlah anggota penari dalam tarian ini mencapai puluhan orang hingga ratusan orang. Tarian Lego-lego ini biasanya dipertunjukkan saat:

  1. Upacara persiapan mulai membuka kawasan ladang yang baru;
  2. Setelah melakukan panen hasil pertanian;
  3. Mempersiapkan kebutuhan untuk berburu;
  4. Membangun rumah adat;
  5. Membangun rumah ibadah atau tempat untuk beribadah;
  6. Pada saat acara Sunna Hada (sunat adat masal yang dilakukan oleh masyarakat muslim);Dan
  7. Pada saat menyambut tamu.[1]
  8. pada saat upacara perkawinan.

Selain itu, dalam pertunjukan tarian Lego-lego juga terjadi proses pentransferan ilmu pengetahuan lisan kepada masyarakat Alor-Pantar. Didalam syair Lego-lego yang di bunyikan terdapat suatu pengajaran yang sampaikan untuk saling menghormati antar suku, klan, dan menjaga kerukunan antar umat beragama, dan juga disampaikannya mengenai sejarah tentang nenek moyang mereka, sejarah suku, serta perpindahan antar suku. Tarian Lego-lego yang berasal dari Pulau Alor-Pantar ini ternyata memiliki perbedaan dalam alat musik yang digunakan antara masyarakat Alor-Pantar di wilayah pesisir dengan masyarakat yang ada di wilayah pegunungan. Dimana, pertunjukan tarian Lego-lego yang dilakukan masyarakat yang berada di wilayah pesisir Alor-Pantar (Nuh Atinang) biasanya diiringi dengan alat musik seperti gong dan gendang. Sedangkan masyarakat yang berada di wilayah pegunungan Alor-Pantar (Nuh Mate) hanya menggunakan musik yang berasal dari hentakan kaki dari penari laki-laki dan gelang kaki yang dipakai oleh penari perempuan.[1]

tarian lego-lego alor-pantar pada umumnya memiliki karateristik yang sama dalam melakukan gerakkan, alat-alat musik yang digunakanpun beragam tidak hanya giring-giring namun lebih dari itu misalnya, tambur panjang (Tubbi), gong, (gong lebih dari satu), maal (moko).

Referensi

  1. ^ a b c Putri, Syam Mega (11 Agustus 2018). "Tarian Lego-lego dari Pulau Alor-Pantar, NTT". www.budaya-indonesia.org. Perpustakaan Digital Budaya Indonesia. Diakses tanggal 15 Februari 2019. 
Kembali kehalaman sebelumnya


Index: pl ar de en es fr it arz nl ja pt ceb sv uk vi war zh ru af ast az bg zh-min-nan bn be ca cs cy da et el eo eu fa gl ko hi hr id he ka la lv lt hu mk ms min no nn ce uz kk ro simple sk sl sr sh fi ta tt th tg azb tr ur zh-yue hy my ace als am an hyw ban bjn map-bms ba be-tarask bcl bpy bar bs br cv nv eml hif fo fy ga gd gu hak ha hsb io ig ilo ia ie os is jv kn ht ku ckb ky mrj lb lij li lmo mai mg ml zh-classical mr xmf mzn cdo mn nap new ne frr oc mhr or as pa pnb ps pms nds crh qu sa sah sco sq scn si sd szl su sw tl shn te bug vec vo wa wuu yi yo diq bat-smg zu lad kbd ang smn ab roa-rup frp arc gn av ay bh bi bo bxr cbk-zam co za dag ary se pdc dv dsb myv ext fur gv gag inh ki glk gan guw xal haw rw kbp pam csb kw km kv koi kg gom ks gcr lo lbe ltg lez nia ln jbo lg mt mi tw mwl mdf mnw nqo fj nah na nds-nl nrm nov om pi pag pap pfl pcd krc kaa ksh rm rue sm sat sc trv stq nso sn cu so srn kab roa-tara tet tpi to chr tum tk tyv udm ug vep fiu-vro vls wo xh zea ty ak bm ch ny ee ff got iu ik kl mad cr pih ami pwn pnt dz rmy rn sg st tn ss ti din chy ts kcg ve 
Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9