Krisis Agadir (juga disebut Krisis Agadir Kedua atau Panthersprung) adalah krisis internasional yang dipicu oleh pengiriman tentara Prancis dalam jumlah besar ke Maroko pada April 1911. Jerman menanggapi dengan mengirim kapal perang Panther ke pelabuhan Agadir pada 1 Juli 1911.[1] Setelah itu, negosiasi mulai dilakukan, dan pada 30 Maret 1912 Traktat Fez ditandatangani. Dalam traktat tersebut, Jerman menerima kekuasaan Prancis di Maroko, dan sebagai gantinya memperoleh wilayah di Kongo Tengah. Wilayah seluas 275.000 km2 yang disebut Neukamerun ini menjadi bagian dari koloni Jerman di Kamerun.
Akibat krisis ini, Maroko menjadi protektorat Prancis pada 30 Maret 1912, sehingga secara resmi mengakhiri kemerdekaan Maroko. Di sisi lain, krisis ini membuat hubungan Britania menjadi lebih dekat dengan Prancis. Britania mendukung Prancis selama krisis ini, sehingga memperkuat entente antara kedua negara dan juga Kekaisaran Rusia. Selain itu, krisis ini memperburuk hubungan Prancis dan Britania dengan Jerman, sehingga menjadi salah satu cikal bakal Perang Dunia I.