Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Kemujaraban doa

Seorang anak sedang berdoa sebelum makan siang pada tahun 1936

Kemujaraban doa adalah topik mengenai hasil permohonan doa. Topik ini telah dibahas di berbagai bidang, termasuk teologi, filsafat, sejarah, kedokteran, dan psikologi. Terdapat berbagai macam pemahaman mengenai doa dari segi keagamaan. Contohnya, dalam kepercayaan Yahudi dan Kristen, terdapat berbagai interpretasi mengenai doa sebagai permohonan akan keajaiban dan juga sebagai permohonan akan hal yang biasa-biasa saja. Beberapa komunitas keagamaan telah mempertanyakan apakah kemujaraban doa dapat diukur, karena kitab-kitab suci seperti Alkitab menyatakan bahwa Tuhan tidak bisa dipaksa (Ulangan 6:16 - "Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu"), beberapa doa untuk memohon penyembuhan telah ditolak mentah-mentah oleh Tuhan (2 Korintus 12:7-9 mengenai duri di dalam daging Rasul Paulus), atau kondisi-kondisi tertentu harus dipenuhi sebelum doa dapat didengar (seperti panduan dari Roh Kudus).[1][2][3]

Secara filosofis, terdapat kontroversi terkait dengan isu-isu dasar seperti masalah falsifiabilitas kemujaraban dunia yang berhubungan dengan bagaimana cara "membuktikan" atau "membantah" sesuatu, serta permasalahan demarkasi - yaitu apakah topik ini masuk ke dalam ranah sains atau tidak.

Kemujaraban doa telah menjadi topik penelitian ilmiah semenjak topik ini dibahas oleh Francis Galton pada tahun 1872. Di bidang kedokteran, penelitian terbesar yang dilakukan oleh Proyek STEP pada tahun 2006 menunjukkan bahwa dari 1.802 pasien yang sudah sembuh setelah operasi jantung, tidak ditemukan perbedaan antara mereka yang didoakan dan mereka yang tidak. Komplikasi operasi terjadi pada 52% dari mereka yang didoakan (Kelompok 1), pada 51% yang tidak didoakan (Kelompok 2), dan pada 59% pasien yang tahu mereka akan didoakan (Kelompok 3).[4] Dalam buku The God Delusion, ahli biologi evolusioner Richard Dawkins menduga bahwa pasien yang tahu akan didoakan mengalami stres tambahan setelah merasa bahwa mereka sangat sakit sehingga perlu didoakan.[5]

Catatan kaki

  1. ^ Intercessory Prayer: Modern Theology, Biblical Teaching And Philosophical Thought oleh Philip Clements-Jewery 2005 ISBN 0-7546-3828-6 hlm. 24-27
  2. ^ The works of Dr. John Tillotson, Volume 10 oleh John Tillotson, Thomas Birch 2009 ISBN 0-217-76300-6 hlm. 99-105
  3. ^ Talking to God: the theology of prayer oleh Wayne R. Spear 2002 ISBN 1-884527-13-2 hlm. 58-61
  4. ^ Harvard Medical School News Release Diarsipkan 2006-04-09 di Wayback Machine.
  5. ^ Richard Dawkins (2006). "The Great Prayer Experiment". The God Delusion. Houghton Mifflin Harcourt. hlm. 87–88. 
Kembali kehalaman sebelumnya


Index: pl ar de en es fr it arz nl ja pt ceb sv uk vi war zh ru af ast az bg zh-min-nan bn be ca cs cy da et el eo eu fa gl ko hi hr id he ka la lv lt hu mk ms min no nn ce uz kk ro simple sk sl sr sh fi ta tt th tg azb tr ur zh-yue hy my ace als am an hyw ban bjn map-bms ba be-tarask bcl bpy bar bs br cv nv eml hif fo fy ga gd gu hak ha hsb io ig ilo ia ie os is jv kn ht ku ckb ky mrj lb lij li lmo mai mg ml zh-classical mr xmf mzn cdo mn nap new ne frr oc mhr or as pa pnb ps pms nds crh qu sa sah sco sq scn si sd szl su sw tl shn te bug vec vo wa wuu yi yo diq bat-smg zu lad kbd ang smn ab roa-rup frp arc gn av ay bh bi bo bxr cbk-zam co za dag ary se pdc dv dsb myv ext fur gv gag inh ki glk gan guw xal haw rw kbp pam csb kw km kv koi kg gom ks gcr lo lbe ltg lez nia ln jbo lg mt mi tw mwl mdf mnw nqo fj nah na nds-nl nrm nov om pi pag pap pfl pcd krc kaa ksh rm rue sm sat sc trv stq nso sn cu so srn kab roa-tara tet tpi to chr tum tk tyv udm ug vep fiu-vro vls wo xh zea ty ak bm ch ny ee ff got iu ik kl mad cr pih ami pwn pnt dz rmy rn sg st tn ss ti din chy ts kcg ve 
Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9