Kai-ba Li-dai Shi-jiKai-ba Li-dai Shi-ji, adalah naskah sejarah mengenai bagaimana masyarakat Tionghoa membangun Batavia yang berlangsung antara tahun 1610-1793. Naskah ini menceritakan tentang beberapa peristiwa umum dan administrasi sesuai pada masa pemerintahan gubernur jenderal dan kapten Cina. Kai-ba Li-dai Shji menggambarkan sejarah Jakarta, sama halnya dengan babad-babad Tanah Jawa yang mengisahkan interpretasi sejarah oleh salah satu pihak, dalam hal ini, golongan atas kaum Tionghoa pada abad ke-18. Naskah asli Ka-ba Li-dai Shji ditulis dalam bahasa Tionghoa dan masih disimpan oleh kapten-kapten Cina sampai pada masa pendudukan Jepang di Batavia. Selanjutnya, naskah tersebut disusun ke dalam bahasa Tionghoa klasik pada akhir abad ke -18 di Jakarta. Naskah yang paling tua sudah diterjemahkan ke Bahasa Belanda yang disusun oleh missionaris WH Medhurst dari London Missionary Society, dan diterbitkan tahun 1840. Salah satu cerita yang digambarkan dalam Ka-ba Li-dai Shji, adalah tentang Gubernur-Jenderal J.P. Coen yang memperoleh legitimasi kekuasaan dengan cara merebut keraton Pangeran Jayakarta dan mendapat pakaian kebesarannya. Dalam naskah ini juga dicatat tentang penolakan orang Tionghoa terhadap kepempimpinan kaum wanita karena dianggap melanggar adat dan merusak tatanan yin dan yang. Pada akhirnya, catatan sejarah kronik 'Tionghoa tentang Batavia' menggambarkan pemikiran yang lazim terjadi pada saat itu. Di dalam Kai-ba Li-dai Shji, terdapat catatan tentang Geger Pacinan yang diilustrasikan sebagai "darah berceceran di mana-mana dan sungai-sungai penuh dengan mayat. Sebagian kota menjadi abu dan hampir lima ribu warganya yang terkenal rajin dan ulet itu terbunuh".[1] Referensi
|