Kabupaten Maybrat adalah sebuah kabupaten di ProvinsiPapua Barat Daya, Indonesia. Kabupaten ini dibentuk pada tahun 2009 sebagai pemekaran dari Kabupaten Sorong, yang memiliki luas wilayah 5.461,69 km².[5] Kabupaten Maybrat terletak dibagian barat Pulau Papua. Hasil data pada Sensus Penduduk 2020, Maybrat memiliki penduduk sebanyak 42.991 jiwa (2020).[5] Pusat pemerintahannya berada di Kumurkek, salah satu kampung di distrik Aifat.
Penduduk asli Kabupaten Maybrat adalah Suku Maybrat yang dibagi menjadi beberapa sub suku yaitu Ayamaru, Aitinyo, dan Aifat. Namun ada juga yang menambahkan sub suku Yumases (mencakup Distrik Ayamaru Utara dan Mare). Perpecahan masyarakat terjadi sejak dimekarkan dari Sorong, antara lain masalah perebutan ibukota. Masyarakat Ayamaru dan Aitinyo menyatakan ibukota di Ayamaru sedangkan Orang Aifat mendukung ibukota di Kumurkek. Permasalahan tersebut baru terselesaikan di tahun 2019 dengan ditetapkannya Kumurkek sebagai ibukota resmi. Masyarakat Ayamaru dan Aitinyo kemudian berencana untuk berpisah dari Maybrat membentuk Kabupaten Maybrat Sau.[6][7]
Pada tanggal 27 Oktober 2008, keluarlah Keputusan Bupati Sorong Selatan Nomor 133 Tahun 2008 tentang Penyerahan Sebagian Cakupan Wilayah Bawahan Kabupaten Sorong Selatan ke Kabupaten Sorong, wilayah yang diserahkan terdiri dari 11 (sebelas) distrik, yaitu:
Pada 16 Januari 2009, disahkanlah UU RI Tahun 2009 Nomor 13 tentang Pembentukan Kabupaten Maybrat sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong. Adapun komposisi distrik bawahannya adalah tepat sama dengan komposisi distrik di atas. Ini terjadi karena pemekaran dari Kabupaten Sorong Selatan belum memenuhi syarat teknis dan legalitas, jadi upaya percepatan berupa pemindahan kembali 11 distrik calon distrik Kabupaten Maybrat untuk sementara waktu ke kabupaten induknya dan dilanjutkan dengan proses pembentukan Kabupaten Maybrat sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong, bukan dari Kabupaten Sorong Selatan.
Peresmian dilakukan pada tanggal 15 April 2009 di Jakarta, dengan penunjukan Bernard Sagrim sebagai pejabat bupati sementara.[8] Setelah Bernard Sagrim divonis bersalah melakukan korupsi dana hibah 2009 sebesar Rp.3,2 miliar dan wajib menjalani hukuman 1,3 tahun penjara, pada tanggal 18 November 2014, Wakil Bupati Karel Murafer resmi ditunjuk menggantikan jabatan Bupati Kabupaten Maybrat.[9]
Kabupaten Maybrat terdiri dari 24 kecamatan, 1 kelurahan, dan 259 kampung. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 41.431 jiwa dengan luas wilayah 5.461,69 km² dan sebaran penduduk 8 jiwa/km².[12][13]
Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Maybrat pada tahun 2020 berjumlah 42.991 jiwa, dan pada pertengahan tahun 2024 sebanyak 46.093 jiwa.[5] Sementara suku asli yang ada di Kabupaten Maybrat pada umumnya adalah suku Maybrat, dengan beberapa jenis sub-suku seperti Aifat, Aitinyo, Ayamaru, dan Mare.[14] Sementara ada juga beberapa suku lain, yang bekerja untuk pemerintahan dan juga pedagang. Untuk bidang keagamaan, 98,65% penduduk Maybrat memeluk agama Kekristenan, dengan mayoritas Protestan sebanyak 79,56% dan Katolik sebanyak 19,09%. Serta sebagian kecil beragama Islam yakni 1,33% dan Hindu 0,02%.[2][3]
Program Pembangunan
Listrik
Pada 21 April 2016, di kampung Temel, distik Ayamaru Jaya, Menteri ESDM Sudirman Said meluncurkan program percepatan pembangunan ketenagalistrikan di desa-desa yang belum dijangkau oleh tenaga listrik. Program ini diberi nama Program Indonesia Terang (PIT). Di kampung Temel baru saja dioperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) berkapasitas 280 kw, yang cukup untuk menerangi sekitar 174 rumah di Distrik Ayamaru Jaya. Di kabupaten Maybrat, dari 41 kecamatan, baru 9 kecamatan yang terjangkau listrik, atau kalaupun ada listrik baru bisa menyala 6 jam, atau 12 jam dan tidak merata memenuhi kebutuhan seluruh keluarga.[15]
Pendidikan
Di kabupaten Maybrat terdapat 3 SMU dan 1 SMK.[15]
Ekonomi
Pendapatan asli Kabupaten Maybrat masih tergolong kecil. Seluruh APBD nya merupakan alokasi dari APBN.[15]
Transportasi
Udara
Ada dua bandara di kabupaten Maybrat yang beroperasi, yakni;
Gunung Petik Bintang: Pemberian nama untuk gunung ini didasarkan kegiatan umum wisatawan di gunung ini yaitu melihat bintang-bintang di langit, selain itu pemandangan lain berupa keindahan pemandangan Kabupaten Maybrat di malam hari dari ketinggian, matahari terbit, dan terbenam. Lokasi ini bisa diakses menggunakan Jalan Trans-Papua kilometer 259 antara Sorong (km 0) menuju arah Manokwari.
Danau Uter: Danau Uter merupakan danau yang terletak di daerah pegunungan dan lembah. Tepatnya danau ini terletak di Kampung Sris. Akses menuju lokasi wisata ini dapat ditempuh lewat perjalanan udara dari bandara Kambuaya selama 60 menit kurang lebih.
Danau Ayamaru: Danau ini terletak di Distrik Ayamaru, ditinjau dari jenisnya, Danau Ayamaru merupakan danau karst (danau yang terbentuk karena pelarutan pegunungan kapur). Danau ini terdiri dari tiga buah danau kecil (Yate, Semitu, dan Jaw). Ketiga buah sungai ini menciptakan kaskade dan memiliki luas 980 hektar. Danau ini juga dipercaya sebagai danau tempat tinggal nenek moyang leluhur Suku Maybrat. Akses menuju danau ini dapat dilewati dengan mudah menggunakan kendaraan roda empat ataupun kendaraan beroda dua. Jarak antara danau Ayamaru dengan pusat Kota Kumurkek adalah berkisar antara 1 jam 20 menit. Danau Ayamaru juga merupakn habitat beberapa spesies endemik ikan pelangi Irian.
Danau Framu terkenal sebagai danau anakan dari Danau Ayamaru. Sebagai danau anakan, artinya lokasi dari Danau Framu juga masih ada dalam satu wilayah dengan Danau Ayamaru. Itulah kenapa masyarakat sekitar sering menyebut Danau Frama ini sebagai Kolam Framu. Daya tarik dari Danau Framu ini terletak pada airnya yang jernih dan bening. Danau Framu memiliki air yang jernih sehingga cahaya matahari bisa memungkinkan proses fotosintetis pada seluruh kolom air dan menyebabkan air tampak hijau toska.
Kali Kaca adalah salah satu destinasi wisata di distrik Ayamaru, sekitar 6 jam dari Sorong. Tempat ini bukan lagi destinasi yang asing untuk masyarakat lokal namun belum banyak pengunjung dari luar daerah, bahkan mancanegara, yang mengetahui tempat ini. Air yang mengalir di Kali Kaca ini kebiruan dan sangat jernih. Saking jernihnya, kamu bisa melihat bagian dasar sungai dengan mudah. Mengingat tempat ini belum tersentuh pengembang, fasilitas yang ada masih sangat terbatas.
Kali Ombak ini berada di Kampung Seni, Distrik Mare. Masyarakat Kampung Seni menyebut Kali itu sebagai Kali ombak. Sebab Kali yang berada tepat di pinggiran jalan umum memiliki gelombang seperti seolah-olah menyerupai ombak di laut. Penduduk asli di Kampung Seni menjaga Kali Ombak, hutan alam, kali, air dan margasatwa lainnya. Hal inilah yang patut dicontoh agar hutan dan alam tetap lestari, terpelihara hingga anak cucu. Ternyata benar, ada Kali yang memiliki ombak yang sangat dasyat hanya ada di Kampung Seni Mare Maybrat.
Goa Alam Mare: Goa yang terletak di Distrik Mare ini memang masih belum digali secara maksimal potensinya sebagai objek wisata. Sempat ada wacana yang menyatakan bahwa Goa Alam Mare dan lingkungan di sekitarnya akan dikembangkan sebagai sebuah taman wisata alam (Geo Park). Terlepas dari kabar seputar Goa Alam Mere, goa ini terletak di kawasan hutan yang masih sangat asri. Akses menuju Goa Alam Mare pun hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Andapun harus berhati-hati lantaran medan tracking route yang harus Anda hadapi cukup menantang.
Kampung Wisata Budaya Ayata merupakan sebuah kampung di Distrik Aifat Timur Tengah. Masyarakat di Kampung Ayata terkenal sebagai masyarakat madani yang menjunjung tinggi nilai adat dan budaya. Meskipun demikian, masyarakat ini juga menerima perubahan zaman, terutama modernisasi. Salah satu hal menarik dari kampung budaya ini adalah keberadaan rumah tradisional berupa rumah pohon, bagi masyarakat Ayata rumah ini digunakan sebagai tempat beristirahat melepas penat dari pekerjaan seperti bertani dan bercocok tanam, selain itu juga untuk menghindari serangan hewan buas.