Jembatan Kalahien juga menjadi penghubung arus lalu lintas di tiga kabupaten, yakni Murung Raya, Barito Utara, dan Barito Timur dengan Kota Palangka Raya.[1]
Jembatan Kalahien dibangun melalui program tahun jamak yang secara intensif dibangun tahun 2007 hingga 2010 dengan menelan dana Rp189 miliar.
Sebelum dibangun jembatan, warga Barito Selatan yang ingin ke Palangka Raya harus memutar melalui Kalimantan Selatan dengan menempuh sekitar 11-12 jam perjalanan darat. Jika tidak ingin memutar ke Banjarmasin, perjalanan menuju Palangka Raya bisa tetap menggunakan Jalan Raya Buntok-Palangka Raya sepanjang 199 km, tetapi untuk menyeberang Sungai Barito harus menggunakan kapal feri.
Setelah jembatan ini selesai dibangun, waktu tempuh dari Palangka Raya ke Buntok menjadi tiga kali lebih cepat, yakni sekitar empat jam dibanding ketika memutar melalui Kalimantan Selatan.[1]
Pada tanggal 5 Februari 2012 pukul 02.30 waktu setempat, jembatan tersebut ditabrak oleh kapal tongkang pengangkut batu bara dan menimpa tiang jembatan.[5] Akibatnya, sambungan plat besi jembatan bergeser 5-8 cm. Namun, Dinas PU Kalteng mengatakan jembatan masih bisa dilewati serta konstruksi jembatan aman dan tak perlu dikhawatirkan.[6]