Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Ivan Mayski

Penanda tanganan Pakta Non-agresi Finlandia-Uni Soviet di Helsinki pada 21 Januari 1932, antara Menteri Luar Negeri Aarno Yrjö-Koskinen (kiri) dan utusan Uni Soviet di Helsinki Ivan Mayski (kanan).[1]

Ivan Mikhailovich Mayski (juga ditransliterasikan sebagai "Mayski"; bahasa Rusia: Ива́н Миха́йлович Ма́йский) (19 Januari 1884 – 3 September 1975) adalah seorang diplomat Uni Soviet, sejarawan, politisi dan tokoh terkemuka sebagai Duta Besar Uni Soviet untuk Britania Raya[2][3] selama hampir sebagian besar Perang Dunia kedua.

Kehidupan dan karier

Ivan Mayski terlahir dengan nama Jan Lachowiecki dari keluarga Yahudi-Polandia yang tinggal di kota Kirillov, Distrik Kirillovski, Oblast Vologda, Kekaisaran Rusia. Aktifitas awal revolusionernya menyebabkan ia dikeluarkan dari Universitas Negeri Sankt-Peterburg pada tahun 1902. Setelah pengasingan internalnya di Siberia, ia bepergian ke Eropa Barat, di mana ia belajar bahasa Inggris dan Prancis. Pada tahun 1912, ia menetap di London hingga tahun 1917. Kemudian ia berteman dengan Georgy Chicherin dan Maxim Litvinov, keduanya adalah politisi terkemuka dan revolusioner Uni Soviet. Ketika kemampuan berbahasa Inggrisnya meningkat, lingkaran teman-temannya bertambah termasuk pertemanannya dengan George Bernard Shaw, H.G. Wells dan Beatrice Webb, seorang sosiolog, ekonom, sebagai salah satu pendiri London School of Economics and Political Science dan menduduki posisi penting dalam Fabian Society.

Ketika pecah Perang Saudara Rusia dan pemberontakan Legiun Cekoslowakia di Siberia, Mayski kembali ke Rusia dan menetap di Samara, di mana ia bergabung dengan Komite Anggota Majelis Konstituante (bahasa Rusia: Комитет членов Учредительного собрания; Komuch) setempat, lalu ia dikeluarkan oleh fraksi pejuang revolusi Rusia Menshevik.

Pada tahun 1921, secara resmi ia bergabung dengan fraksi garis keras Bolshevik yang memulai kariernya dalam sistem kekuasaan komunis di Rusia. Pada tahun 1922 ia mulai bekerja sebagai diplomat di berbagai jabatan termasuk di London, Tokyo dan Helsinki. Namun pada tahun 1924 ia juga bekerja sebagai editor pertama dari majalah sastra di Petrograd, Zvezda.

Pada tahun 1929, ia menjadi utusan Uni Soviet untuk Finlandia. Kolaborator dekat dengan Maxim Litvinov, Mayski adalah anggota aktif dan utusan Uni Soviet dalam Komite Non-intervensi selama Perang Saudara Spanyol.

Pada tahun 1932, ia kembali ke London dan memegang jabatan resmi sebagai Duta Besar Uni Soviet untuk Court of St James's, di mana ia memegang jabatan tersebut hingga tahun 1943.[4] Dalam posisinya sebagai Duta Besar, Mayski banyak melakukan audiensi sebanyak mungkin dengan orang-orang Inggris dalam rangka terobosan atas angin permusuhan terhadap Uni Soviet sejak awal tahun 1930-an, sebuah tugas yang Maxim Litvinov katakan "mendorong Mayski untuk melakukan segala cara".[5] Namun ketika Litvinov diganti pada tahun 1939 oleh Vyacheslav Molotov, semuanya berubah. Mayski menyatakan "jauh dari semua kamerad-kamerad yang terkemuka (termasuk mungkin juga Molotov) menyadari nilai dari pidato-pidato semacam itu".[6]

Setelah pecah Perang Dunia II, Mayski banyak menangani sejumlah krisis termasuk di antaranya perselisihan Inggris yang intens terhadap Uni Soviet yang disebabkan oleh Perang Musim Dingin dengan Finlandia.[7] Pada tahun 1941, setelah invasi Jerman ke Uni Soviet, Mayski bertanggung jawab atas normalisasi hubungan dengan negara-negara Sekutu. Kemudian diantara Pakta dan Perjanjian, ia menanda tangani Perjanjian Sikorski-Mayski tahun 1941 yang menyatakan Pakta Molotov–Ribbentrop batal demi hukum.[5] Perjanjian tersebut juga menormalisasi hubungan kedua negara antara Uni Soviet dengan Pemerintahan Polandia dalam pengasingan dan membebaskan ratusan ribu warga Polandia yang ditahan di kamp-kamp perang Uni Soviet. Dalam tahun-tahun ini, ia menyakinkan Josef Stalin di London bahwa Inggris tidak berminat untuk menanda tangani perdamaian terpisah dengan Jerman.[7]

Mayski pasti berbesar hati ketika ia mengunjungi salah satu restoran kegemarannya di London saat penarikan pasukan Inggris dari Dunkerque. Mayski bertanya tentang pemilik restoran yang kemudian di jawab oleh isteri pemilik yang bertanggung jawab atas restoran tersebut, bahwa pemilik sedang berlayar ke Dunkerque menggunakan salah satu kapal kecil yang telah dihimbau oleh Pemerintah Inggris dalam kondisi yang sangat berbahaya untuk pergi ke Prancis Utara dalam mengevakuasi pasukan. Mayski takjub dengan jawaban isteri pemilik restoran tersebut bahwa suaminya pergi menyelamatkan pasukan disana dan bereaksi "Tidak akan mudah untuk menaklukan orang-orang seperti itu".[8]

Mayski juga menekan Inggris untuk membuka front kedua melawan Jerman di Prancis utara.[7] Ia juga tetap berhubungan dengan Winston Churchill dan Anthony Eden serta secara pribadi mengunjungi Kantor urusan Luar Negeri setiap hari untuk mendapatkan berita terbaru.[9]

Pada tahun 1943, Mayski dipanggil pulang ke Moskwa di mana ia di promosikan menjadi Wakil Komisaris Urusan Luar Negeri. Maksim Litvinov juga dipanggil pulang pada waktu yang bersamaan. Tidak ada seorang pun yang mengetahui alasan pasti mengapa Josef Stalin memanggil pulang mereka. Berbagai teori disampaikan dalam biografi Maksim Litvinov yang ditulis oleh J Holroyd-Doveton.[10] Alasan resmi yang disampaikan oleh Vyacheslav Molotov dalam pengumumannya tentang pemanggilan mereka yang menekankan fakta bahwa usulan dan saran mereka diperlukan oleh Moskwa. Terdapat kekurangan orang-orang yang berpandangan luas di Markas Besar Uni Soviet yang memenuhi syarat untuk menjadi penasihat Sekretaris Jenderal Yosef Stalin dalam hubungannya dengan Amerika dan Inggris.[11] Mayski tidak meyakini alasan tersebut, namun adanya surat dari Winston Churchill tertanggal 5 Mei 1943 yang ditujukan kepada Yosef Stalin tentang penundaan front kedua hingga musim semi 1944.[12] Isteri Mayski setuju, sebagaimana ia mengatakan kepada isteri Jock Balfour bahwa suaminya dipanggil pulang karena gagal dalam front kedua.[13]

Mayski memimpin sejumlah Komisi Perencanaan yang memungkinkan strategi Uni Soviet dalam mengakhiri perang dan penanganan pasca-perang dunia. Komisi yang dipimpin oleh Mayski memusatkan perhatian khususnya kepada pembagian wilayah Jerman, pemulihan yang masif (termasuk kerja paksa), hukuman berat bagi penjahat perang dan pendudukan Uni Soviet dalam jangka panjang. Ia juga mengusulkan mempertahankan "Polandia yang wajar", sekalipun dengan perbatasan-perbatasan yang dimodifikasi secara signifikan. Dalam hal perencanaan pasca-perang, Mayski membayangkan bahwa Eropa dengan "Uni Soviet sebagai satu kekuatan di darat dan Inggris sebagai satu kekuatan di laut". Kekhawatirannya akan apa yang ia anggap sebagai suatu ideologi permusuhan Amerika membawanya untuk memilih Inggris sebagai mitra wajar jangka panjang, karena ia meyakini bahwa Inggris akan lebih konservatif dalam menangani pasca-perang dunia. Ia juga mengantisipasi atas pertarungan antara keduanya yang akan mendorong Inggris untuk lebih dekat dengan Uni Soviet.[14]

Tidak seperti Maksim Litvinov dan Andrey Gromyko yang keduanya juga berpartisipasi dalam Komisi tersebut, Mayski melihat ancaman terbesar Uni Soviet adalah teknologi Amerika dan jumlah orang-orang Tiongkok yang dipelopori untuk melawan Uni Soviet. Kemungkinan perang antara komunis Tiongkok dan Uni Soviet akan menjadi persoalan yang menarik bagi Amerika dan sekutunya. Namun Richard Nixon dengan mengutip kata-kata Henry Kissinger menyadari bahwa kemungkinan seperti itu akan "mengganggu keseimbangan global". Richard Nixon mengambil langkah yang lebih berani dalam kepemimpinannya sebagai Presiden dengan mengatakan kepada Uni Soviet bahwa Amerika tidak akan tinggal diam bila Uni Soviet menyerang Tiongkok.[15]

Pada tahun 1945, Mayski bergabung dengan delegasi Uni Soviet dalam Konferensi Yalta dan Konferensi Potsdam. Pada tahun ini ia juga purnatugas dari kedinasan aktif dalam diplomasi Uni Soviet dan mengabdikan dirinya dalam sejarah. Sejak tahun 1946 dan seterusnya ia menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.

Pada tahun 1953, sebelum kematian Josef Stalin, Mayski ditangkap[16] dan dihukum enam tahun penjara atas tuduhan spionase. Kemudian pada tahun 1955, ia dibebaskan dari semua tuduhan dan di rehabilitasi sepenuhnya. Pada tahun 1966, Mayski turut menandatangani apa yang disebut dengan "Surat 25" dari para penulis, ilmuwan dan tokoh budaya Uni Soviet yang ditujukan kepada Leonid Brezhnev yang menyatakan penentangannya terhadap kemungkinan rehabilitasi atas Josef Stalin.[17]

Bagaimanapun juga, Mayski tetap loyal kepada Leonid Brezhnev dan menolak untuk bersimpati kepada para pembangkang di periode akhir Uni Soviet, ketika pada tahun 1968, keponakan Maksim Litvinov dan teman-teman mahasiswanya berdemonstrasi yang menentang invasi Uni Soviet ke Cekoslowakia. Mayski menghubungi putri Maksim Litvinov yang bernama Tanya melalui sambungan telepon, lalu Tanya membenarkan hal tersebut. Mayski sangat terkejut sehingga ia menolak untuk berhubungan lebih lanjut dengan keluarga Litvinov.[18]

Referensi

  1. ^ Turtola, Martti (1999). "Kansainvälinen kehitys Euroopassa ja Suomessa 1930-luvulla". Dalam Leskinen, Jari; Juutilainen, Antti. Talvisodan pikkujättiläinen (dalam bahasa Suomi) (edisi ke-1st). Werner Söderström Osakeyhtiö. hlm. 13–46. ISBN 951-0-23536-9. 
  2. ^ Hope, Michael (1998). Polish Deportees in the Soviet Union. London: Veritas Foundation Publication Centre. hlm. 39. ISBN 0-948202-76-9. 
  3. ^ Mikolajczyk, Stanislaw (1948). The Pattern of Soviet Domination. Sampson Low, Marston & Co. hlm. 17. 
  4. ^ Grey, Ian (1982). Stalin: Man of History. London: Abacu. hlm. 305. ISBN 0-349-11548-6. 
  5. ^ a b Ivan Maisky Memoirs of a Soviet Ambassador: The War 1939-43 trans. Andrew Rothstem London: Hutchison & Co. Publishers Inc. 1967, hlm. 174.
  6. ^ Holroyd-Doveton, John (2013). Maxim Litvinov: A Biography. Woodland Publications. hlm. 479. 
  7. ^ a b c Geoffrey Roberts, Stalin's Wars: From World War to Cold War, 1939-1953 Yale University Press, 2006
  8. ^ Ivan Maisky Memoirs of a Soviet Ambassador: The War 1939-43 trans. Andrew Rothstem London: Hutchison & Co. Publishers Inc. 1967, hlm. 90
  9. ^ Fraser Harbutt, Yalta 1945: Europe and America at the Crossroads, Cambridge: Cambridge University Press, 2010, 109
  10. ^ Holroyd-Doveton, John (2013). Maxim Litvinov: A Biography. Woodland Publications. hlm. 445. 
  11. ^ Holroyd-Doveton, John (2013). Maxim Litvinov: A Biography. Woodland Publications. hlm. 448. 
  12. ^ Ivan Maisky Memoirs of a Soviet Ambassador: The War 1939-43 trans. Andrew Rothstem London: Hutchison & Co. Publishers Inc. 1967, hlm. 362
  13. ^ Foreign Office Document FO/954/26
  14. ^ Fraser Harbutt, Yalta 1945: Europe and America at the Crossroads, Cambridge: Cambridge University Press, 2010, hlm. 110-111.
  15. ^ Holroyd-Doveton, John (2013). Maxim Litvinov: A Biography. Woodland Publications. hlm. 368. 
  16. ^ Conquest, Robert (2000). Stalin: Breaker of Nations. London: Phoenix Press. hlm. 310. ISBN 1-84212-439-0. 
  17. ^ Письмо деятелей науки и культуры против реабилитации Сталина
  18. ^ Conversation between J Holroyd-Doveton and Tanya, Maxim Litvinov's daughter.

Daftar pustaka

  • Maisky, Ivan. The Maisky Diaries: The Wartime Revelations of Stalin's Ambassador in London edited by Gabriel Gorodetsky, (Yale UP, 2016); highly revealing commentary 1934-43; excerpts; abridged from 3 volume Yale edition; online review
  • The Maisky Diaries: Red Ambassador to the Court of St. James's, 1932-1943 edited by Gabriel Gorodetsky, translated by Tatiana Sorokina and Oliver Ready, (3 vol, Yale University Press 2015).

Pranala luar

Kelahiran:1884

Kembali kehalaman sebelumnya