Munculnya industri musik Barat modern terjadi di sekitar tahun 1930-an hingga 1950-an, di mana rekaman mulai menggantikan lembaran musik sebagai produk yang paling vital dalam bisnis musik. Dalam ranah komersial, istilah "industri rekaman" sering digunakan sebagai sinonim longgar untuk "industri musik," merujuk pada rekaman pertunjukan lagu dan karya musik serta penjualan rekaman secara umum. Pada dekade tahun 2000-an, sebagian besar kendali pasar musik dipegang oleh tiga label perusahaan besar: Universal Music Group asal Prancis, Sony Music Entertainment asal Jepang,[1] dan Warner Music Group asal Amerika Serikat. Label-label independen, atau yang dikenal sebagai "indie," juga memainkan peran penting. Sementara itu, dominasi pasar musik live untuk konser dan tur dipegang oleh Live Nation, yang merupakan promotor dan pemilik tempat pertunjukan musik terbesar. Live Nation sendiri adalah mantan anak perusahaan iHeartMedia Inc, pemilik stasiun radio terbesar di United States.
Dalam dekade pertama abad ke-21, industri musik mengalami transformasi signifikan dengan meluasnya distribusi musik digital melalui Internet, mencakup praktik berbagi berkas lagu secara ilegal dan pembelian musik secara legal melalui toko musik digital. Perubahan ini muncul melalui tren penjualan musik, yang mengalami penurunan substansial sejak tahun 2000[2][3] sementara kebutuhan konser semakin meningkat.[4] Pada tahun 2011, peritel musik rekaman terbesar di dunia beralih menjadi platform digital berbasis Internet yang dioperasikan oleh perusahaan teknologi iTunes Store daring milik Apple Inc..[5] Sejak saat itu, industri musik terus mengalami pertumbuhan penjualan yang konsisten, terutama melalui layanan streaming yang kini menghasilkan pendapatan lebih tinggi per tahun dibandingkan dengan unduhan digital. Spotify, Apple Music, dan Amazon Music menjadi pemimpin dalam layanan streaming berdasarkan jumlah pelanggan.[6]
^Sony Corporation announced October 1, 2008, that it had completed the acquisition of Bertelsmann's 50% stake in Sony BMG, which was originally announced on August 5, 2008. Ref: "Sony's acquisition of Bertelsmann's 50% Stake in Sony BMG complete" (Siaran pers). Sony Corporation of America. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 3, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"The Music Industry". The Economist. October 15, 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 29, 2011. Diakses tanggal December 2, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Mobile World Congress 2011". dailywireless.org. February 14, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 21, 2013. Diakses tanggal February 28, 2011. Amazon is now the world's biggest book retailer. Apple, the world's largest music retailer.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
d’Angelo, Mario: Does globalisation mean ineluctable concentration ? in The Music Industry in the New Economy, Report of the Asia-Europe Seminar, Lyon, Oct. 25–28, 2001, IEP de Lyon/Asia-Europe Foundation/Eurical, Editors Roche F., Marcq B., Colomé D., 2002, pp. 53–54.
d'Angelo, Mario: Perspectives of the Management of Musical Institutions in Europe, OMF, Musical Activities and Institutions Sery, ParisIV-Sorbonne University, Ed. Musicales Aug. Zurfluh, Bourg-la-Reine, 2006.
Tschmuck, Peter: Creativity and Innovation in the Music Industry, Springer 2006.
Ulrich Dolata: The Music Industry and the Internet. A Decade of Disruptive and Uncontrolled Sectoral Change. Research Contributions to Organizational Sociology and Innovation Studies. Discussion Paper 2011-02. full text online