Jauw Hian Ling[1] (lahir 29 Oktober 1950), dikenal dengan nama Indonesia Jusuf Antono Djojo dan terkenal dengan nama panggung Ian Antono, adalah seorang musikus dan pencipta lagu berkebangsaan Indonesia yang juga dikenal sebagai gitaris kelompok musik rock legendaris God Bless.[2] Di luar kelompoknya, Ian juga menggarap komposisi dan memasukkan permainan gitarnya untuk beberap artis di antaranya; Nicky Astria, Ikang Fawzi, Anggun C. Sasmi, Ebiet G Ade, Iwan Fals, Chrisye, dan lain-lain. Suara latar merdu Ian dapat dikenali dalam lagu-lagu God Bless[3] dan para penyanyi yang ditanganinya.[4] Oleh karena kebesaran nama, kontribusi, dan ketokohannya, beberapa grup band antara lain EdanE, Sheila On 7, Padi, Gigi, Cokelat, Boomerang, dan /rif pernah mempersembahkan sebuah album berjudul A Tribue to Ian Antono.
Kehidupan pribadi
Lahir dari Pasangan Dharmo Poesoko Djojo (Jauw Thwan Too) dan Siti Marijani (Sie Tien Nio).[1] Pada awalnya, Ian Antono merupakan seorang drummer. Namun setelah mendengar musik-musik The Shadows ia mulai berminat menjadi seseorang gitaris. Ia pun akhirnya bergabung dengan band Abadi Soesman yang waktu itu namanya cukup diperhitungkan. Tahun 1969 ia hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan band Bentoel yang menjadi pengiring bagi penyanyi Emilia Contessa dan Trio The King.[5]
Akhirnya tahun 1974 ia resmi menjadi gitaris God Bless dan merilis album-album seperti Huma Di atas Bukit (1975), Cermin (1980), Semut Hitam (1988). Nama Ian Antono mulai menarik perhatian karena pada saat itu atmosfer musik rock di Indonesia belum ada yang memulai. God Bless lah yang kali pertama memelopori. Secara otomatis Ian juga menjadi gitaris pertama yang berkibar di jalur rock Indonesia.[5]
Karier
Setelah mundur dari God Bless dan Ian bergabung dengan grup Gong 2000 dan merilis album-album seperti Bara Timur (1991), Laskar (1994), dan Prahara (1996).
Sewaktu masih memperkuat God Bless permainan Ian berbeda dengan semasa ia memperkuat Gong 2000. Di Gong 2000 ia banyak memasukkan unsur musik Bali. Hal itu dibuktikan pada setiap penampilannya, Ian setidaknya mengikutsertakan 20 musisi asli Bali. Tahun 1997, Ian kembali memperkuat God Bless dan berduet dengan Eet Sjahranie yang masih berstatus sebagai gitaris God Bless. Konsep double gitar ini cukup menarik perhatian meski pada akhirnya album "Apa Kabar?" gagal dipasaran.
Ian Antono juga merupakan sosok seorang musisi yang produktif. Dalam setahun ia bisa menggarap album untuk beberapa penyanyi. Banyak album yang tidak lepas dari sentuhan hangatnya termasuklah Iwan Fals, Anggun C. Sasmi, Nicky Astria, Doel Sumbang, Gito Rollies, Ebiet G Ade, Ikang Fawzi, Freddy Tamaela dan banyak lagi. Karya Ian Antono di arena musik telah menerima banyak penghargaan. Antaranya ialah BASF Award (1987 - 1988) untuk Arranger Terbaik dan Komposer Terbaik untuk album Gersang (Nicky Astria), HDX Award (1989) untuk lagu Buku Ini Aku Pinjam (Iwan Fals), BAFS Award (1989) Album Bara Timur (Gong 2000) sebagai The Best Selling Album dan The Best Arranger & Composer, HDX Award (1994) untuk album Laskar (Gong 2000) sebagai Album Terbaik. Yang tidak kalah pentingnya adalah penghargaan dari Diamond Achievement Award atas dedikasi dan prestasi yang tinggi di industri musik pada tahun 1995.
Sebuah pengalaman yang menarik bagi Ian adalah ketika pada tahun 1999 ia diundang oleh Ramli Syarif untuk ikut memeriahkan ajang Formula-1 di Malaysia. Bagi Ian ini bukan pengalaman biasa, pasalnya di sana turut hadir pula grup kolaborasi dewa gitar dunia, G3 dan grup rock legendaris Jethro Tull. Dengan memanfaatkan sesi check sound, Ian mempelajari perangkat milik Steve Vai yang jumlahnya banyak. Dari situ ia menambah ilmu dan wawasan yang belum pernah ia dapatkan di Indonesia.[3]