Hissène Habré (Arab: حسين حبريḤusaīn Ḥabrī, Arab Chad: pelafalan[hiˈsɛnˈhabre]; pengucapan bahasa Prancis: [isɛnabʁe]; 13 Agustus 1942 – 24 Agustus 2021),[1] juga dieja Hissen Habré, adalah seorang politikus Chad yang menjabat sebagai Presiden Chad ke-5 dari tahun 1982 sampai ia digulingkan pada tahun 1990. Ia berkuasa dengan dukungan dari Prancis dan Amerika Serikat, yang memberikan pelatihan, senjata, dan pembiayaan.[2]
Pada Mei 2016, ia dinyatakan bersalah oleh pengadilan internasional di Senegal atas pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pemerkosaan, perbudakan seksual, dan memerintahkan pembunuhan terhadap 40.000 orang, ia kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.[3] Ia adalah mantan kepala negara pertama yang dihukum karena pelanggaran hak asasi manusia di pengadilan negara lain.[4]
Ia meninggal dunia pada 24 Agustus 2021 setelah dinyatakan positif Covid-19.[5][6]
Latar belakang
Lahir pada tahun 1942 di Chad, yang saat itu merupakan koloni Prancis, ia bergabung dengan kelompok pemberontak Forces Armées du Nord (Angkatan Bersenjata Utara; FAN). Habré mulai diperhatikan dunia saat pasukannya menyerang kota Bardai di Tibesti pada 21 April1974, dan menyandera tiga orang Eropa. Salah satunya, Marc Combe berhasil melarikan diri pada tahun 1975 namun Claustre baru dilepas pada 1 Februari1977.
Pada 29 Agustus1978, Habré diberikan jabatan Perdana Menteri Chad, menggantikan Félix Malloum. Malloum telah menjabat sebagai perdana menteri dan presiden sejak tahun 1975. Posisi Habre tidak bertahan lama sebab sekitar satu tahun kemudian, pemerintahan Malloum digantikan Goukouni Oueddei dan Habré tidak dipilih kembali.
Presiden Chad
Habré menggulingkan Oueddei pada 7 Juni1982 dan pemimpin FAN tersebut menjadi presiden; jabatan perdana menteri dihapuskan. Banyak lawan politik Habré dieksekusi. Habré membentuk pasukan kepolisian bernama Direktorat Dokumentasi dan Keamanan (DSD) dan ribuan suku yang dianggap berbahaya oleh Habré dihancurkan.
Libya menginvasi Chad pada Juli 1975 untuk mendorong Habré keluar dari Chad. Libya berhasil merebut Jalur Aozou. Prancis dan Amerika Serikat merespon dengan membantu Chad dalam upaya meredam ambisi regional Libya yang berada di bawah pimpinan Muammar al-Qaddafi.
Pada 15 Desember1980, seluruh bagian utara Chad direbut Libya, tetapi pasukan Habré berhasil mengalahkan pasukan Libya pada November 1981. Melalui bantuan AS yang menyediakan dana bantuan militer dan pelatihan kepaad DSD, perang melawan Libya akhirnya dimenangkan Chad pada tahun 1988.
Meskipun meraih kemenangan, pemerintah Habré lemah dan dibenci meyoritas penduduk Chad. Ia dijatuhkan Idriss Déby pada 1 Desember1990. Habré lari menuju pengasingan di Senegal.
Proses hukum
Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) menuduh Habré bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap ribuan warga, tetapi jumlah pastinya tidak diketahui. Tuduhan tersebut termsuk pembantaian terhadap kelompok-kelompok etnis di selatan (1984), melawan Hadjerai (1987), dan melawan Zaghawa (1989). ia memerintahkan puluhan ribu pembunuhan politik dan penyiksaan fisik ([1]Diarsipkan 2011-07-22 di Wayback Machine.).
Antara tahun 1993 dan 2003, Belgia mempunyai yurisdiksi universal yang mengizinkannya mengadili kasus-kasus pelanggaran HAM yang paling serius tanpa kaitan langsung dengan negara sang pelaku maupun tempat terjadinya kasus-kasus tersebut. Penyelidikan terhadap Habré disetujui dan pada September 2005, Habré didakwa atas kejahatan terhadap kemanusiaan, penyiksaan, kejahatan-kejahatan perang dan berbagai pelanggaran HAM lainnya.
Senegal, yang menahan Habré dalam tahanan rumah di Dakar sejak tahun 1990, menangkapnya pada 15 November2005 dengan surat penangkapan yang telah dikeluarkan.