Hilel (bahasa Ibrani: הלל; bahasa Inggris: Hillel the Elder, "Hilel yang Tua"; lahir di Babilon menurut tradisi ~ tahun 110 SM, mati tahun 10 M[1] di Yerusalem) adalah seorang pemimpin agama Yahudi yang termasyhur, salah satu tokoh paling penting dalam sejarah orang Yahudi. Ia dikaitkan dengan pengembangan Mishnah dan Talmud. Terkenal di dalam Yudaisme sebagai orang bijak (sage) dan pakar kitab, ia menjadi pendiri "Bet Hilel" ("Rumah Hilel") sekolah untuk "Tannaïm" (Sages of the Mishnah) dan pendiri dinasti orang-orang bijak yang memimpin orang-orang Yahudi di tanah Israel sampai sekitar abad ke-5 M. Seorang cucunya bernama Gamaliel adalah seorang Farisi dan ahli Taurat terkenal yang merupakan guru Paulus dari Tarsus serta turut hadir dalam persidangan untuk mengadili para rasul Yesus Kristus.[2]
Pengajaran
Ia tersohor sebagai pengarang dua pepatah:
- (1) "Jika aku bukan aku sendiri, siapa yang akan menjadi aku? Dan bila aku untuk aku sendiri, siapa 'aku'? Dan jika bukan sekarang, kapan?"[3]
- (2) pernyataan etika timbal-balik (ethic of reciprocity), atau "Aturan Emas" (Golden Rule): "Bahwa apa yang merupakan kebencian bagimu, jangan lakukan terhadap sesamamu. Itulah seluruh Taurat; sisanya adalah penjelasan; pergi dan pelajarilah."[4]
- "Sebagaimana Hilel yang Tua menyatakan, barangsiapa menghancurkan satu jiwa, dianggap seakan ia menghancurkan seluruh dunia. Dan barangsiapa menyelamatkan satu nyawa, dianggap seakan ia menyelamatkan seluruh dunia."[5] 'Olam' dapat secara alternatif diterjemahkan sebagai 'zaman' atau 'dunia'.[6]
Riwayat hidup
Hilel lahir di Babilon dan, menurut Iggeret Rav Sherira Gaon (sejarah komprehensif penyusunan Talmud dari abad ke-10 M), Hilel berasal dari keturunan suku Benyamin dari pihak ayahnya, dan dari keluarga yang memiliki garis keturunan Daud (suku Yehuda) dari pihak ibunya. Tidak ada yang dapat dipastikan mengenai asal usulnya dan ia juga tidak pernah disebut dengan nama ayahnya, yang diyakini bernama Gamliel.
Hilel hidup di Yerusalem dalam zaman raja Herodes Agung dan Kaisar Romawi Augustus. Dalam kompilasi Midrash Sifre (Deut. 357), periode kehidupan Hilel diparalelkan dengan kehidupan Musa. Keduanya hidup selama 120 tahun (Ulangan 34:7), dan pada usia 40 tahun, Hilel berangkat ke tanah Israel; 40 tahun berikutnya dilewatkan dengan belajar; dan periode 40 tahun yang ketiga dalam hidupnya ia menjadi pemimpin rohani orang Yahudi. Sbuah sketsa biografis dapat dikonstruksi; bahwa Hilel pergi ke Yerusalem pada masa puncak kehidupannya dan mencapai usia lanjut. Aktivitasnya selama 40 tahun diyakini adalah dari tahun 30 SM sampai 10 M.
Lihat pula
Referensi
- ^ Jewish Encyclopedia: Hillel: "His activity of forty years is perhaps historical; and since it began, according to a trustworthy tradition (Shab. 15a), one hundred years before the destruction of Jerusalem, it must have covered the period 30 B.C.E. - 10 C.E."
- ^ Kisah Para Rasul 5, 22
- ^ Pirkei Avot 1:14
- ^ Babylonian Talmud, tractate Shabbat 31a. Lihat pula Aturan Emas."
- ^ Jerusalem Talmud Sanhedrin 4:1 (22a) membuktikan bahwa Talmud telah ditulis sebelum Koran is Emperor Justinian's banning and burning of completed Talmuds, recorded by the Romans in the early 6th Century.
- ^
The slightly changed Islamic verses: "On that account: We [Allah or God] had ordained for the Children of Israel that if any one slew a person — with the exception for murder or for spreading mischief in the land — it would be as if he slew the whole world: and if any one saved a life from the people, it would be as if he saved the life of the whole world." terjemahan Yusuf Ali 5:32.
Pustaka tambahan
- Hertz, J.H. (1936). The Pentateuch and Haftoras. Deuteronomy. London: Oxford University Press.
- Attribution
Pranala luar
Templat:Mishnah tree
Templat:Zugot
Templat:Tannaim