Diluncurkan oleh Fokker tahun 1962, pesawat ini merupakan hasil kerja dari aliansi yang terdiri dari Fokker dari Belanda, MBB dan Fokker-VFW dari Jerman serta Short Brother dari Inggris. Selain itu, pemerintah beberapa negara juga ikut menanamkan modal dengan pemerintah Belanda yang memegang 50% saham Fokker dan pemerintah Jerman yang memiliki 60% dan 35% saham dari masing-masing perusahaan asal Jerman. Dalam proses produksi, Fokker bertanggung jawab dalam desain dan perakitan hidung pesawat, badan pesawat tengah dan bagian dalam sayap. Perusahaan Jerman bertugas mendesain dan membangun badan pesawat bagian depan, belakang serta ekor pesawat. Short Brother sendiri mendesain dan merakit bagian luar dari sayap.
Prototipe pertama yang berkode PH-JHG, melakukan penerbangan perdananya pada tanggal 9 Mei1967 dan mendapatkan sertifikasi pada tanggal 24 Februari1969. Pesanan pertama datang dari maskapai penerbangan Jerman LTU, namun penggunanya adalah Braathens yang sampai pada tanggal 28 Maret 1969 mengoperasikan 5 pesawat jenis ini. Desain pesawat yang memiliki ekor berbentuk T dengan dua mesin Rolls-RoyceSpey 550 di badan pesawat bagian belakang menjadikan pesawat ini mirip dengan pesaingnya, BAC 1-11 dan DC-9. Fokker-28 mampu mengangkut penumpang sampai dengan 65 orang.
Sebanyak 241 pesawat berhasil diluncurkan ke pasaran sampai pada produksi terakhirnya tahun 1987. Model awal, "-1000" yang mirip dengan model "-2000" memiliki lebar badan pesawat sekitar 2,17 meter. Model "dash 2000" melakukan penerbangan perdana pada tanggal 28 April1971 dengan kapasitas penumpang maksimum 79 orang.
Fokker F-28 Garuda Indonesia
Sejumlah 62 pesawat Fokker F-28 dalam 3 versi pernah diterbangkan Garuda Indonesia sejak September 1971 hingga 5 April 2001. Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan di dunia yang pernah paling banyak mengoperasikan Fokker F-28.
Pada tahun 1968, Direktur Garuda Indonesia Airways, Wiweko Soepono berkeinginan pesawat Garuda Indonesia dapat menyinggahi semua kota-kota di Indonesia dalam satu hari penerbangan. Wiweko menjual pesawat DC-8 dan menggantinya dengan 12 pesawat Fokker F-27 yang bermesin turboprop dengan pertimbangan kemudahan transisi pilot Garuda menuju Fokker F-28.
Pembelian Fokker F-28 untuk Garuda Indonesia dimulai tahun 1969-1970. Sejumlah 8 calon pilot, 2 calon co-pilot, dan seorang juru mesin dikirim ke Amsterdam untuk menjalani pelatihan. Pesawat Fokker F-28 pertama untuk Garuda Indonesia (PK-GJZ) diterbangkan dari Bandar Udara Schipol, Amsterdam menyinggahi Teheran, Karachi, Kalkuta, Bangkok, dan sampai di Bandar Udara Kemayoran, Jakarta pada 11 Agustus1971 pukul 10 pagi. Sebelum dioperasikan, pesawat Fokker F-28 pertama Garuda Indonesia dibawa berkeliling Indonesia untuk uji coba landasan selama 5 hari. Pesawat tersebut ternyata mampu mendarat di semua bandar udara di kota-kota besar di Indonesia, hingga bandara berumput dan berkerikil.
Pada awal 1980-an, sejumlah 17 Fokker F-28 MK-3000 dihibahkan kepada Merpati Nusantara, sedangkan pesawat sisanya dihapus dari armada Garuda Indonesia pada 5 April2001 untuk digunakan oleh Citilink.
250th Presidential Airlift Wing dari angkatan udaraFilipina masih memiliki 1 Fokker f28 yang digunakan sebagai pengangkut presiden dan anggota kabinet untuk tujuan domestik.