Ekonomi Uni Emirat Arab adalah yang kedua terbesar di dunia Arab (setelah Arab Saudi), dengan pendapatan domestik bruto (PDB) $570 miliar (AED2,1 triliun) pada 2014. Uni Emirat Arab telah berhasil mendiversfisikasikan ekonominya.[10]
Meskipun UEA memiliki ekonomi yang paling terdiversifikasi di antara negara-negara Teluk, ekonomi UEA tetap sangat menandalkan minyak. Kecuali Dubai, kebanyakan Negara UEA tergantung dari pendapatan yang berasal dari minyak. Petroleum dan gas alam tetap memainkan peranan utama dalam ekonomi, khususnya di Abu Dhabi. Lebih dari 85% dari ekonomi UEA didasarkan pada ekspor minyak 2009.[11][12] Sementara Abu Dhabi dan emirat-emirat UEA lainnya tetap konservatif dalam pendekatan mereka terhadap diversifikasi, Dubai, yang mempunyai cadangan minyak yang jauh lebih sedikit, lebih berani dalam kebijakan diversifikasinya.[13] Pada 2011, ekspor minyak merupakan 77% dari seluruh anggaran negara UEA.[14]
Dubai mengalami krisis ekonomi yang hebat pada 2007-2010 dan ditebus oleh kekayaan minyak Abu Dhabi. Kemakmuran Dubai saat ini terutama disebabkan oleh petrodollar Abu Dhabi.[15] Dubai saat ini terlilit utang yang sangat besar.[16]Pariwisata adalah salah satu sumber penghasilan utama di UEA, dengan adanya sejumlah hotel yang paling mewah di dunia di UEA. Sebuah ledakan pembangunan besar-besaran, basis manufaktur yang berkembang, dan sektor jasa yang berkembang pesat menolong diversifikasi ekonomi UEA. Di seluruh wilayah ini, saat ini terdapat proyek-proyek konstruksi yang aktif bernilai $350 miliar.[17]
Sebelum kemerdekaan dari Britania dan penyatuan pada 1971, masing-masing emirat bertanggung jawab atas ekonominya sendiri. Saat itu, pencarian kerang mutiara, penjelajahan laut dan penangkapan ikan merupakan sumber utama ekonomi, sampai perkembangan budidaya mutiara oleh Jepang dan ditemukannya cadangan minyak yang secara komersial sangat besar jumlahnya.[18] Presiden UEA sebelumnya, Syekh Zayed Bin Sultan Al Nahyan dipuji karena telah memajukan negara ini masuk ke abad XX dan menggunakan penghasilan dari ekspor minyak untuk mendanai semua pembangunan yang dibutuhkan. Demikian pula, bekas wakil presiden UEA Syekh Rashid Bin Saeed Al Maktoum memiliki sebuah visi yang berani untuk Emirat Dubai dan membayangkan masa depan bukan hanya pada minyak semata, tetapi juga industry-industri yang lain.[19]
Tinjauan umum
UEA memiliki ekonomi kedua terbesar di dunia Arab (setelah Arab Saudi),[20] dengan PDB $377 miliar (AED1.38 triliun) pada 2012.[21] PDB yang ketiga berasal dari pendapatan minyak.[20] Ekonominya diharapkan bertumbuh 4–4,5% pada 2013, dibandingkan dengan 2,3–3,5% pada lima tahun sebelumnya. Sejak kemerdekaan pada 1971, ekonomi UEA telah bertmbuh hampir 231 kali lipat sehingga mencapai AED1.45 trilun pada 2013. Perdagangan nonminyak telah bertumbuh menjadi AED1.2 trilliun, pertumbuhan sekitar 28 kali lipat dari 1981 hingga 2012.[20]
Ekonomi UEA adalah salah satu sistem yang paling terbuka di seluruh dunia, dan sejarah ekonominya dimulai ketika kapal-kapal berlayar ke India, menyusuri pesisir Swahili, hingga ke selatan sampai di Mozambik.[22]
PDB UEA saat ini adalah $386.4 miliar sementara bagian individual hampir 70 ribu dollar.
International Monetary Fund (IMF) memperkirakan ekonomi UEA bertumbuh hingga 4,5% pada 2015, dibandingkan dengan 4,3% pada 2014. IMF mengaitkan pertumbuhan ekonomi UEA yang potensial kuat dalam Laporan World Economy Outlook dengan kontribusi yang meningkat dari sektor-sektor non-minyak yang mencatat pertumbuhan lebih dari 6% pada 2014 dan 2015. Kontribusi seperti itu mencakup perbankan, pariwisata, perdagangan dan real estate. Peningkatan daya beli masyarakat Emirat dan belanja pemerintah dalam proyek-proyek infrastruktur juga telah meningkat sangat besar.
Secara internasional, UEA menduduki peringkat di antara 20 bisnis jasa terbesar dunia, menurut AT Kearney, 30 terbesar pada “negara berjejaringan terbaik” Forum Ekonomi Dunia dan seperempat tertinggi di antara negara yang paling sedikit tingkat korupsinya per Indeks KorupsiTI.[23]
Perdagangan luar negeri
Dengan impor mencapai $273,5 miliar pada 2012, UEA mengalahkan Arab Saudi sebagai pasar konsumen terbesar di wilayah ini. Expornya mencapai $314 miliar, hingga menjadikan UEA negara eksportir kedua terbesar di wilayah ini.[20]
UEA dan India adalah dua mitra dagang, dengan India yang banyak warga negaranya bekerja dan hidup di UEA. Total perdagangan kedua pihak ini mencapai lebih dari $75 miliar (AED275.25 mililar).[24]
Kelima mitra dagang utama UEA pada 2014 adalah Iran (3,0%), India (2,9%), Arab Saudi (1,5%), Oman (1,4%) dan Swiss (1,2%). Sementara itu, lima pemasok utama UEA adalah Tiongkok (7,4%), AS (6,4%), India (5,8%), Jerman (3,9%) dan Jepang (3.5%).
Diversifikasi
Meskipun UEA memiliki ekonomi yang paling terdiversifikasi di Negara-negara Teluk, ekonomi UEA tetap sangat mengandalkan minyak. Kecuali Dubai, kebanyakan negara bergantung pada pendapatan dari minyak. Minyak bumi dan gas alam terus memainkan peranan penting dalam ekonomi, khususnya di Abu Dhabi. Lebih dari 85% ekonomi UEA didasarkan pada ekspor minyak pada 2009.[11][12] Sementara Abu Dhabi dan emirat-emirat UEA lainnya tetap konservatif dalam pendekatan mereka terhadap diversifikasi, Dubai, yang cadangan minyaknya jauh lebih kecil, lebih berani dalam kebijakan diversifikasinya.[13] Pada 2011, ekspor minyak merupakan 77% dari anggaran negara UEA.[14]
Dubai mengalami krisis ekonomi hebat pada 2007-2010 dan ditebus oleh kekayaan minyak Abu Dhabi. Kemakmuran Dubai masa kini dikaitkan dengan petrodollar Abu Dhabi.[15] Dubai is currently in extreme debt.[16]
Pemerintah UEA telah berusaha mengurangi ketergantungan ekonominya pada ekspor minyak pada 2030.[25] Berbagai proyek dibangun untuk mencapai tujuan ini, yang paling mutakhir adalah Pelabuhan Khalifa, yang dibuka di Emirat Abu Dhabi pada akhir 2012. UEA juga telah memenangi hak menjadi tuan rumah untuk Expo Dunia 2020, yang diyakini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan masa depan, meskipun ada sejumlah orang yang skeptik dan mengatakan yang sebaliknya.[26]
Selama beberapa dasawarsa Emirat Dubai telah mulai mencari sumber-sumber pendapatan tambahan. Pariwisata kelas atas dan finansial internasional terus dikembangkan. Sejalan dengan inisiatif ini, Pusat Finansial Internasional Dubai diumumkan, menawarkan kepemilikian asing 100%, tanpa withholding tax, bebas kepemilikan tanah dan ruang kantor serta system aturan finansial yang diatur khusus dengan undang-undang yang diambil dari pusat-pusat finansial terkemuka lainnya yang terbaik di dunia seperti New York, London, Zürich dan Singapura. Sebuah pasar saham yang baru untuk perusahaan-perusahaan regional dan inisiatif-inisiatif lainnya diumumkan di DIFC. Dubai juga telah mengembangkan daerah bebas Internet dan Media, menawarkan 100% kepemilikan asing, ruang kantor bebas pajak untuk perusahaan-perusahaan ICT dan media terkemuka dunia, dengan infrastruktur komunikasi paling baru untuk melayaninya. Banyak dari perusahaan terkemuka dunia kini mendirikan kantor-kantor cabang mereka, dan bahkan memindahkan kantor pusat mereka ke sana. Liberalisasi dalam pasar properti belakangan ini telah memungkinkan warga negara asing untuk membeli tanah dengan kepemilikan bebas yang menimbulkan ledakan dalam sektor konstruksi dan real estat, dengan sejumlah pembangunan terkemuka seperti 2 Palm Islands, the World (archipelago), Dubai Marina, Jumeirah Lake Towers, dan sejumlah proyek pembangunan lainnya, yang menawarkan vila dan apartemen tinggi serta ruang-ruang kantor. Emirates (bagian dari Emirates Group) dibentuk oleh Pemerintah Dubai pada 1980an dan saat ini menjadi salah satu dari beberapa perusahaan penerbangan yang menyaksikan pertumbuhan yang kuat. Emirates juga menjadi pengguna terbesar pesawat Airbus A380.
Sejak 2001, penghasilan pemerintah yang dianggarkan mencapai sekitar AED 29,7 miliar, dan pembelanjaan mencapai sekitar AED 22,9 miliar. Selain mencari cara-cara baru untuk mempertahankan ekonomi nasional, UEA juga telah mencapai kemajuan dalam memasang metode-metode penghasil listrik baru yang berkelanjutan. Ini terbukti oleh berbagai inisiatif energi surya di Kota Masdar dan oleh berbagai pembangunan energy terbarukan di beberapa wilayah negara .[27][28]
Selain itu, UEA juga mulai melihat munculnya usaha manufaktur local sebagai sumber baru pembangunan ekonomi, contoh-contoh dari sejumlah investasi terkemuka yang dipimpin oleh pemerintah seperti StrataDiarsipkan 2016-04-23 di Wayback Machine. di industry angkasa luar, di bawah Mubadala berhasil, sementara ada juga sejumlah perusahaan skala kecil yang berkembang, seperti Zarooq Motors dalam industri otomotif.[29]
Perdagangan luar negeri
Dalam perdagangan luar negeri, UEA adalah salah satu dari yang paling dinamis di seluruh dunia, menempati kedudukan di antara 16 eksportir terbesar dan dan 20 importir terbesar komoditas.[30] Kelima negara mitra utama UEA pada 2014 adalah Iran (3.0%), India (2.9%), Arab Saudi (1.5%), Oman (1.4%) dan Swiss (1.2%). Sementara kelima pemasok utama UEA adalah Tiongkok (7.4%), AS (6.4%), India (5.8%), Jerman (3.9%) dan Jepang (3.5%).
Di satu pihak, UEA pada 2013 berhasil mengekspor 17 miliar USD jasa yang pada 2013 didominasi oleh perjalanan (67.13%), transportasi (28.13%), jasa pemerintah (4.74%). Di pihak lain, UEA mengimpor 63.9 miliar USD jasa yang didominasi oleh transportasi (70.68%), perjalanan (27.70%) dan jasa pemerintah (1.62%).
Sumber Daya Manusia dan Lapangan kerja
Emiratisasi adalah inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah UEA untuk mempekerjakan lebih banyak warga UEA dengan cara yang berarti dan efisien di sektor publik dan swasta.[32][33] Sementara program ini telah dilaksanakan selama lebih dari satu decade dan hasilnya dapat terlihat di sektor publik, di sektor swasta praktiknya masih ketinggalan, dengan hanya 0.34% warga negara setempat yang bekerja di sektor ini.[34]
Namun pada December 2009 sebuah dampak positif dari keterlibatan warga UEA di lapangan kerja diidentifikasi dalam sebuah artikel suratkabar yang mengutip sebuah kajian yang belum diterbitkan.[35] Keuntungan ini terjadi karena dignakannya jaringan di dalam struktur kekuasaan yang berkembang.
Namun secara keseluruhan penerimaan di sektor swasta tetap rendah, meskipun investasi dalam pendidikan sangat besar, yang mencapai tingkat tertinggi dengan anggaran pendidikan yang mencapai 22.5% – atau $2.6 miliar – dari keseluruhan anggaran yang direncanakan untuk 2010.[36] Berbagai inisiatif pemerintah secara aketif mempromosikan Emiratisasi dengan melatih siapapun dari jebolan SMA hingga lulusan perguruan tinggi dengan berbagai kecakapan untuk lingkungan kerja di UEA yang pada dasarnya bersifat barat. Inisiatif ini mencakup Tawteen UAE,[37] ENDP[38] atau Dewan Tawteen Abu Dhabi.[39]
Ada sangat sedikit undang-undang anti diskriminasi dalam kaitannya denagn masalah perburuhan, dengan warga Emirat, dan warga negara Negara Teluk lainnya yang diberikan keutamaan dalam lowongan kerja.[40] Serikat kerja umumna dilarang dan para pekerja yang megnalami masalah perburuhan dianjurkan berhubungan dengan Kementerian Tenaga Kerja, ketimbang memprotes atau menolak bekerja. Para buruh migran sering mengeluh tentang keamanan tempat kerja yang buruk dan gaji yang didasarkan pada kebangsaan seseorang, meskipun hal ini pelan-pelan ditangani.[41]
Selai langsung mensponsori inisiatif-inisiatif pendidikan, Emirates Foundation for Philanthropy[42] juga mendanai inisiatif-inisiatif penelitian tentang Emiratisasi melalui grant-grant penelitian yang kompetitif, yang memungkinkan universitas-universitas seperti Universitas United Arab Emirates atau Sekolah Pemerintahan Dubai untuk mengembangkan dan menyebarkan kecakapan pada topik ini.
Karya akademik yang membahas berbagai aspek Emiratisasi mencakup Paul Dyer[12] dan Natasha Ridge dari Sekolah Pemerintahan Dubai, Ingo Forstenlechner[13] dari Universitas United Arab Emirates, Kasim Randaree dari Universitas Britania Dubai dan Paul Knoglinger dari FHWien.
Investasi
Kapitalisasi pasar saham dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di UEA dinilai $109.9 miliar pada Oktober 2012 oleh Bloomberg.[43]
Investasi luar
Lembaga-lembaga investasi dikembangkan oleh pemerintah untuk mempromosikan manajemen investasi yang dilakukan oleh UEA di luar negeri:
UEA menduduki posisi ke-24 dalam indeks Global Competitiveness Index (GCI). Laporan ini mengatakan bahwa tingkat kompetitif UEA didapat dari "infrastruktur ... berkualitas tinggi" dan "pasar barang yang sangat efisien." [45]