Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan untuk penjelasan ilmiah; bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
Saat mewabahnya virus Zika di sejumlah negara benua Amerika awal tahun 2016 hingga sekarang, penularan virus ini pada ibu hamil menyebabkan janin yang dikandungnya berpeluang terjangkit mikrosefalus, sebuah penyakit pengecilan otak.[5] Hingga Februari 2016, belum ada vaksin dan pengobatan tertentu yang mampu membasmi virus ini.[6]
Dokter yang merawat pasien akibat demam Zika hanya bisa menyembuhkan demam ini seperti gejala demam pada penyakit serupa demam berdarah.[7] Meskipun tidak ada penanganan khusus, parasetamol (asetaminofen) dapat membantu meredakan gejala.[8] Rawat inap di rumah sakit jarang diperlukan.[4] Pencegahan dapat dilakukan antara lain dengan mengurangi gigitan nyamuk di wilayah-wilayah yang terkena wabah penyakit ini.[8] Upaya-upaya ini termasuk penggunaaan penolak serangga, menutup sebagian besar tubuh dengan pakaian, kelambu, dan meniadakan genangan air karena merupakan tempat nyamuk berkembang-biak.[9] Belum ada vaksin yang efektif.[8] Pejabat kesehatan Brasil merekomendasikan pada 2015 agar para orang tua menunda kehamilan karena terjadinya wabah penyakit ini, dan wanita hamil disarankan untuk tidak bepergian ke wilayah-wilayah yang terjangkit.[8][10]
^Lisa Schnirring (30 Nov 2015). "Zika virus spreads to more countries". Center for Infectious Disease Research and Policy, U. of Minnesota Academic Health Center. Diakses tanggal 11 Dec 2015.